Latest News
Jumat, 20 Maret 2015

Radar Pengintai Sulaiman


Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U.

Peminat Sains Qur’an/Dosen Pasca Sarjana Magister Teknik Sipil UIR

                Sebelum kita melihat ulasan tentang Radar Pengintai dari Nabi Sulaiman, terlebih dahulu kita lihat fenomena yang ada disekitar kita. Pernahkah Anda melihat orang mengadakan perlombaan Burung Merpati? Dalam perlombaan Merpati, bisanya Merpati jatan dilepaskan, terbang tinggi dan jauh, sampai kelihatan berupa sati titik saja. Tetapi dalam waktu sekejap Merpati jantan itu akan kembali, apabila kita memanggilnya dengan mngeluarkan Merpati Betina. Apa yang dimiliki Merpati-merpati itu? Apakah mereka memiliki “Radar”?

            Kali ini, kita kembali mengutip surah ke-9 Al-Qur’an, yang tafsirnya sebagai berikut ini:

            Apabila sudah habis bulan-bulan haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka, kepunglah mereka dan “intailah dari tempat pengintaian”. Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi maha penyayang (QS: 9:At Taubah :5).

            Kegiatan spionase atau mengintai dan menyelidiki kekuatan lawan telah ada semenjak dahulu. Pengintaian secara sederhana pada mulanya dilakukan di tempat-tempat tinggi dan tersembunyi seperti dari atas gunung dan pepohonan menggunakan mata telanjang atau dengan cara menyusup ke daerah lawan dengan menyamar.

Perkembangan teknologi optik memungkinkan pengintaian tidak saja dilakukan dengan mata telanjang tetapi dengan ditemukannya teropong, maka alat ini dianggap cukup efektif untuk mengamati gerak-gerik lawan dari tempat yang lebih jauh. Pengintaian dapat pula dilakukan dari tempat-tempat yang lebih tersembunyi seperti dari kedalaman laut dengan jenis teropong yang disebut periskop, sementara pengintaian lewat udara pun berkembang dari penggunaan balon udara, pesawat pengintai ( spy plane) sampai pada pemanfaatan satelit. Hasil pengamatan direkam menjadi foto-foto beresolusi tinggi seiring dengan pesatnya kemajaun teknologi pemotretan.

Seiring dengan semakin canggihnya pengindraan, memetakan suatu wilayah yang jaraknya ribuan mil, bukan lagi pekerjaan yang terlalu sulit. Orang bisa menggunakan satelit, radar, atau pesawat tanpa awak untuk mengindra, mamata-matai serta menggambarkann kondisi suatu wilayah. Pada masa Nabi Sulaiman, sekitar 2500 tahun yang lalu, perinsip-prinsip tersebut telah berlaku. “Peralatan” yang beliau gunakan adalah burung hud-hud. Burung inilah yang mengawali kisah “takluknya” kerajaan Saba’ yang diperintah Ratu Balqis.

Sekilas mengenai gambaran pengintaian lewat udara telah disebutkan di dalam QS : 27: An Nahl : 20-23, yang menceriterakan tentang seekor burung di zaman Nabi Sulaiman yang bernama “hud-hud” telah melakukan pengintaian terhadap Kerajaan saba yang diperintah oleh Ratu Balqis, saingan kerajaan nabi Sulaiman kala itu. (20: Dan Sulaiman  memeriksa barisan burung, lalu berkata: mengapakah aku tidak  melihat burung hud-hud apakah ia tidak hadir? 21: Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras, atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang. 22: Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud) lalu ia berkata, “Aku telah mengetahui sesuatu yang belum kamu ketahui, dan dan aku datang dari Saba’ membawa berita penting yang pasti. 23: sesunguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar).

Bagaimana Sulaiman “mengoperasikan radar pengindraan” tersebut? Al-Qur’an menggambarkan keduanya terlibat perbincangan serius. Tersirat pula karakter hud-hud sebagai burung yang cerdas. Bagaimana tidak, ia mampu memata-matai kehidupan sebuah negeri yang sangat jauh tempatnya. Lalu melaporkan kepada Sulaiman dengan tepat dan gamblang. Sehingga beliau bisa memahami apa yang disampaikan hud-hud. Bahkan pada ayat ke-27 dan 28 dari QS. An-Naml [27], Nabi Sulaiman ingin menguji kebenaran berita yang dibawa hud-hud. Berkata Sulaiman: “Akan kamu lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta. Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan”.

Sesungguhnya, menurut (Tauhid Nur Azhar dan Eman Sulaiman, 2007 dalam bukunya: Ajaib Bin Aneh:50) apa yang dilakukan hud-hud sangat mirip dengan kerja radar terbang (satelit). Ia memotret suatu objek (Kerajaan Saba’). Hasil pemotretan tersebut kemudian dikirim ke bumi untuk “dicetak”. Di bumi, Sulaiman menyadikan (mendekoding) data-data tersebut lalu menginterprestasikannya. Terkait hal ini. Bukankah Nabi Sulaiman mempunyai kemampuan untuk memahami bahasa binatang. Bukan sekadar mampu berdialog, beliau pun  sangat paham akan karakter genetika dan sifat biologis binatang. Sehuingga apapun yang dilihat dan dirasakan binatang, mampu diterjemahkan dengan baik, termasuk data-data hasil pengindraan hud-hud.

Hasil dekoding Radar Nabi Sulaiman memberitahukan hal-hal yang berkaitan dengan Ratu Balqis, antara lain sebagai berikut ini. Hud-hud memberitahukan kepada Nabi Sulaiman bahwa Ratu Balqis kaya raya dan mempunyai istana yang megah. Dalam soal keagamaan, ia dan rakyatnya menyembah matahari. Mereka tidak menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Tunggal. Apakah Burung Hud-Hud adalah Pesawat Pengintai atau barisan burung yang mempunyai kemampuan sebagai radar pengintai? Wallaahu a’lam.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Radar Pengintai Sulaiman Rating: 5 Reviewed By: Muslimina