Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U.
Peminat Sains Qur’an/Dosen Pasca Sarjana Magister Teknik Sipil UIR
Sebuah penelitian terbaru menyebutkan tabrakan massal di angkasa 160 juta tahun lalu menyebabkan kepunahan dinosaurus. Tumbukan asteroid (“Kisafan”/Kepingan atau Gumpalan dari langit) menyebabkan reruntuhan beterbangan di sistem tatasurya termasuk gumpalan besar yang menghantam Bumi dan kemudian menyapu dinosaurus. Tim peneliti dari Amerika Serikat dan Ceko percaya pecahanpecahan lainnya menabrak Bulan, Venus dan Mars dan dampak pukulan itu kemudian menciptakan lubanglubang.
Ternyata peristiwa tersebut telah dijelaskan oleh Allah SWT melalui Rasul-Nya, Muhammad SAW. Sejak 1400 tahun lalu. Subhanallah…
Maka apakah mereka tidak melihat langit dan bumi yang ada di hadapan dan di belakang mereka? Jika Kami menghendaki, niscaya Kami benamkan mereka di bumi atau kami jatuhkan kepada mereka kepingan dari langit. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Tuhan) bagi setiap hamba yang kembali (kepada-Nya) (QS Saba’[34]:9)
Penelitian yang dilakukan berdasarkan model di komputer ini dimuat di jurnal Nature.”Kami yakin ada hubungan langsung antara peristiwa tumbukan ini, hujan asteroid yang dihasilkan, dan dampak pukulan keras yang terjadi 65 juta tahun lalu yang diperkirakan menyebabkan dinosaurus punah,” kata Dr Bill Bottke dari Southwest Research Institute. Benturan asteroid tersebut juga menyebabkan aktifnya seluruh gunung berapi di Planet Bumi ketika itu, sebagai pelengkap bencana mematikan 70% makhluk hidup di permukaan bumi.
Kita dapat rasakan gambaran peristiwa ini yang sangat dramatis oleh Ir. Agus Haryo Sudarmojo, dalam bukunya Menyibak Rahasia Sains Bumi dalajm Al-Quran (2008: 173-181). Marilah kita lihat gambaran dramatis, yang menurut bahasa sains adalah peristiwa pemusnahan besar-besaran dua pertiga spesies atau 70% makhluk hidup di Planet Bumi pada masa Paleonsen, 65 juta tahun lalu.
Ketika itu bumi masih hijau “royo-royo” dan udara masih dipenuhi pleh oksigen murni. Air jernih nan layak minum ada di segala penjuru muka bumi. Atmosfer masih bening layaknya selaput kaca ajaib dan ketika makhluk dari keluraga Tricerdinosaurus (Tyrannosaurus, Titanosaurus, Apatosaurus, Triceratops, dan lain-lain) masih menguasai bumi yang indah ini selama 165 juta tahun (Zaman Trias-Kapur Akhir).
Pada 65 juta tahun yang lalu sebuah asteroid raksasa menumbuk Planet Bumi. Berdasarkan data sains, kecepatan astroid ini mencapai 140.000 mil/jam (kurang lebih 2 menit melintasi benua amerika). Ketika menumbuk bumi, ia masih sebesar gunung yang menyumbul setinggi 35.000 kaki (10.606 m). Ledakan dahsyatnya 6 juta kali ledakan Gunung St. Helens, atau 1 juta kali ledakan bom atom Hiroshima, srehingga membentuk jejak kawah berdiameter seluas 160 km di daerah Chixulup, Teluk Yucatan, Mexico.
Planet Bumi hanya tersenyum menyambut sapaan saudaranya yang sangat “lembut” itu dari langit karena keduanya telah menerima perintah dari Sang Pencipta Jagat Raya untuk saling bertemu dengan sangat mesra. Secara luar biasa Planet Bumi menyambutnya dengan kemilau “kembang api” (ledakan dahsyat) dan lelehan “lilin-lilin panas yang menyala” (lelehan magma) melalui “anak-anaknya”, yaitu gunung-gunung yang hidup kokoh di atas tubuhnya.
Benturan terjadi di lautan sehingga menyebabkan gelombang tsunami yang sangat dahsyat dengan ketinggian beberapa kilometer. Gelombang tersebut menjorok masuk ke daratan benua hingga ratusan kilometer dan mampu menyapu semua benda yang dilewatinya.
Benturan asteroid ke bumi tersebut menyebabkan terjadinya guncangan yang sangat dahsyat di bumi. Serpihan batuan asteroid tersebut terlempar hingga ratusan kilometer ke atmosfer, dan jatuh kembali ke bumi karena gaya gravitasinya. Peristiwa ini menyebabkan hampir seluruh atmosfer bumi menyala.
Ketika meluncur ke bawah, serpihan berbatuan itu bagaikan jutaan meteror kecil dari langit yang menhujani bumi beserta seluruh isinya. Imajinasi sains menggambarkan bahwa lautan di beberapa tempat di bumi mendidih.
Benturan asteroid tersebut juga menyebabkan aktifnya gunung-gunung berapi di Planet Bumi ketika itu, sebagai pelengkap bencana mematikan bagi 70% makhluk hidup yang ada di bumi.
Selanjutnya, akibat muntahan material-material vulkanisnya, terbentuklah hujan asam yang sangat mematikan, bumi menjadi gelap mpekat karena sinar matahari tidak sanggup lagi menembus lautan dan daratan bumi.
Hal inilah yang menyebabkan seluruh tumbuh-tumbuhan mati hampir bersamaan dalam kurun waktu kurang lebih 1-2 juta tahunan. Kematian masal ini diikuti oleh seluruhn makhluk keluarga dinosaurus tanpa kecuali, baik yang pemakan tumbuhan maupun pemakan daging, beserta dua pertiga soeseis makhluk hidup lainnya, baik yang hidup di daratan maupun di lautan. Hal ini menyebabkan bumi terasa kosong selama jutaan tahun.
Al-Qur’an (QS Saba’[34]:9) dengan bahasanya yang indah dan bijaksana telah menyebut asteroid sebagai “kepingan/gumpalan dari langit” dalam ayat ini. Dalam kalimat pertanyaan dalam ayat tersebut jelas mengandung makna perintah untuk membaca data sejarah geologi Planet Bumi. Benturan asteroid serupa telah berulang-ulang terjadi di bumi sehingga ancaman benturan dahsyat asteroid ke bumi pada masa mendatang sudah saatnya menjadi bahan renungan kita sebagai makhluk berakal dan beragama.
Pertanyaannya, bagaimana mungkin seorang yang buta huruf dan tidak mengenal ilmu pengetahuan dapat berbicara layaknya seorang ahli astronomi, kosmologi, dan geologi bila bukan karena petunjuk dari Allah SWT.
Bangsa Amerika merupakan bangsa yang paling “kalang kabut” memikirkan benturan asteroid di masa mendatang. Mungkin karena merekalah yang paham akan ancaman tersebut bagi kehidupan umat manusia. NASA (National Aeronautic ang Space Administration) milik bangsa tersebut membuat proyek khusus bernama “NASA’s Deep Impact” yang mempelajari secara seksama ancaman sateroid ke bumi. Dengan kemampuan IQ-nya mereka mencoba mencegat dan meledakkan asteroid di ruang angkasa sebelum membentur bumi. Hal tersebut sebagai gagasan yang luar biasa bagi langha penyelamatan umat manusia di muka bumi. Pertanyaannya, apakah manusia sanggup mencegahnya bila memang Allah SWT telah menhendaki?
Berikut ini adalah ayat yang dapat menggambarkan betapa mudahnya Allah SWT bila ingin mengganti kita dengan makhluk lainnya.
Hai manusia, kamulah yang berkehendak (membutuhkan) kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru. Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah (QS Fathir [35]: 15-17)
Hal yang paling penting ialah “Bisakah kita bayangkan” bila dinosaurus belum punah? Apa jadinya Nabi Adam AS dan Siti Hawa yang secara terpisah harus keluar dari jannah (Taman) karena melanggar larangan Sang Pencipta puluhan ribu tahun lalu, harus menghadapi kebuasan dinosaurus pemangsa daging yang telah menguasai bumi selama ratusan juta tahun? Belum lagi harus bersaing dengan makhluk Homo Neanderthal yang baru punah 30 ribu tahun lalu. Hanya kata Subhanallah….Allahu Akbar… yang dapat kita ucapkan atas semua rencana cerdas Allah SWT tersebut.***
0 komentar:
Posting Komentar