Firman Allah SWT :
“Dan bacakanlah (Muhammad) kepada mereka, berita orang yang telah Kami berikan ayat-ayat Kami kepadanya, kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk golongan orang-orang sesat. Dan sekiranya Kami menghendaki niscaya Kami tinggikan (derjat)nya dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya (yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya dia akan menjulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia tetap menjulurkan lidahnya. Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berfikir. Sangat buruk perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan mereka itu telah berbuat zhalim kepada dirinya sendiri.” (Q.S. Al-A’raaf: 175-177)
Dalam ayat diatas terdapat beberapa kandungan ayat yang menarik untuk kita perhatikan secara seksama, yaitu :
1. Sebuah pemandangan yang menggambarkan seorang manusia yang telah di berikan ayat-ayat oleh Allah SWT, dengan nilai kebenaran yang sangat mutlak dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Namun pada akhirnya dia mengingkari dan melepaskan diri dari ayat-ayat Allah SWT dengan cara mendustakan ayat-ayat tersebut. Sebenarnya ayat-ayat Allah SWT tersebut bagi dirinya laksana kulit yang membungkus dagingnya sendiri. Jadi dengan usaha yang dilakukannya saat melepaskan diri dari ayat-ayat Allah SWT tersebut, sama seperti orang bodoh yang berusaha melepaskan kulit yang membungkus dagingnya dari dagingnya tersebut. Terlihat betapa bodohnya dia dalam menyiksa dirinya sendiri.
2. Dampak negatif bagi manusia apabila menyimpang dari ayat-ayat Allah SWT :
• Setan akan selalu mengikutinya kemanapun ia pergi, dimanapun ia berada dan dia akan menjadi teman setan.
• Dia termasuk ke dalam golongan orang-orang sesat.
• Cenderung kepada kehidupan keduniawian (hedonisme)
• Dia akan menjalani kehidupan di dunia yang tidak kekal ini, hanya dengan memperturutkan hawa nafsunya saja.
• Dia telah menzhalimi diri sendiri dan bertindak sangat bodoh.
• Dia laksana seperti anjing yang sangat hina dan najis.
3. Kajian ilmiah sebagai pembuktian tingkat keilmiahan ayat-ayat dalam Al Qur’an, tentang perilaku anjing yang menjulurkan lidah:
Sebuah fakta ilmiah yang menarik dari isi surat Al-A’raaf ayat 176 diatas, adalah tentang pembuktian ayat dalam Al Qur’an yang mengulas sifat kebiasaan anjing yang selalu menjulurkan lidah. Setelah empat belas abad sejak Al Qur’an diturunkan, ilmu pengetahuan modern (biologi dan kedokteran hewan) telah berhasil membuktikan, bahwa anjing tidak memiliki kelenjar keringat, kecuali dalam jumlah yang sedikit yang berada di telapak kakinya. Fungsi kelenjar keringat bagi makhluk hidup adalah untuk mengatur, menurunkan dan menjaga kestabilan suhu tubuhnya. Bagi anjing jumlah kelenjar keringat untuk mengatur suhu tubuhnya tidak mencukupi, karena sangat sedikit.
Kekurangan jumlah kelenjar keringat inilah, yang membuat anjing selalu berusaha menjulurkan lidahnya untuk menurunkan temperatur tubuhnya. Karena pada saat itu lidah dan rongga mulut dapat melakukan kontak langsung dengan udara, sehingga air menguap dari rongga mulut dan pharynx-nya, maka dari lidahnya tersebut akan keluar air liur. (Pharynx adalah tenggorokan atau kerongkongan. Istilah ini terutama dipakai dalam ilmu kedokteran dan biologi). Dapat diperhatikan, bahwa anjing memiliki kebiasaan menjulurkan lidah dalam keadaan letih atau tidak. Apabila kita memperhatikan anjing setelah berlari-lari, akan terlihat bahwa anjing semakin kerap menjulurkan lidahnya dan semakin banyak pula air liur yang keluar dari lidahnya.
Sumber Literatur :
1) Kamil Abushshamad, Muhammad. 2004. Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Qur’an. Jakarta : Penerbit Akbar Media Eka Sarana
2) Tarsyah, Adnan. 2001. Yang di Cinta dan di Benci Allah. Jakarta : Pustaka Azzam.
3) Quthb, Sayyid. 2000. Tafsir Fi-Zhilalil Qur’an, Jilid ke-5. Jakarta : Gema Insani Press.
0 komentar:
Posting Komentar