Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U.
Peminat Sains Qur’an/Dosen Pasca Sarjana Magister Teknik Sipil UIR
QS AR-RUUM’ (30): 22: ”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan Allah ialah menciptakan ruang angkasa dan bumi, berbeda-beda bahasa dan warna kulitmu. Yang demikian itu adalah tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kamu yang mendenggarkan.”
Bila kita hanya membaca begitu saja ayat di atas, mungkin kita tak dapat memahami apa yang tersirat di dalam maknanya. Namun, begitu kita mengetahui penelitian yang telah dilakukan oleh Prof. Neil Champlansky terhadap evolusi warna kulit seseorang, kita segera mengetahui makna yang lebih dalam tentang penjelasan ayat di atas bahwa bahasa dan warna kulit manusia penghuni Planet Bumi yang berbeda-beda tersebut ternyata memang terjadi akibat pengaruh migrasi manusia dari daerah ke daerah lainnya yang berbeda-beda geografisnya, sehingga menyebabkan juga bahasa manusia berkembang dari bahasa asalnya. Uraian tentang bahasa dan warna kulit ini saya kutip dari sebuah buku yang sangat menarik dari Ir. Agus Haryo Sudarmojo dalam bukunya berjudul ‘Benarkah Adam Manusia Pertama?’
Anda pasti pernah berpikir mengapa setiap orang memiliki warna kulit yang berbeda-beda? Ada orang yang memiliki kulit putih, kulit hitam, kulit kuning, kulit merah, maupun kulit sawo matang, seperti kebanyakan orang di Indonesia. Semua warna kulit tersebut ternyata disebabkan oleh adanya pigmen melanin yang terkandung dalam tubuh manusia. Pigmen melanin berfungsi melindungi sel-sel kulit agar tidak rusak terkena paparan sinar ultraviolet matahari. Semakin banyak kandungan pigmen melanin dalam tubuh seseorang, maka warna kulitnya akan semakin hitam. Sebaliknya, semakin sedikit kandungan pigmen melanin dalam tubuh seseorang, maka warna kulitnya akan semakin putih. Anak-anak yang nenek moyangnya berasal dari daerah sekitar khatulistiwa, yang banyak memperoleh sinar matahari, terlahir dengan lebih banyak pigmen melanin dalam tubuhnya, sehingga kulitnya akan berwarna lebih gelap. Sementara itu, anak-anak yang nenek moyangnya berasal dari daerah sub tropis atau kutub, yang lebih sedikit memperoleh sinar matahari, terlahir dengan lebih sedikit pigmen melanin dalam tubuhnya, sehingga kulitnya akan berwarna lebih terang. Jadi, kamu sudah tahu kan mengapa setiap orang memiliki warna kulit yang berbeda-beda? Manusia yang tinggal di daerah khatalustiwa/ekuator akan mempunyai warna kulit yang gelap. Misalnya orang-orang di daerah afrika dan papua. Lho tapi kok orang Asustralia putih-putih? Ya karena mereka bukan penduduk asli, lha baru beberapa ratus tahun pindah dari Eropa ke situ kok. Yang sudah beribu tahun ya suku Aborigin.
Perhatikan tubuh manusia, kita akan menemukan warna sebagai salah satu ciri tubuh yang tampak dan perbedaan justru menunjukkan Keajaiban Allah. Dari segi warna kulit, manusia pada umumnya terbagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kulit putih, kulit kuning, dan kulit hitam. Aktivitas yang dilakukan oleh seorang wanita bernama Prof. Neil Champlansky terhadap evolusi warna kulit seseorang, secara tak sengaja menemukan jawabannya. Ia membuktikan adanya hubungan yang sangat dekat antara radiasi ultraviolet sinar matahari dengan molekul biologis yang disebut folic acid atau asam folik dalam tubuh manusia. Kehadiran asam folik adalah hal terpenting bagi perkembangan embrio dan perkembangan warna kulit pada manusia sehungga nenek moyang kita di Afrika berkulit hitam karena harus melindungi keselamatan tubuh mereka dari radiasi ultraviolet (UV) yang sangat tinggi di benua tersebut. Setelah melihat pola pigmentasi kulit manusia di seluruh dunia, dapat disimpulkan bahwa seseorang berkulit gelap di daerah tropis yang memiliki radiasi UV tinggi, bila bermigrasi ke utara ke daerah dingin yang memiliki radiasi UV rendah, kulit mereka akan berubah dari gelap hitam menjadi terang putih pada keturunannya setelah 20.000 tahun menetap secara turun temurun di sana.
Jadi sesungguhnya, semua manusia modern itu di balik kulitnya yang berwarna-warni adalah sama. DNA kita menunjukkan bahwa kita berasal dari kelompok gen yang sama. Jika kita melihat DNA sendiri, kita semua, orang Australia, Indonesia, Asia, Afrika dan Eropa, ditemukan mitokondria (mtDNA) yang sama dalam diri kita semua.
Sangatlah jelas bahwa untuk membuat manusia menjadi berbeda-beda warna kulitnya, ternyata Sang Pencipta dengan mudahnya memerintahkan bintang dan matahari untuk mengeluarkan sinar ultravioletnya dengan intensitas yang berbeda-beda pada setiap daerah, sesuai dengan posisi bujur dan lintangnya.
Marilah kita kutip kembali informasi Allah SWT berikut ini. Insya Allah kita akan semakin paham akan informasi-Nya. QS. AN NISAA’ (4): 1: “Hai sekalian manusia! Bertaqwalah kepada Tuhanmu yang menjadikan kamu dari satu diri dan menjadikan daripadanya isterinya, lantas dikembangkan-Nya dari keduanya, wanita dan pria yang banyak sekali. Dan bertaqwalah kedapa Allah yang nama-Nya sering kamu ucapkan sesame kamu untuk bermohon kepada-Nya. Dan peliharalah hubungan silaturahmi (jangan sampai putus). Sesungguhnya Allah selalu mengawasi kamu.”
Subhanallah … dengan menelaah ayat tersebut, sangat jelaslah bahwa asal muasal manusia dari diri yang satu dan darinya diciptakan isterinya. Inilah kalimat Allah SWT, yang telah menggambarkan adanya semacam teknologi pengembangbiakan makhluk manusia dengan sistem ‘tissues culture’ atau ‘kultur jaringan’ Nya Sang Pencipta.
Selanjutnya, setelah kita mengetahui bahwa seluruh umat manusia di dunia ini berasal dari satu nenek moyang, akankah kita masih saling berseteru satu sama lain? Akankah kita tetap akan menonjolkan kesukuan atau kebangsaan sehingga kita merasa unggul dan paling hebat dari suku bangsa lainnya di muka bumi ini? Masih pantaskah seseorang menganggap bahwa orang berkulit putih lebih unggul dan terhormat dari orang berkulit hitam, sedangkan mereka yang berkulit putih, kuning, dan kulit berwarna lainnya telah terbukti secara sains berasal dari nenek moyangnya yang berkulit hitam di Benua Afrika?
Pantaslah Agama Islam mengajarkan bahwa “orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara” di permukaan bumi ini. Kata “beriman” inilah yang membedakan ras makhluk Homo sapiens (ras Adam a.s) dengan ras lainnya seperti Homo Neanderthal, Homo erectus, dan sebagainya yang pernah hadir sebelumnya di Planet Bumi ini.
0 komentar:
Posting Komentar