Saat menyebutkan hyena (dubuk), kita akan membayangkan hewan aneh mirip anjing yang hidup di beberapa bagian Afrika dan Asia.
Hewan ini terkenal dengan jeritannya yang seperti suara orang tertawa. Suara tawa ini bisa terdengar hingga jarak 5 km.
Meskipun berukuran kecil, hyena adalah spesies hewan karnivora dominan di Afrika. Hyena bisa berdiri dengan dua kaki belakangnya mirip beruang.
1. Spesies
Ada empat jenis spesies hyena yaitu hyena tutul (Crocuta crocuta), hyena coklat (Hyaena brunnea), hyena loreng (Hyaena hyaena), dan aardwolf (Proteles cristatus).
Diantara keempat spesies tersebut hyena tutul merupakan yang terbesar dengan berat mencapai 95 kg.
Setelah hyena tutul, ukuran terbesar berikutnya adalah hyena coklat dan hyena loreng. Yang terkecil adalah aardwolf dengan makanan utamanya berupa serangga.
2. Habitat
Hyena memilih untuk hidup di sabana, padang rumput, hutan, dan sub gurun.
Hyena membuat sarang di tempat yang tinggi yang saling terhubung dengan terowongan bawah tanah.
Sistem sarang yang seperti ini akan membantu melindungi diri dari penyusup.
3. Makanan
Hyena dianggap sebagai pemulung (memakan makanan sisa) dan karnivora. Fleksibilitas dalam pilihan makanan meningkatkan kemungkinan kelangsungan hidup binatang ini.
Hyena lebih memilih makanan berupa hewan yang telah dibunuh oleh karnivora lainnya sehingga binatang ini sering dianggap sebagai pemulung.
Pada saat terjadi kelangkaan makanan sisa, mereka akan berburu mangsanya sendiri, seperti wildebeest, monyet, dan burung.
4. Perilaku
Hyena adalah mamalia yang aktif di malam hari (nokturnal) dan memilih hidup berkelompok sehingga memudahkan dalam berburu dan melindungi diri.
Dalam kasus hyena tutul, anggota kelompok bisa mencapai sekitar 80 ekor. Mereka menandai wilayah mereka dan akan mengusir setiap penyusup.
Berbeda dengan hewan lain yang hidup dalam kelompok, hyena sering berkelahi di antara mereka sendiri.
5. Dimorfisme Seksual
Pada hyena tutul, jantan memiliki berat sekitar 45 – 60 kg, sedangkan betina memiliki berat sekitar 55 – 75 kg.
Menariknya, hyena betina dominan atas yang jantan. Hyena betina mencapai kematangan seksual setelah berusia 2 – 3 tahun.
Uniknya, hyena betina memiliki level hormon testosteron lebih tinggi dibanding yang jantan sehingga menjadikan sang betina lebih dominan.
6. Reproduksi
Sebuah fakta aneh tentang hyena adalah para betina menghindari kawin dengan jantan dari kelompok yang sama.
Hyena betina selalu kawin dengan jantan dari kelompok lain. Setelah hamil selama sekitar 3 bulan, betina akan melahirkan anaknya.
Hyena betina bisa melahirkan 2 – 4 anak. Meskipun anak hyena bisa makan daging saat berusia 5 bulan, mereka tetap menyusu hingga berusia 1 – 1 ½ tahun.
7. Umur
Rata-rata, hyena tutul bisa hidup selama 20 – 25 tahun di alam liar. Namun dalam penangkaran, umurnya bisa mencapai 40 tahun.
Di sisi lain, hyena loreng bertahan hidup selama kurang lebih 12 tahun di alam liar.
Dalam penangkaran, umur hyena (dubuk) bisa meningkat karena tidak adanya ancaman predator serta mendapatkan makanan seimbang.
0 komentar:
Posting Komentar