Banyak ulasan tentang bahayanya babi bagi manusia, akan tetapi banyak pula yang tidak menghiraukannya. Padahal larangan Allah dalam Ayatnya sudah demikian jelas, ketika kita lihat dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 173:
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dalam surat tersebut telah tertera dengan jelas bahwa Allah benar-benar mengharamkan daging babi, bukan hanya babi hutan. Mengapa? Tentu larangan itu dilakukan untuk kemaslahatan umat manusia. Bukan semata-mata karena larangan yang begitu saja dilontarkan akan tetapi karena ada alasan yang jelas yang merupakan petunjuk hidup bagi manusia yang harus ditaati.
Alasan-alasan larangan Allah tentang pengharaman daging babi ini baru ditemukan 20 abad setelah turunnnya pernyataan Allah dalam Al-Qur'an. Diantara alasan yang diberikan yaitu:
- Kandungan antibodi dan hormon pertumbuhan pada babi sangat tinggi. Sehingga terkumpul pada otot dan membuat daging babi mengandung kolesterol dan lipid yang tinggi. Banyaknya kandungan ini sangat berbahaya apabila diabaikan oleh manusia. Karena akan mengkibatkan terjadinya obesitas akibat dari tingginya tingkat konsumsi daging babi. Penyebabnya adalah karena banyaknya hormone pertumbuhan yang diakibatkan diet sarat babi.
- Adanya cacing trichina. Cacing ini banyak terdapat dalam tubuh babi. Apabila manusia mengkonsumsi daging babi, maka cacing yang ikut masuk ke dalam tubuh manusia akan dengan cepat hinggap ke otot jantung dan menjadi ancaman bagi hidup manusia.
- Adanya asam lemak β-prem dari lemak babi yang mengakibatkan terikatnya semua nutrisi pangan yang akan atau sudah di konsumsi manusia. Karena ikatan kimia pada asam lemak β-prem ini dapat mengikat seluruh ikatan kimia pangan baik ketika dicampurkan pada bumbu sebagai penyedap masakan atau ketika manusia mengkonsumsi daging babi secara langsung. Ikatan kimia baru yang diakibatkan karena adanya asam lemak β-prem ini akan menjadi gumpalan pada bagian tubuh tertentu ketika dibawa oleh darah, atau yang biasa disebut sebagai cancer.
Ketiga contoh tersebut adalah sebagian kecil mengapa Allah melarang manusia mengonsumsi daging babi. Lalu apakah hubungan daging babi atau babi yang merupakan saudara dekat manusia? Serta bagaimanakah dengan pernyataan Darwin tentang manusia merupakan evolusi sempurna dari kera? Seperti apa pula kedekatan manusia dengan kera?
Permasalahan ini telah dijelaskan oleh Allah dalam suratnya:
Katakanlah: “Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?.” Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.(Al-Maidah : 60)
Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: “Jadilah kamu kera yang hina!”(Al-A'raaf : 166)
Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: “Jadilah kamu kera yang hina.”(Al-Baqarah : 65)
Mengapa Allah memberikan suatu pernyataan yang tegas dalam ayat-ayat tersebut? Sebenarnya pernyataan ini adalah suatu pernyataan yang tersirat, bahwa Allah mengubah manusia menjadi babi dan kera. Allah mengubah mereka dengan bentuk pembangkangan yang mereka lakukan dimasa kini. Seperti dari artikel yang didapatkan bahwa pada tahun 2015 cangkok paru-paru babi pada manusia bisa dilakukan. Dimana saat ini Ilmuan Melbourne's St Vincent's Hospital telah berhasil menghapus bagian dari DNA babi yang dinamakan Gal gene dan ditambahkan ke DNA manusia untuk mengontrol masalah pembekuan darah dan penolakan di tubuh manusia.
Ilmuwan berhasil menjaga fungsi paru-paru babi dengan darah manusia.
Hal ini dilakukan karena kedekatan DNA manusia dan DNA babi adalah 99% dengan variasi sequence yang sama. Namun yang menjadi permasalahan adalah ketika variasi sequence DNA sama maka akan mengakibatkan dampak besar bagi kesahatan manusia untuk selanjutnya. Jenis variasi yang umumnya terjadi dapat diidentifikasi dengan single-nukleotida polimorfisme (SNPs), yang terjadi kira-kira sekali setiap 100-300 basa. Peta SNP membantu para ilmuwan mengidentifikasi beberapa gen yang terkait dengan penyakit kompleks seperti kanker, diabetes, penyakit pembuluh darah, dan beberapa bentuk penyakit mental.
Demikian dari analisa yang dilakukan terhadap larangan Allah dan ketegasanNya untuk manusia terhadap babi. Al-Qur'an telah menyampaikan sebelum manusia mengetahui, dan manusia telah membuktikan tentang kebenaran pernyataan Allah. Maka hendaklah manusia tidak berlaku sesuka hatinya dan dapat lebih beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
0 komentar:
Posting Komentar