Paman Sam adalah sebuah nama yang tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Sebutan populer bagi Negara Amerika Serikat tersebut konon bermula dari kisah seorang Inspektur (Pemeriksa/Penge-chek) daging sapi –menurut beberapa referensi, termasuk juga daging babi- yang berasal dari Troy, sebuah wilayah di kota New York. Lelaki yang bertugas mensuplai berbarel-barel daging untuk tentara Amerika Serikat selama perang melawan Inggris pada tahun 1812 tersebut bernama Samuel Wilson (1766-1854). Saat itu dia menandai barel-barel (Semacam Tong) tersebut dengan inisial “U.S” untuk United States. Namun beberapa tentara sambil berkelakar ketika ditanya mengenai inisial “U.S” tersebut menjawab bahwa U.S adalah akronim dari Uncle Sam’s.
Singkat cerita, setelah kisah unik itu, sebuah Harian lokal mengangkatnya dalam tajuk utama berita mereka dan Paman Sam akhirnya memperoleh dukungan yang besar sebagai nama panggilan atau julukan untuk pemerintah federal Amerika Serikat.
Dan setelah berbagai proses panjang pembuatan gambar yang dimaksudkan sebagai ikon Paman Sam oleh beberapa kartunis politik seperti Thomas Nast (1840-1902) dan juga oleh artis James Montgomery Flagg (1877-1960), akhirnya pada bulan September 1961 Kongres Amerika Serikat memperkenalkan Samuel Wilson sebagai “Leluhur atau Nenek Moyang Simbol Nasional Amerika” dengan nama Paman Sam sebagai sebutan untuk bangsa Amerika.
Sebuah Telaah Kritis
Menurut Muhammad Isa Dawud, seorang wartawan dan penulis produktif asal Mesir dalam sebuah bukunya yang fenomenal yang berjudul Dajjal Akan Muncul Dari Segitiga Bermuda, nama Paman Sam sebenarnya memiliki sejarah panjang yang dimulai dari masa kenabian Musa AS. Sam -menurut penulis buku laris Dialog Dengan Jin Muslim tersebut- dinisbatkan kepada sebuah negeri kecil yang bernama Samirah yang terletak di Palestina yang kelak akan menjadi negara besar pada masa Dawud dan bahkan menjadi ibu kota kerajaan Bani Israil warisan Sulaiman A.S. Hal ini berdasarkan sisi masa kelahiran Nabi Musa A.S yang kira-kira satu abad sebelumnya (Hal : 29-30). Sebuah negeri dimana seorang lelaki paling berbahaya yang tiada seorang Rasul dan Nabi pun yang pernah diutus ke bumi yang tidak memperingatkan umatnya akan bahaya fitnah dan kerusakan yang akan ditimbulkan olehnya menjelang hari akhir (akhir zaman) kelak. Lelaki tersebut adalah Al Masikh Ad Dajjal. Dan penisbatan kata “Sam” tersebut dijelaskan lebih lanjut ketika Dajjal memulai pengembaraannya ke negeri-negeri di daerah Amerika Latin yang berselang jauh sekitar 7 abad sebelum Columbus menjamah benua tersebut.
Singkat kisah, dan ketika Dajjal bertemu Iblis di wilayah selatan benua Amerika tepatnya di sekitaran Bermuda yang diklaim sebagai kerajaan Iblis yang bertahta di atas lautan (air) dan berbincang banyak dengannya, akhirnya disepakatilah sebuah kerjasama yang tertuang dalam sebuah pidato panjang Iblis yang berbunyi : ”Dengan namaku, akulah Tuhan yang agung bagimu dan seluruh dunia ini. Dengan nama sahabat dan pendampingku serta saudara kembarku, anak Samirah, aku senang memanjakannya dengan membuang huruf namanya, yang tidak seperti orang-orang Arab membuang huruf nama itu dengan membuang huruf akhirnya. Kami raja, membuang dua huruf namanya sehingga sahabatku itu menjadi ‘Sam’ atau ‘Paman Sam’ bagi seluruh manusia. Ia adalah saudara dan bayanganku bagi mereka. Oleh karena itu, Paman Sam adalah paman kalian dan paman tiap orang yang beriman kepada kami…” (Hal : 104). Penjelasan gamblang dalam buku tersebut yang dinilai tidak sedikit kalangan sebagai sesuatu yang kontroversial (untuk tidak menyebut mengada-ada) karena menggunakan sumber referensi yang kebanyakan berasal dari manuskrip-manuskrip kuno (disamping menggunakan Al Qur’an dan Hadis tentunya) yang sungguh tidak mudah dijadikan sebagai rujukan yang Shahih oleh beberapa kalangan. Namun nampaknya penjelasan dari penulis yang memiliki latar belakang sastra dari Fakultas Bahasa-bahasa dan Studi Timur Cairo University dengan gelar Lc yang juga pernah mengepalai bagian referensi dan koreksi sekaligus sebagai wakil Pemred untuk rubrik pemikiran dan kebudayaan Islam di surat kabar Saudi An-Nadwah ini juga sedikit banyak menguraikan simpul sejarah yang berkaitan erat dengan awal mula berdirinya negara Amerika Serikat.
Karena nampaknya tidak banyak yang tahu bahwa sebagian besar para Founding Father penandatangan ‘Declaration Of Independence’ negara adidaya tersebut adalah para anggota Freemasonry, sebuah kelompok bawah tanah dari daratan Eropa yang kesejarahannya dapat dirunut dari perang salib berabad-abad yang lampau di Jerussalem. Kelompok ini awalnya adalah para anggota Kesatria Yahudi (Knight Of Templar) yang berkoalisi dengan pasukan besar Salibis Eropa yang berperang melawan para Mujahidin di Jerussalem pada tahun 1099. Dan setelah pasukan Islam di bawah Sholahuddin Al Ayyubi berhasil merebut kembali Jerussalem, kelompok yang sebelumnya tinggal di kota suci 3 iman dengan berbagai keistimewaan yang diperoleh karena jasa-jasa mereka pada perang Salib terdahulu tersebut terusir dan kembali ke daratan Eropa, terutama di wilayah selatan Prancis. Namun karena kecemburuan raja Prancis kala itu (King Philip le Bel) atas kemajuan kelompok ini, maka dibuatlah makar untuk membasmi mereka dengan cara ditangkap, disiksa dan dibakar hidup-hidup di lapangan kerajaan seperti yang dialami juga oleh pemimpin tertinggi (Grand Master) kelompok ini, Jacques de Molay. Sebagian musnah dan sebagian lagi menyusup ke gilda-gilda pekerja batu dan membentuk serikat persaudaraan bernama Freemasonry yang kelak melahirkan para generasi cerdas semacam Adam Weishaupt, James Abram Garfield, bahkan para presiden awal Amerika Serikat juga adalah anggota kelompok rahasia ini seperti George Washington (dilantik pada 4 November 1752), T. Rosevelt (dilantik 24 April 1901), Harry S. Truman (dilantik 9 Februari 1909).
sebuah rahasia besar tentang siapa para penyusun pondasi negara itu. Patung Liberty yang merupakan ikon kota New York adalah hasil karya Auguste Bartholdi yang juga anggota Freemasonry tingkat ke-33. Monumen Washington yang berjuluk “The Great Satan” terdiri atas 555 kaki tingginya yang menurut huruf Yahudi berarti : 5+5+5 = 15 yang dalam susunan alphabet menunjukkan huruf ke-10, yaitu Y (Yahweh, Jehovah) dan huruf ke-5 untuk jah yang melambangkan proklamasi kehadiran “Dunia Baru”. Bahkan dalam sebuah halaman mengenai arsitektur Gedung Capitol (Gedung parlemen AS) yang berjudul “The Corner Stone [of The Capitol] was laid by President Washington in the Building’s southeast corner on September 18, 1793, with Masonic ceremonies”, menyebutkan bahwa sebongkah batu Masonik sengaja ditanam di Washington DC. Di depan gedung Capitol dalam sebuah ritual Masonik yang dimaksudkan sebagai penghargaan atas jerih payah para Mason dulu yang telah membangun organisasi rahasia itu selama 200 tahun. Dan yang lebih banyak dapat menguak siapa moyang AS sebenarnya adalah ketika kita membaca pesan mereka lewat mata uang Dollar (tepatnya ONE Dollar) yang saat ini masih kuat mencengkram perekonomian dunia. Perlu diketahui bahwa panitia yang membidani lahirnya desain uang ONE Dollar tersebut adalah para anggota Freemason seperti Benjamin Franklin, Thomas Jefferson, John Adam, dan Pierre du Simitiere yang semuanya adalah anggota Iluminasi-Freemason tingkat ke-33. Bahkan Jefferson adalah pengikut agama mistik Desime yang menjadi pelopor lahirnya pemikiran Unitarian-Universalist.
Dan sebagai penghormatan untuk Adam Weishaupt serta bukunya Novus Ordo Seclorum (Tata / Satu Dunia Baru) yang berisi berbagai konsep, doktrin dan teori tentang pemerintahan global yang banyak menjiwai pemikiran mereka, maka disepakati penggunaan simbol-simbol Illuminati dengan mencantumkan judul buku Weishaupt tersebut sebagai motto uang dollar Amerika. Sedangkan tanggal perampungan buku tersebut, 1 Mei 1776 dijadikan sebagai hari perayaan komunis di seluruh dunia.
Berbagai simbol Freemasonry (Yahudi) lain yang bertebaran di mata uang tersebut antara lain gambar Piramida Mesir yang melambangkan paham Fir’aunisme yang diktator dan memproklamirkan dirinya sebagai tuhan. Piramida yang juga dianggap sebagai penggambaran Menara Babil ini juga menunjukkan sebuah Hirarki kekuasaan yang pada puncak Piramidanya dipasang sebuah lambang mata yang merupakan mata Lucifer (Raja Iblis) yang menguasai atau mengawasi seluruh penjuru dunia yang menurut Jenderal William J. Car juga mengisyaratkan sebuah simbol kegiatan Spionase seperti Gestapo yang didirikan oleh Weishaupt di bawah lambang persaudaraan dengan tujuan menjaga rahsia organisasi dan memaksa manusia tunduk kepada undang-undang organisasi melalui penindasan (Dan kini muncul juga CIA dan Mossad). Kata-kata Annuit Coeptis yang berarti limpahan karunia yang bermakna ” Sesungguhnya kepentingan kita sarat dengan pelbagai keberhasilan” atau juga ” Kejayaan Milik Kita” ternyata juga dapat ditemukan dalam bahasa Prancis Le grand Coptis yang berarti orang Qibthi terbesar. Dan Al Qibthi sendiri berarti orang Mesir dan bukan orang Kristen. Jadi arti kata Great Seal yang bermakna Segel Terbesar Milik Raja Istimewa dapat diartikan sebagai penutup (segel) dinasti Fir’aunistik di Mesir yang disandang oleh Dajjal yang mengaku sebagai dukun terbesar dari (keturunan ) Mesir. Dengan kata lain Dajjal akan melanjutkan sistem pemerintahan dunia (meski dari balik layar) dengan menganut ideologi fir’aunisme.
Ada juga kata In God we trust yang berarti hanya percaya pada tuhan yang satu yaitu setan Lucifer dan Jehovah yang kemudian disambung dengan kata “ONE” di bawahnya yang berarti Ordo Novus Seclorum : pemerintahan imperialis baru. Ada pula lambang burung Phoenix yang dalam Mitologi Mesir kuno melambangkan simbol keabadian maupun kebebasan. Jumlah huruf pada Annuit Coeptis adalah 13 sama seperti jumlah pada kata “E. Pluribus Unum”. Dan ada yang lebih unik lagi, jumlah bintang yang membentuk lambang Bintang David (Lambang Yahudi) di atas burung adalah 13, jumlah ini sama dengan masing-masing jumlah sayap burung Phoenix, jumlah panah yang digenggam di sisi kiri dan jumlah daun di sisi kanan, serta jumlah garis bendera yang menjadi tameng dalam lambang burung tersebut. Bahkan Piramida Mesir yang ada pada uang dollar tersebut tersusun oleh 13 baris tumpukan batu bata yang berjumlah 72 bata. Angka 13 sendiri melambangkan kekuasaan 4 penjuru mata angin dan beberapa arti lain yang lebih dalam.
Dalam Al Qur’an disebutkan bahwa putera-putera Nabi Ya’akub berjumlah 12. Mereka disebut juga Asbat, suku Nabi Ishaq dan Nabi Ibrahim. Asbat adalah cabang keturunan Bani Israel Yahudi sebagaimana halnya kabilah-kabilah Arab adalah keturunan Nabi Ismail Dan hal ini telah dijelaskan dalam QS. al-A’raf :160 yang berbunyi, ” Dan mereka Kami bagi menjadi 12 suku yang masing-masing berjumlah besar ….. “.
Lantas apa arti angka 13 tersebut ?. Menurut Arts Kistler ( w. 983 ) , seorang sarjana yang tiada tandingannya di kalangan Yahudi mengatakan bahwa Yahudi Khazar inilah kabilah ke 13. Kistler dalam bukunya ‘ The Thirteenth Tribe ‘ berkata : ” Mayoritas kaum Yahudi sekarang ini bukan berasal dari 12 kabilah keturunan Nabi Yaakub sebagaimana kisah tentang mereka dalam Al-Quran dan Taurat. Bahkan mereka itu telah menyimpang dari kabilah Khazar, kabilah ke 13. Keturunan mereka ini bertebaran di seluruh negara Eropa Timur khususnya Polandia, Hungaria dan Rusia. Artinya mereka bukan berasal dari Palestine tetapi dari Kaukas dan Asia Tengah. Dan perhatikan pengakuan dari Prof. Abraham Bolyake, Yahudi keturunan Russia yang mengatakan bahwa Yahudi yang ada sekarang ini datang dari Khazar, suku ke 13. Bahkan beliau dengan terang-terangnya menyerang pendapat yang mengatakan bahwa orang-orang Yahudi sekarang adalah perlarian dari kabilah yang konsisten pada Taurat ( Al-Qabilah At-Tauratiyyah ). Entah misteri apa lagi dari angka 13 ini hingga begitu lekatnya “The Lucky Nuumber” yang merupakan asal usul yahudi ini bagi Amerika. Toh ketika Amerika masih menjadi jajahan Inggris juga dibagi menjadi 13 koloni.
Dan jika diperhatikan pada bagian paling bawah dari piramida (baris bata pertama) tertera angka MDCCLXXVI yang menunjukkan angka 1776 yang sekilas nampak biasa saja karena merupakan tahun kemerdekaan negeri Paman Sam sendiri. Namun sadarkah anda bahwa angka tersebut juga merupakan tahun diumumkannya secara resmi pembentukan organisasi Illuminati. Dan menurut Rizky Ridyasmara (2006) -seorang peneliti Zionisme- terkadang huruf depan M tidak disertakan alias hanya sekedar penghias. Sehingga hanya tersisa angka mDCcLXxVI yang menunjukkan angka “The Beast 666” yang dalam istilah gereja disebut sebagai The Evil Trinity alias angka setan yang anti Tuhan.
Melihat fakta-fakta tersebut, nampaknya menarik jika kita membaca pernyataan dari seorang pakar teologi protestan Amerika, Batt Robertson yang mengatakan bahwa lambang yang ada dalam lembaran mata uang dollar tersebut tidak ada kaitannya sama sekali dengan kemerdakaan Amerika. Dan menurutnya yang merancang (mendesain) lambang atau cap tersebut pada uang kertas dollar adalah seorang anggota kongres yang juga seorang freemason-iluminati tulen yang bernama Charles Thompson. Sedangkan arti dari kata-kata pada bagian dalam cap yang menggunakan bahasa latin tersebut adalah Tata Dunia Baru atau peraturan baru bagi bangsa-bangsa di dunia.
Paman Sam Hari Ini
Jika kita melihat tingkah polah negeri Paman Sam hari ini terutama kebijakan luar negerinya, pasti kita sudah mafhum bahwa mereka adalah sebuah contoh “Imperium” adidaya yang munafik. Negara yang selalu berkoar sebagai pelopor dan pemelihara demokrasi ini nyatanya kini tak lebih dari sebuah negara koboisme yang jika ada sebuah negara yang dinilai dapat mengusik kepentingan mereka maka perang (baik secara Militer maupun Embargo Ekonomi) adalah jawabannya. Banyak contoh kasus kejahatan perang internasional yang melibatkan Paman Sam baik secara langsung maupun tidak. Invasi Irak dengan dalih bualan adanya senjata pemusnah massal yang oleh para pakar dinilai tak lebih dari upaya Paman Sam menguasai sumber minyak negara 1001 malam tersebut. Dan dengan dalih War Against Terrorisme, betapa banyak negeri Muslim yang terkena imbasnya, setelah Afghanistan, kini telunjuk mereka mengarah kepada Iran dan Suriah yang dicap sebagai negeri Poros Setan bersama Korea Utara dan negeri-negeri Amerika Latin yang didominasi aliran Sosialis seperti Bolivia, Venezuela dan Kuba.
Dan contoh kasus paling “abadi” adalah masalah Palestina yang tak kunjung reda. Paman Sam yang konon negara pelopor demokrasi nyatanya tak mampu menunjukkan sikap legowonya ketika HAMAS memenangkan pemilu Palestina secara demokratis dengan cara tidak mengakuinya bahkan mengancam mencabut bantuan ekonominya. Dan ketika terjadi perang 22 hari antara Israel-Palestina (HAMAS) beberapa saat lalu, ketika mulut masyarakat dunia serempak mengutuk kebiadaban Israel, AS justru membela dan melindungi negeri Zionis Yahudi tersebut melalui Hak Vetonya di PBB.
Nampaknya Paman Sam memang tak akan bisa lepas dari cengkraman kepentingan Yahudi (Israel) karena begitu kuatnya pengaruh lobi Yahudi ini di dalam gedung putih dan parlemen AS yang salah satunya diperankan oleh AIPAC (American-Israel Public Affairs Committee) yang sungguh sangat berpengaruh dalam kebijakan luar negeri AS dan bahkan dalam ajang pemilihan presiden-presiden AS. Karena sudah dapat dipastikan bagi siapapun calon yang didukung penuh oleh Lobi Yahudi, maka dialah yang akan duduk di kursi gedung putih. Dan “upah” dari itu semua adalah Israel harus menjadi prioritas utama Amerika . So, siapakah Paman Sam sebenarnya ???
Wallahu A’lam.
Diseduh Oleh : Musyaf Senyapena (senyapena@gmail.com dan Twitter di @musyafucino)
0 komentar:
Posting Komentar