Ilmuwan dari NASA seperti Profesor Armstrong menjelaskan bahwa “memang besi (Fe) diturunkan dari langit”. Sains memberikan informasi kepada kita bahwa besi termasuk logam berat tidak dapat dihasilkan oleh bumi sendiri. Pada awal pembentukan Planet Bumi pernah di hujani asteroid yang kaya dengan unsur besi. Setiap benturan tersebut juga menimbulkan ledakan energi yang meningkatkan suhu Planet Bumi sampai 1.800 derajat Celsius.
Energi sistem tata surya kita tidak cukup untuk memproduksi elemen besi. Perkiraan paling baik, energi yang dibutuhkan adalah empat kali energi sistem matahari kita, dengan demikian besi hanya dapat dihasilkan oleh suatu bintang yang jauh lebih besar daripada matahari, dengan suhu ratusan juta derajat Celsius. Kemudian meledak dahsyat sebagai nova atau supernova, dan hasilnya menyebar di angkasa sebagai meteorit yang mengandung besi, melayang di angkasa sampai tertarik oleh gravitasi bumi, di awal terbentuknya bumi miliaran tahun yang lalu.
Lautan yang mencapai kedalaman 100 mil lebur dan meluas hingga menyelimuti Planet Bumi. Radioaktif di dalam planet ini semakin memanaskan suhu dalam interior bumi sehingga menjadi sebuah periok besi yang meleleh. Lelehan meteor besi itu kemudian mulai menyusut ke tengah karena ditarik gaya grafitasi bumi.
Lelehan besi tersebut mengalir sejauh ribuan kilometer dari permukaan mengikuti perjalanannya menuju inti bumi. Perjalanan tersebut membutuhkan waktu kurang lebih satu miliar tahun. Rentang waktu tersebut tergolong pendek dalam skala waktu geologi. Menurut Ir. Agus Haryo Sudarmojo (2008), itulah penyebab mengapa Planet Bumi mempunyai inti besi yang dikelilingi oleh lelehan lelehan batu gunung berapi hingga saat ini. Artinya besi yang kita kenal menjadi bagian hidup manusia ternyata bukan berasal dari planet Bumi.
Luar Biasa, besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas dalam Al Qur’an. Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti “besi”, kita diberitahu sebagai berikut:
“…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia ….” (Al Qur’an, 57:25)
Memang aneh, tampaknya, nama salah satu elemen kimia dalam tabel periodik, yaitu besi (Fe = ferrum) bisa menjadi salah satu judul surat dalam kitab suci Agama Islam. Akan tetapi hal inilah yang menjadi salah satu pesona yang tak terbantahkan dari Al-Qur’an. Sehingga pertanyaan bagi orang awam tentunya, karakter apa yang menarik pada surat ini? Lalu, mengapa besi dijadikan salah satu nama surat dalam Al-Qur’an? Bukankah emas, misalnya, adalah logam mulia yang lebih berharga?
Karakter pertama yang menarik perhatian adalah banyak penafsir menghindari terjemahan wa ansalnal-hadida dengan “Kami ciptakan besi”, padahal secara intrinksik seharusnya. “Kami turunkan besi”, sebagaimana terjemahan “Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan mizan (keadilan, keseimbangan, keselarasan, kesepadanan)”. Mengapa demikian? Karena dalam bayangan mufasir klasik, bagaimana caranya besi diturunkan dari langit? Apakah dijatuhkan begitu saja?
Karakter kedua, ketika menjelaskan besi “memberikan kekuatan yang hebat” barangkali kita membayangkan senjata pemusnah sekelas ICBM, Inter Continental Ballistic Missile (peluru kendali antar benua) atau senjata pemusnah massal seperti senjata kimia. Tetapi bukan hanya itu. Nikmat yang paling besar yang diberikan Allah kepada umat manusia adalah “desain bumi”. Bumi dan isinya dilindungi oleh Sabuk Van Allen yang membungkus bumi seolah-olah perisai berbentuk medan elektromagnetik berenergi tinggi. Perisai dengan “kekuatan hebat” ini tidak dimiliki oleh planet-planet lain
Sabuk radiasi yang membentuk energi tinggi, terdiri dari proton dan elektron, mengelilingi ribuan kilometer di alas bumi, diberi nama Sabuk Van Allen. Sabuk ini melindungi bumi dan isinya dari ledakan dahsyat energi matahari yang terjadi setiap 11 tahun sekali yang disebut “solar flares”. Ledakan dahsyat ini bila tidak ditahan di angkasa dapat meluluh-lantakkan semua kehidupan di bumi, dengan kekuatan setara 100 juta bom atom Hiroshima. Perlindungan juga didapatkan dari serangan badai kosmis yang membahayakan umat manusia. Bagaimana sabuk perisai ini terbentuk? Sabuk ini terbentuk dari inti bumi yang besar, yaitu terdiri dari besi dan nikel. Keduanya membentuk medan magnet yang besar, yang tidak dimiliki oleh planet lain, kecuali planet Merkurius, dengan radiasi yang lebih lemah.
Karakter ketiga berhubungan dengan elemen kimia dalam tabel periodik. Kita tidak mungkin menafsirkan Surat Besi tanpa “membedah” elemen kimia besi berikut karakterisistiknya, yang berhubungan dengan kata al- hadid. Tanpa mengenal sifat-sifat besi, pembaca tidak akan mengetahui “keindahan” Surat Besi ini, yang diletakkan pada nomor 57. Dalam Al-Qur’an di surah Al Hadid (besi) memiliki urutan surah ke 57, yakni nomor massa besi dalam tabel periodik unsur dan nilai numerik dalan kata arab dari kata ‘hadid’ sendiri memiliki nomor 26, yaitu nomor atom besi. Subhanallah….***
oleh : Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U
0 komentar:
Posting Komentar