Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U.
Peminat Sains Qur’an/Dosen Pasca Sarjana Magister Teknik Sipil UIR
Seorang ilmuan Mesir bernama Prof. Dr. Abdul Basith Muhammad Asyyid, seorang anggota Pusat Lembaga Riset Nasional Mesir, berhasil menciptakan obat tetes mata untuk mengobati penyakit katarak. Ia pun telah berhasil mendapatkan hak paten internasional atas penemuannya tersebut. Pembuatan obat tetes mata ini diilhami dari teks-teks Al-Our’an dalam surat Yusuf. (Demikian, menurut Ensiklopedia Kemukjizatan Ilmiah Dalam Al-Qur’an Dan Sunah: 206-211).
Kisah mengenai konspirasi saudara-saudara Nabi Yusuf as serta kebutaan yang menimpa ayahnya Nabi Yakub as, akibat kehilangan anaknya ini telah mengilhami Muhammad Sayyid dalam penemuan tersebut. Dalam surat Yusuf dijelaskan bahwa Allah SWT dengan rahmat-Nya memberi baju penyembuh bagi Nabi Yakub as untuk diletakkan di wajahnya. Baju itu adalah milik anaknya sendiri dan hal ini telah membuat penglihatannya pulih kembali.
Selain hendak menunjukkan kekuasaan Allah SWT melalui kisah tersebut. Muhammad Sayyid merasa bahwa ada suatu dimensi material dari sekadar dimensi spritual yang terkandung disana. Karena itu, dengan berbagai riset, ia mencoba membuktikan anggapan tersebut. Atas izin Allah SWT, Muhammad Sayyid berhasil membuktikannya.
Katarak merupakan kerusakan yang terjadi pada lensa mata. Kerusakan ini menyebabkan lensa mata menjadi keruh sehingga tidak dapat menerima cahaya, baik sebagian maupun keseluruhan sesuai tingkat keburaman yang dialami. Ketika keburaman ini mencapai titik kelimat, pandangan mata menjadi lemah. Jika dibiarkan, hal ini dapat menyebabkan seseorang tidak mampu lagi membedakan segala sesuatu yang dilihatnya atau bahkan kebutaan.
Penyebab katarak bermacam-macam, bisa disebabkan pengentalan protein pada lensa, mata yang sering terkena berbagai sinar yang menyilaukan, faktor usia, diabetes juga dapat menimbulkan katarak, dan katarak juga dapat ditimbulkan oleh bawaan oleh seorang anak.
selain berbagai penyakit tersebut, terjadinya katarak juga ada hubungannya dengan kesedihan dalam diri seseorang. Hal ini didasarkan pada kisah terjadinya kebutaan pada kedua mata Nabi Yakub as akibat kesediahan yang mendalam ditinggalkan anaknya, Nabi Yusuf as. Mengenai hal ini Muhammad Sayyid memberikan keterangan.
Kesedihan yang mendalam, apalagi disertai tangisan, dapat menyebabkan bertambahnya hormon adrenalin dalam tubuh. Hormon adrenalin yang bertambah terus menerus dapat menyebabkan bertambahnya pula zat gula dalam darah. Zat gula ini merupakan salah satu faktor penyebab katarak. Selain kesedihan, kegembiraan yang berlebihan juga dapat mengaruhi hal ini.
Gejala katarak ditandai dengan berkabutnya pandangan mata. Hingga saat ini, pengobatan katarak masih berupa operasi, yaitu dengan mengeluarkan lensa mata yang buram dan mengantinya dengan menambah lensa yang baru di kapsul mata. Secara modern, penangkatan lensa yang buram ini dilakukan dengan jalan menyedotnya keluar.
Pada beberapa percobaan ilmiah, telah didapatkan hasil usaha pengembalian protein putih telur yang mengalami pengentalan ke kondisi semula melalui rekasi kimia. Akan tetapi, usaha pengembalian protein melalui reaksi kimia ini tidak berlaku bagi protein lensa mata. Karena itu, usaha yang diperlukan selanjutnya adalah pengembalian protein lensa mata melalui reaksi fisika. Hal ini bertujuan agar protein lensa mata dapat kembali menjalankan fungsinya dengan seimbang tanpa perlu melakukan operasi penggantian lensa mata.
Berdasarkan hal tersebut. Muhammad Sayyid, melalui kandungan surat Yusuf, mulai melakukan penelitian guna mencari tahu cara menyembuhkan katarak tanpa harus dioperasi. Petunjuk awal didapatkannya dari firman Allah SWT.
“ Pergilah kamu dengan membawa bajuku ini, lalu usapkanlah ke wajah ayahku, nanti dia akan melihat kembali: dan bawalah seluruh keluargamu kepadaku. Dan ketika kafilah itu telah keluar (dari negeri Mesir), ayah mereka berkata. ‘Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal (tentu kamu akan membenarkan aku): Mereka (keluarganya) berkata, ‘Demi Allah, sesungguhnya engkau masih dalam kekeliruanmu yang dahulu.’ Maka ketika telah tiba pembawa kabar gembira itu, maka diusapkannya (baju itu) kewajahnya (Yakub), lalu dia dapat melihat kembali. Dia (Yakub) berkata, ‘Bukankah telah aku katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Yusuf [12]: 93-96).
Muhammad Sayyid dan rekannya mulai melakukan riset. Didapatlah kemudian bahwa satu-satunya unsur yang terdapat pada baju Nabi Yusuf as adalah keringat. Karena itu, riset diteruskan dengan meneliti komponen yang terkandung dalam keringat manusia.
Percobaan pertama adalah merendam lensa mata yang buram ke dalam keringat. Setelah beberapa lama, lensa mata yang buram tersebut secara berangsur mulai menunjukkan perubahan warna menjadi transparan. Hal ini membuktikan bahwa keringat mengandung komponen yang bermanfaat untuk mengobati katarak. Salah satu komponen yang bermanfaat itu adalah sebuah turunan urea.
Tidak ada efek samping dalam penggunaan komponen keringat ini sebagai bahan dasar obat tetes mata, meskipun keringat merupakan kumpulan materi yang berasal dari pembuangan tubuh. Hal ini karena komponen yang digunakan merupakan turunan urea.
Untuk membuktikan hal tersebut, telah dilakukan percobaan terhadap beberapa binatang, yaitu dengan memberikan komponen keringat ini sebanyak sepuluh kali lipat. Pemberian terjadi melalui mulut dan injeksi pada sekitar selaput protein jantung. Hasilnya, terbukti tidak terjadi efek samping. Percobaan tersebut tidak berpengaruh apa pun pada fungsi hati, kedua ginjal, otak, maupun darah.
Percobaan juga telah dilakukan pada 250 sukarelawan penderita katarak. Hasilnya, pengobatan dengan obat tetes mata yang berbahan dasar salah satu komponen keringat ini mampu mengembalikan lebih dari 90% penglihatan sukarelawan tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar