Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U.
Peminat Sains Qur’an/Dosen Pasca Sarjana Magister Teknik Sipil UIR
Lihatlah negeri kita. Gunung-gunung berbaris terhampar sepanjang pulau-pulau, dari Sabang sampai Meuroke. Boleh dikatakan: “Dari Sabang sampai Meuroke, berjajar gunung-gunung”. Saya pun teringat satu bait lagu dari ranah Minang: “Kampuang Nan jauah di Mato, Gunung sansai bakuliliang...” Ternyata di Planet Bumi yang kita cintai terdapat lebih kurang 1.522 gunung api, sedangkan yang berstatus aktif berjumlah sekitar 620 gunung berapi. Dari jumlah tersebut, 144 gunung berada di kepulauan Indonesia, dan yang aktif berjumlah sekitar 67 gunung berapi. Dapatkah Anda bayangkan jika gunung-gunung api tersebut meletus bersamaan?
Mengapa Alqur’an menginformasikan: “Dipancangkan Gunung supaya Bumi tidak mengoncangkan kamu”, padahal justru ditempat yang banyak terdapat gunung dan gunung berapi disitulah paling sering terjadi gempa bumi. Kali ini kembali kita kutip surah ke-16 (An Nahl), ayat 15 Al-Qur’an, dari Tafsir Rahmat oleh H. Oemar Bakri, halaman 513 yang bunyinya:
Dan Dia memancangkan gunung-gunung di bumi agar bumi itu tidak goncang (membahayakanmu. Dan Dia jadikan sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk (mencari rezekimu). QS,16:15
Pasak adalah seperti paku tetapi terbuat dari kayu (sumber: Kamus Besar Bahasa Indonesia – Balai Pustaka). Pasak umumnya ditancapkan dalam-dalam ke tanah. Maksud ayat tersebut bahwa gunung dijadikan Allah SWT sebagai pasak, berarti ada bagian gunung yang berfungsi sebagai pasak yang menancap dalam-dalam ke dalam tanah.
Penegasan Al Qu’ran ini sangat ajaib mengingat untuk memastikan adanya bagian gunung yang berfungsi sebagai pasak dibutuhkan dua hal yaitu kemampuan membedakan antara materi pembentuk gunung dengan materi penyusun tanah, sehingga dapat dibedakan mana yang tanah dan mana bagian dari gunung yang tertancap ke dalam tanah, serta harus dilakukan pendeteksian ke kedalaman bumi sampai kedalaman tertentu. Kedua hal ini sulit dilakukan mengingat kemampuan peralatan eksplorasi di masa kehidupan Muhammad Saw tidak memungkinkan untuk melakukan penelitian tersebut.
Tetapi sekarang telah diakui oleh para ahli geologi bahwa ternyata gunung memiliki akar (mountain root) seperti jangkar yang menusuk masuk ke dalam bumi. Akar gunung ini (mountain root) memiliki fungsi untuk memberikan stabilitas dan keseimbangan kepada bumi ketika terjadi guncangan akibat pergerakan lempengan tektonik, sehingga bumi tidak sedemikian mudah untuk porak-poranda.
Menurut Ir. Agus Haryo Sudarmono (dalam bukunya Menyibak Rahasia Sains Bumi dalamj Al-Qur’an, halaman:183-192) ), gunung api atau bukit disebut oleh Allah SWT: “Jabalun/Jibalun” dalam bahasa arab bermakna gunung berapi, disebut oleh Sang pencipta sebanyak 26 kali sebagai kata yang bermakna “benda”. Dalam beberapa ayat gunung berapi disebut juga dalam bahasa arab “rawasiya” sebagai kata yang bermakna “sifat” (fungsinya seperti rem atau jangkar kapal laut), disebut 9 kali (QS: 13;03, 15;19, 16;15, 21;31, 27;61, 31;10, 41;10, 50;07, 77;27) dalam Al-Our’an.
Penyebutan kata gunung yang demikian banyaknya dalam Al-Qur’an tentu mengandung makna yang penting. Gunung memiliki fungsi yang sangat menentukan kelangsungan kehidupan Planet Bumi. Senadainya gunung-gunung tidak diciptakan, kita ragu apakah Planet Bumi akan stabil atau bertahan di usianya yang renta, yaitu 4,56 miliar tahun.
Sejak kurang lebih 3,5 miliar tahun lalu ketika Planet Bumi mulai mendingin, ia berusaha mengeluarkan gas demi menjaga tekanan dan temperatur. Bila tidak dikeluarkan secepatnya, planet ini akan meledak dengan dahsyat akibat adanya tekanan gas yang terus menerus dan dalam jumlah besar di tubuhnya.
Tugas utama gunung adalah sebagai pasak agar bumi tidak berguncang akibat tekanan gas-gas yang terbentuk di dalamnya semakin bertambah. Marilah kita kutip lagi surah Lukman, surah ke-31, ayat 10 Al-Qur’an, dari Tafsir Rahmat oleh H. Oemar Bakri, halaman 801 yang bunyinya:
Dia menciptakan ruang angkasa tanpa tiang yang kamu lihat. Dan dipancangkan-Nya di bumi itu gunung-gunung menjadi pasaknya agar kamu tidak bergoncang. Dan dikembang-biakkan-Nya segala jenis binatang. Dan diturunkan-Nya air hujan dari langit, lantas ditumbuhkan-Nya setiap jenis tumbuh-tumbuhan yang baik … QS,31:10
Kitab suci Alquran yang diturunkan 15 abad lalu di Semenanjung Arab ternyata telah membicarakan mengenai gunung api dengan sangat tepat sesuai dengan ilmu geologi dan vulkanologi abad 20. Menurut Al-Qur’an, Allah SWT menciptakan gunung adalah sebagai pasak bumi agar bumi tidak goncang (Surat An Naba’: 7). Sebab jika tidak ada gunung, maka bumi akan mengalami goncangan terus-menerus sehingga manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan di atasnya pasti tidak akan dapat bertahan hidup.
Perkataan ”pasak” dalam Al-Our’an sebenarnya memiliki dua bagian, yakni menurut bentuknya dan fungsinya. Jika menurut bentuk, sebuah pasak lebih banyak bagiannya berada dalam tanah daripada bagian di luar tanah. Jika menurut fungsi, sebuah pasak berfungsi membuat agar barang yang ditancapi tidak bergerak-gerak; tidak bergoyang-goyang atau tetap pada tempatnya semula.
Demikian pula menurut ilmu geologi modern. Ternyata bagian sebuah gunung yang terlihat di luar hanya sebagian kecil saja yakni 1/3, sedangkan bagian yang tertanam di dalam bumi mencapai 2/3 bagian. Jadi sesungguhnya semua gunung yang kita lihat di dunia ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan bagian gunung yang tertanam di dalam bumi.
Jadi sesungguhnya fenomena gunung es di Kutub Utara juga berlaku untuk gunung di daratan. Sesungguhnya seluruh pulau dan benua di dunia ini dalam keadaan ”mengambang” di atas cairan kental Basalt, yang berada puluhan kilometer di bawah kulit permukaan bumi. Jadi sebenarnya manusia di bumi hidup di atas cairan sangat kental yang dinamakan Basalt.
Karena setiap gunung memiliki ”akar tunjang” yang masuk ke dalam kulit bumi, maka sesungguhnya akar tunjang gunung yang terpendam di dalam lapisan Basalt itu telah menahan lapisan benua atau kulit bumi dari berbagai gerakan atau goncangan dahsyat yang akan terjadi karena pengaruh tekanan dari dalam (endogen) atau tekanan dari luar (eksogen).
Terjadi keseimbangan tekanan pada kulit bumi. Jadi karena beratnya, dapat diumpamakan sebuah gunung bagaikan jangkar berat yang dilabuh kan ke dalam lapisan Basalt tempat 7 benua di bumi termasuk Kutub Utara dan Selatan terapung di atasnya sehingga tidak dapat bergerak lagi.
Jadi sesungguhnya keberadaan sebuah gunung api lebih banyak manfaatnya daripada madharat-nya. Memang madharat-nya juga ada. Jika meletus, akan menimbulkan korban jiwa. Namun manfaatnya jauh lebih besar. Selain menjadi pasak bumi juga membuat daerah di sekitarnya subur, sebagai penyedia air bersih bagi manusia, dengan hutan yang menjaga ekosistem lingkungan.
Tidak dapat kita bayangkan jika pada Hari Kiamat nanti seluruh gunung api di dunia (termasuk di dalam lautan) meletus secara bersamaan; bagaimana kondisi umat manusia di bumi pada saat itu?
Bagaimana hal tersebut dapat ditegaskan terlebih dahulu oleh Al Quran ? Ini sungguh ajaib dan hanya dapat terjadi karena semua penegasan tersebut berasal dari yang menciptakan bumi itu sendiri yaitu Allah, itu sebabnya segala penegasan dari-Nya (melalui Al Quran) sudah pasti mengandung kebenaran !
0 komentar:
Posting Komentar