Kisah Nabi Allah Isa Al Masih As merupakan kisah kehidupan yang sangat lengkap dibicarakan di dalam Al Qur’an. Tidak hanya sekedar sejak masa kecilnya, namun cerita tentang kelahiran ibunya saja, yaitu Maryam telah pula diceritakan panjang lebar di dalam kitab suci kita. Allah mungkin berkehendak agar kita kaum muslimin sangat faham tentang sanad keturunan sang Ruh Allah ini dengan baik agar jangan sampai tersesat seperti yang menimpa kaum nasrani.
Al Masih Isa As seperti yang dikabarkan oleh Allah di dalam Al Qur’an adalah sosok Nabi yang lahir tanpa ayah, sebagai bukti kekuasaan-Nya bagi seluruh umat manusia. Nabi ini dilahirkan melalui kalimat-Nya melalui perantara malaikat Jibril, maka beliau dijuluki juga dengan Kalimatullah atau Ruh Allah. Beliau dilahirkan oleh seorang wanita yang agung, yang Allah menyayanginya serta memberikan sebagian rahmat-Nya kepadanya. Wanita ini adalah wanita shalehah yang menjaga dirinya dari perbuatan kemaksiatan, bahkan sebagian besar kehidupannya dihabiskan dalam beribadah kepada Allah di Masjidil Aqsa, Palestina. Ia pun telah mendapatkan pengajaran dan asuhan yang baik dari seorang hamba Allah yang shaleh sekaligus Nabi dan Rasul-Nya yaitu Zakaria As. Dari sini saja jelas bagi kita bahwa Nabi Isa As adalah keturunan orang yang baik-baik yang mendapatkan pengajaran dari orang yang baik pula, sehingga dalam sanad keturunannya tidak ada kecacatan sedikit pun, tidak sebagaimana yang difitnahkan oleh orang-orang Yahudi kepadanya.
Nabi Isa adalah Nabi yang diutus kepada Bani Israel. Beliau memiliki berbagai macam mukjizat yang dikaruniakan oleh Allah kepadanya, sebagai pertanda kenabiannya. Sejak masih dalam buaian beliau telah dapat berbicara kepada manusia, beliau mengatakan bahwasanya ia adalah utusan-Nya bukan sebagai anak Tuhan seperti yang dianggap oleh kaum Nasrani selain itu Allah telah memberikannya kitab injil, menyuruhnya beribadah dan berbakti kepada ibunya. Bagi orang yang beriman, tentunya mukjizat ini telah benar-benar menunjukkan kenabiannya, tetapi bagi sebagian besar orang-orang Yahudi saat itu ternyata beliau didustakan bahkan difitnah. Bahkan karena fitnah orang-orang Yahudi yang sangat berbahaya bahkan mengancam keselamatannya mengakibatkan beliau bersama ibunya, Maryam sempat hijrah ke daerah Mesir sampai usianya kurang lebih 13 tahun.
Setelah menetap selama 13 tahun di Mesir, beliau bersama ibunya kembali ke Baitu Iliya (Yerusalem) atas perintah dari Allah. Di sanalah Allah mengajarkannya Taurat serta memberikan kepadanya kitab Injil. Selama berjalannya waktu, beliau tetap menjalankan dakwahnya di kalangan Bani Israel. Untuk semakin menguatkan kenabiannya, Allah memberikan Nabi Isa banyak mukjizat, semua itu bisa kita lihat di Surat Al Maidah ayat 110 sampai 115. Mukjizat itu antara lain adalah beliau dapat membentuk burung yang hidup dari tanah, menyembuhkan orang yang buta sejak lahir, menyembuhkan orang yang berpenyakit kusta, menghidupkan orang yang telah mati serta menurunkan hidangan langsung dari langit. Semua mukjizat itu ternyata tidak sedikitpun menggerakkan hati Bani Israel untuk beriman kepada kenabiannya, bahkan mendustakannya dengan mengatakan “ Ini tidak lain adalah sihir yang nyata.” Sampai di saat sebelum Allah mengangkat beliau ke langit, Nabi Isa hanya memiliki pengikut sekitar 13 orang saja, yang disebut Hawariyyun.
Sifat orang-orang Yahudi yang iri hati terhadap kenabian yang dikaruniakan Allah kepadanya serta berbagai mukjizat itu membuat mereka berusaha untuk menyakiti beliau bersama ibunya, sampai-sampai mereka berdua harus berkelana ke kota-kota yang lain untuk menyelamatkan diri. Hal ini belum juga memuaskan orang-orang Yahudi, bahkan mereka memfitnah Nabi Isa AS di depan kaisar Romawi di Damaskus saat itu. Mereka mengatakan bahwa di Baitul Maqdis terdapat seseorang yang menghasut dan menyesatkan rakyat serta merongrong kekuasaan Sang Kaisar. Berita ini membuat Kaisar ini murka, lalu ia menulis surat kepada wakilnya di Baitul Maqdis supaya membunuh orang tersebut, menyalibnya dan menancapkan mahkota duri di kepalanya.
Bersama beberapa orang yahudi, polisi gubernur Baitul Maqdis saat itu mencari tempat persembunyian Nabi Isa As. Dengan pengkhianatan salah seorang pengikut Nabi Isa As, yaitu Yudas Iskariot menurut sebagian ulama, akhirnya mereka menemukan tempat persembunyian Nabi Isa As beserta Hawariyyun yang saat itu berada dalam suatu majelis.
Ibnu Abu Hatim berkata, Ahmad bin Sinan telah bercerita kepada kami, Ahmad bin Sinan telah menerima cerita dari Abu Mua’wiyah, Abu Mua’wiyah menerima cerita dari Manhal Ibnu Umar, Manhal telah menerima cerita dari Said bin Jabir, Said telah menerima cerita dari Ibnu Abbas RA bahwasanya ia telah berkata, ketika Allah akan mengangkat Isa As ke langit, beliau keluar untuk menemui para pengikutnya yang berjumlah 12 orang. Kemudian beliau berkata kepada mereka,”Ada di antara kalian yang akan kufur kepadaku 12 kali setelah sebelumnya ia telah beriman kepadaku. Maka adakah di antara kalian yang bersedia wajahnya diserupakan dengan wajahku, untuk dijadikan sebagai penggantiku hingga ia akan sama derajatnya denganku nanti.” Tak lama kemudian seorang lelaki yang paling muda diantara mereka berdiri dan berkata,”Aku bersedia…” Nabi Isa berkata,”Duduk.” Kemudian beliau mengulangi perkataannya sekali lagi kepada mereka, maka pemuda itu tetap bangun dan berkata,”Aku bersedia.” Akhirnya beliau berkata,”Baiklah, kamu yang akan melakukan hal itu.” Akhirnya pemuda tersebut diserupakan wajahnya dengan Nabi Isa AS, sementara itu beliau diangkat ke langit melalui lubang angin di rumah tersebut. Hadits ini akan kami lanjutkan setelah sub bab ini InsyaAllah.
Adh-Dhahak telah meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas bahwasanya Isa AS didatangi awan putih, ketika akan diangkat ke langit, hingga mendekat kepadanya dan akhirnya ia duduk di atas awan putih tersebut. Tidak lama kemudian Maryam menghampirinya seraya mengucapkan kata,”Selamat jalan, hai anakku” dan menangis. Sebelum diangkat ke atas langit, Isa AS melemparkan selendangnya kepada ibunya dan berkata,”Wahai Ibuku, ini kainku sebagai tanda mata antara aku dan kamu pada hari kiamat kelak.” Lalu ia melemparkan sorbannya kepada sahabatnya, Syam’un. Ibunya terus melambaikan tangannya hingga ia menghilang dari pandangannya.
Di dalam Surat Ali Imran ayat 54-55 pun dijelaskan bahwa,
Orang - orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik - baik pembalas tipu daya .
( Ingatlah ), ketika Allah berfirman," Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada - Ku serta membersihkan kamu dari orang - orang yang kafir, dan menjadikan orang - orang yang mengikuti kamu di atas orang - orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal - hal yang selalu kamu berselisih padanya.”
Berkenaan dengan ayat di atas, Ibnu Katsir rahimahullahu berkata bahwa ia mengikuti pendapat Qatadah yang mengatakan bahwa ayat 55 merupakan struktur keterbalikan. Asal kata penggalan ayat itu adalah, ”Sesungguhnya Aku mengangkatmu kepada-Ku kemudian mewafatkanmu.” Karena yang benar adalah Nabi Isa diangkat dulu ke langit kemudian akan diturunkan menjelang kiamat nanti lalu akan diwafatkan oleh Allah. Ini akan kami jelaskan lebih lanjut InsyaAllah.
Setelah kejadian pengangkatan Nabi Isa ke langit itu, maka tidak lama kemudian polisi kerajaan masuk ke dalam rumah itu dan melihat pemuda yang wajahnya telah diserupakan mirip dengan wajah Nabi Isa As. Tanpa buang-buang waktu, mereka menangkapnya dengan dugaan bahwa pemuda itu adalah Nabi Isa AS yang sebenarnya. Lalu mereka menyalibnya di atas sebilah kayu dan meletakkan duri-duri di kepalanya sebagai penghinaan terhadapnya. Di sinilah peran licik Yahudi mulai bermain, yaitu dengan cara mengabarkan kepada orang-orang Nasrani yang tidak mengetahui peristiwa itu dengan baik, bahwa Nabi Isa AS telah disalib. Akhirnya mereka menjadi sesat dan menyimpang dari ajaran agamanya, karena mereka meyakini bahwa Nabi Isa AS benar-benar telah disalib pada sebilah papan kayu.
Dalam membenarkan kabar tentang keraguan mereka terhadap orang yang mereka bunuh itu telah Allah kabarkan di dalam Surat An Nisa ayat 157.
Dan karena ucapan mereka (orang-orang Yahudi), " Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya , dan tidak ( pula ) menyalibnya , tetapi ( yang mereka bunuh ialah ) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang - orang yang berselisih paham tentang ( pembunuhan ) Isa, benar - benar dalam keragu - raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka , mereka tidak ( pula ) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.
Ø Kaum Nasrani Setelah Pengangkatan Nabi Isa AS
Para pengikut Nabi Isa AS disebut sebagai kaum Nasrani (Nashara), berasal dari nama sebuah desa di Palestina yang bernama Nazaret.
“ Lalu segolongan dari Bani Israel beriman dan segolongan (yang lain) kafir.” (Ash-Shafat ayat 14)
Ketika Nabi Isa AS mengajak Bani Israel dan kaum lainnya untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, ada sebagian dari mereka yang beriman dan percaya kepada seruan tersebut yang disebut kaum Nasrani, tetapi ada pula sebagian dari mereka yang tetap dalam kekufuran, mereka adalah orang-orang Yahudi.
Di antara kaum yang beriman dan percaya kepada seruan Nabi Isa AS adalah penduduk Antiokia (sebuah kota tua di Siria) secara keseluruhan sebagaimana yang dikatakan oleh beberapa pakar tafsir dan sejarah dalam kitab-kitabnya. Ada 3 orang utusan Nabi Isa AS yang dikirim ke negeri tersebut untuk menyebarkan syiar dakwahnya, salah seorang dari mereka adalah Syam’un Ash Shofa, hingga akhirnya mereka beriman dan percaya kepada risalah Nabi Isa AS.
Kemudian, masih melanjutkan hadits dari Ibnu Abu Hatim yang sebelumnya yaitu dari Ibnu Abbas mengatakan bahwa setelah pengangkatan Nabi Isa dan penangkapan pemuda yang diserupakan wajahnya itu, akhirnya kedua belas orang pengikut setia Nabi Isa AS yang dahulunya beriman maka sekarang menjadi kafir kepadanya, terpisah menjadi 3 kelompok. Kelompok yang pertama berpendapat, dulu Tuhan bersama kami, kemudian sekarang ia telah naik ke atas langit. Mereka itu adalah kelompok Ya’kubiyah. Kelompok kedua berpendapat, dulu anak Tuhan bersama kami, akan tetapi sekarang Tuhan telah mengangkatnya ke langit. Mereka itulah kelompok Nasturiyah. Kelompok yang ketiga berpendapat, dulu hamba dan Rasul Tuhan bersama kami, akan tetapi sekarang Allah telah mengangkatnya ke atas langit. Mereka itulah kelompok kaum muslimin. Kemudian setelah itu kelompok yang kafir, yaitu Ya’kubiyah dan Nasturiyah terus menerus melakukan konspirasi untuk menyerang dan menghancurkan kelompok orang-orang yang beriman, hingga pada akhirnya Allah mengutus Rasulullah SAW.
Kemudian selama beberapa ratus tahun kaum nasrani mendapat perlakuan tidak manusiawi serta dikejar-kejar oleh pasukan kerajaan Romawi, sehingga banyak diantara mereka yang mati disalib serta lari ke berbagai pelosok negeri. Kejadian ini terus berlangsung sampai agama Nasrani masuk ke dalam kerajaan Romawi dan dianut oleh kaisar Romawi yang bernama Konstantin yang memerintah di awal tahun 300 masehi. Selanjutnya agama Nasrani menjadi agama resmi kerajaan Romawi menggantikan agama berhala mereka sebelumnya.
Alkisah, setelah membunuh dan menyalib orang lelaki yang diserupakan dengan Nabi Isa AS itu, orang-orang Yahudi membuang dan melemparkannya beserta dengan kayu palangnya ke suatu tempat yang dijadikan tempat pembuangan sampah dan berbagai macam kotoran lainnya. Hingga pada akhirnya di masa Konstantin, Ratu Hailanah Al Huraniyyah Al Funduqoniyyah, ibu kaisar Konstantin memerintahkan para pengawalnya untuk mengeluarkan mayat lelaki yang disalib itu – karena ia berkeyakinan bahwa lelaki itu adalah Isa Al Masih – dari tumpukan sampah dan berbagai macam kotoran lainnya. Kemudian mereka membersihkan sampah itu untuk menemukan jasad lelaki yang disalib tersebut.
Pada akhirnya mereka menemukan palang kayu tempat dimana lelaki itu disalib.anehnya, menurut cerita mereka, mayat lelaki yang disalib itu tidak mengeluarkan bau busuk sama sekali. Hanya Allah Yang Maha Tahu apakah memang demikian adanya atau tidak, atau mungkin saja karena orang lelaki itu termasuk orang yang shaleh sehingga jasadnya tidak dapat membusuk, atau bisa juga itu adalah suatu fitnahan untuk mereka pada masa itu sehingga akhirnya mereka mengagungkan dan memuliakan palang kayu tersebut serta menghiasinya dengan berbagai macam emas dan perhiasan mahal lainnya. Dari sinilah awalnya, orang-orang nasrani mulai menjadikan salib-salib itu sesuatu yang dapat diambil berkah dan keramatnya.
Pada masa kaisar inilah kaum Nasrani mulai mendapat pengakuan yang luas di seluruh kalangan. Pada saat inilah terjadinya konferensi di antara berbagai sekte-sekte Nasrani saat itu untuk menyamakan konsep ketuhanan mereka karena terjadi banyak perbedaan di antara mereka. Karena itu mulai berkumpullah para patriak, uskup agung, pemimpin gereja, pendeta dan lainnya dalam rapat yang membahas tentang Isa Al Masih, mereka inilah yang disebut sebagai para pemimpin agama Kristen/Nasrani (Sinode) yang pertama. Rapat ini tidak menghasilkan suatu kesepakatan apapun, sehingga mereka mengundang kaisar Konstantin untuk menengahi. Tanpa mereka duga sebelumnya, ternyata Konstantin memutuskan untuk mendukung kepada sekte yang mayoritas pendukungnya, sedangkan sekte yang terbanyak pendukungnya saat itu adalah sekte yang mengatakan bahwa Isa adalah Tuhan (Ya’kubiyah) dan anak Tuhan (Nasturiyah). Untuk menyatukannya, maka dibuatlah suatu doktrin Trinitas yang dikenal saat ini oleh kaum Nasrani, yaitu Tuhan itu adalah tiga (Tuhan bapa, Tuhan anak dan Roh Kudus) di dalam satu tubuh Tuhan.
Dari kisah ini pula jelaslah bahwa sesungguhnya Konstantin sendiri tidak memiliki pegangan yang kuat tentang agama yang dianutnya, karena menurutnya semua sekte Nasrani saat itu sama saja. Karena itulah ia hanya memutuskan untuk mendukung yang mayoritas, bukannya mencari yang benar di antara sekte-sekte yang ada saat itu, padahal tidak berarti yang paling banyak pendukungnya itu adalah yang benar.
Diantara sekte-sekte yang menyeleweng itu, ternyata masih ada kelompok yang mempertahankan ajaran Nabi Isa AS yang benar di bawah pimpinan Abdullah bin Arbus pada saat itu. Kelompok ini tetap dalam keyakinannya bahwa Isa Al Masih adalah hamba dan Rasul Allah. Mereka ini hidup secara terisolir di gurun-gurun, padang pasir dan perkampungan sepi lainnya. Hal ini mereka lakukan untuk menghindari diri dari kejaran para sekte-sekte Kristen lainnya beserta pasukan kaisar. Mereka mendirikan biara dan rumah ibadah dan merasa puas dengan pola kehidupan mereka serta tidak mau bergabung dengan kehidupan keberagamaan sekte-sekte Kristen sesat lainnya.
Kelompok ini bahkan masih ada sampai kedatangan Rasulullah SAW. Salah seorang pengikut mereka adalah famili Ibunda Khadijah, istri pertama Rasulullah SAW yang bernama Waraqah bin Naufal. Ketika Rasulullah baru pulang dari gua Hira dalam keadaan ketakutan saat bertemu dengan Jibril yang menyampaikan wahyu yang pertama, maka beliau menceritakan kisahnya kepada Ibunda Khadijah. Mendengar cerita beliau, Ibunda Khadijah langsung pergi ke tempat Waraqah dan menanyakan tentang kejadian tersebut kepadanya. Mendengar cerita itu, Waraqah yang saat itu sudah sangat tua mengatakan bahwa kejadian itu adalah benar, dan yang ditemui oleh Rasulullah saat itu adalah Jibril, yaitu malaikat yang menyampaikan wahyu kepada para Nabi, termasuk Isa Al Masih dahulunya. Beliau pun mengatakan bahwa suatu saat nanti pasti Nabi Muhammad akan diteror dan diusir oleh kaumnya dan beliau pun berikrar bahwa seandainya saat itu terjadi, maka beliau pasti akan menjadi pendukungnya jika masih hidup.
Ø Turunnya Nabi Isa AS Menjelang Hari Kiamat Kelak
Sebagai bagian dari takdirnya, Allah SWT suatu saat nanti akan menurunkan kembali Nabi Isa AS ke bumi, setelah sebelumnya diangkat ke langit. Peristiwa ini akan akan terjadi menjelang hari kiamat kelak. Hal ini harus diyakini 100% oleh kaum muslimin, karena banyak sekali hadits yang menjelaskan tentang peristiwa tersebut, bahkan sampai tingkatan mutawwatir (terkenal) yang berasal dari berbagai jalur periwayatan sahabat Nabi SAW.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Seluruh para Nabi adalah bersaudara seayah. Ibu mereka memang berbeda-beda, tetapi agama mereka sama. Dan sesungguhnya aku adalaha orang yang terdekat dengan Isa bin Maryam, karena tidak ada seorang Nabi pun antara aku dan dia. Dan sesungguhnya ia akan turun lagi. Apabila kamu melihatnya, maka kenalilah dia. Dia adalah seorang lelaki yang berperawakan sedang, berkulit putih kemerahan. Dia mengenakan 2 baju berwarna tanah merah. Kepalanya seolah-olah meneteskan air, meskipun tidak basah. Dia akan menghancurkan salaib berkeping keping, membunuh babi, membatalkan upeti dan menyeru manusia untuk masuk Islam. Pada masa (turunnya) nanti, Allah membinasakan semua umat (agama) selain Islam. Dan pada masa (turunnya Allah membinasakan Dajjal) terjadilah keamanan di seluruh bumi, sampai singa berkeliaran bersama unta, harimau bersama sapi, dan serigala bersama kambing serta anak kecil bermain bersama ular. Isa akan hidup selama 40 tahun, kemudian beliau wafat dan dishalati oleh kaum muslimin.”
Selanjutnya hadits riwayat Bukhari dari An-Nawwas bin Sam’an, Rasulullah SAW brsabda,” Nabi Isa akan turun di menara putih sebelah timur kota Damaskus, mengenakan 2 baju berwarna tanah merah, meletakkan kedua tangannya pada sayap 2 orang malaikat. Apabila ia menundukkan kepala, maka (seolah-olah) meneteskan air, dan apabila mengangkat kepala, maka (seolah-olah) berjatuhanlah tetesan-tetesan itu bagai manik-manik mutiara. Dan tidak seorang pun orang kafir yang mencium bau nafasnya melainkan mati. Padahal nafasnya dapat dirasakan sejauh mata memandang.”
Di Damaskus saat ini tidak ada menara yang disebut dengan “Menara Timur” melainkan menara yang terletak di sebelah timur Masjid Jami’ Umawi. Penafsiran ini sepertinya sudah sangat pas dan cocok sekali, karena ketika turunnya Nabi Isa AS itu iqamat telah dikumandangkan. Maka seseorang (Al Mahdi) mempersilakan beliau untuk maju sebagai imam,”Wahai imam kaum muslimin, wahai Ruh Allah, majulah.” Lalu beliau menjawab,”Majulah kamu, karena iqamat ini dikumandangkan untukmu.” Dan dalam riwayat lain disebutkan,”Sebagian kamu adalah pemimpin atas sebagian yang lain.”
Kemudian di Surat An Nisa ayat 159 berbunyi ,”Tidak ada seorang pun dari ahli kitab , kecuali akan beriman kepadanya ( Isa ) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.”
Menafsirkan ayat di atas, Ibnu Katsir mengatakan bahwa ini akan terjadi ketika Nabi Isa AS telah diturunkan ke bumi. Semua ahli kitab dari orang-orang Nasrani dan Yahudi akan beriman kepada Isa Al Masih. Beliau akan menghancurkan salib yang selama ini telah membuat agama Nasrani menjadi sesat serta membersihkan namanya dari berbagai tuduhan mereka. Beliau tidak akan lagi menerima upeti dari mereka, tetapi barangsiapa yang masuk Islam, maka akan diterima Islamnya. Jika menolak, maka akan dibunuh. Begitu pula hukum yang diterapkannya kepada orang-orang kafir di seluruh belahan dunia ini.
Selain membersihkan namanya menjelang hari kiamat kelak, Nabi Isa AS juga punya tugas khusus lainnya yang diberikan oleh Allah kepadanya, yaitu membunuh si laknat Dajjal dan dengan perantara doanya maka akan dibinasakanlah kaum Ya’juj dan Ma’juj. Beberapa haditsnya akan kami sampaikan berikut ini :
Imam Muslim meriwayatkan dari Abdullah bi Amr, yaitu ketika ia menceritakan tentang kejadian hari kiamat kepada seorang lelaki yang datang kepadanya. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,” Dajjal akan muncul di tengah umatku. Dia akan tinggal selama 40 hari, atau 40 bulan atau 40 tahun. Lalu Allah mengutus Nabi Isa bin Maryam. Dia seperti Urwah bin Mas’ud. Dia akan mencari Dajjal dan membinasakannya….”
Ishaq bin Basyar bercerita dalam hadits yang panjang yang riwayatnya dari Abu Hurairah RA bahwa ia telah bercerita, Allah telah menurunkan wahyu kepada Isa bin Maryam, “….Hai Isa, Aku ingin mengangkatmu ke langit kepada-Ku. “ Nabi Isa bertanya, “Wahai Tuhanku, kenapa engkau ingin mengangkatku ke langit ?” Allah menjawab,”Aku akan mengangkatmu ke langit, lalu Aku akan menurunkanmu lagi ke bumi pada akhir zaman agar umat nabi tersebut (Rasulullah Muhammad SAW) melihat berbagai macam keajaiban dan membantu mereka untuk memerangi Dajjal yang terlaknat….”
At-Tirmidzi meriwayatkan dari Majma’ bin Jariyah dia berkata, Aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda,”Putra Maryam itu akan membunuh Dajjal di pintu kota Lud.”
Dalam menceritakan tentang kisah Dajjal, Ibnu Kastir menceritakan setelah merangkumnya dari berbagai hadits shaheh bahwa setelah Nabi Isa turun di menara timur kota Damaskus, maka ia akan disambut hangat oleh kaum muslimin saat itu. Mereka akan berkumpul di sekeliling beliau, lalu dibawanya mereka berjalan untuk mencari Dajjal. Waktu itu Dajjal dalam perjalannya menuju ke Baitul Maqdis, ia akan bertemu dengan rombongan Nabi Isa di sebuah jalan di perbukitan bernama Afiq. Dajjal lari menghindari Nabi Isa, tetapi dapat beliau kejar dan terperangkap di pintu kota bernama Lud. Nabi Isa berhasil membunuhnya dengan tombak beliau saat manusia durhaka itu hendak memasuki kota. Waktu itu beliau berkata,”Untuk membunuhmu cukuplah aku memukulmu sekali saja, yang tidak akan meleset.”
Selanjutnya, mengenai kisah Ya’juj dan Ma’juj didalam Shaheh Muslim dari hadits yang panjang dikatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “….Kemudian datanglah kepada Isa bin Maryam suatu kaum yang dijaga oleh Allah darinya, lalu dia mengusap wajah mereka dan menjelaskan tentang derajat mereka di dalam surga. Ketika dia melakukan hal seperti itu, tiba-tiba Allah mewahyukan kepada Isa bahwa Aku telah mengeluarkan suatu kaum-Ku, yang tidak seorang pun tatkala dekat dengannya dapat terhindar dari pembunuhannya. Allah mengeluarkan Ya’juj dan Ma’juj dan mereka turun dari setiap tempat yang tinggi. Lalu mereka yang berjalan di depan melewati danau yang luas dan mereka meminumnya. Rombongan berikutnya yang melewati danau itu berkata,”Dulu di tempat ini pernah ada airnya.” Lalu Nabiyullah Isa dan shahabat-shahabatnya mengurung diri hingga kepala singa bagi salah seorang dari mereka lebih berharga daripada 100 dinar bagi salah seorang diantara kalian pada saat ini. Lalu Isa dan shahabat-shahabatnya berdoa, hingga Allah mengirimkan binatang seperti ulat yang keluar dari hidung unta yang menjaga mereka, hingga Ya’juj dan Ma’juj mati seperti kematian satu jiwa (bertumpuk-tumpuk). Kemudian Nabiyullah Isa dan shahabat-shahabatnya turun (dari tempat persembunyiannya), maka mereka tidak mendapatkan di tanah tempat sejengkalpun kecuali telah dipenuhi oleh bau busuk mereka, lalu Nabiyullah Isa dan shahabat-shahabatnya memohon kepada Allah, hingga Allah mengutus burung seperti leher unta yang besar perutnya, lalu membawa mereka dan melepas mereka di tempat yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian Allah mengirimkan hujan yang tidak ada rumah dan binatang berbulu yang menghalangi turunnya, lalu membersihkan bumi hingga meninggalkannya seperti cermin yang licin. Kemudian dikatakan kepada bumi, keluarkan buah-buahanmu dan kembalikan barakahmu. Maka pada saat itu burung-burung memakan buah delima dan mereka berlindung di bawah kepala burung itu,…..”
Banyak sekali hadits yang menceritakan tentang Nabi Isa Al Masih, Dajjal dan Ya’juj Ma’juj selain yang kami paparkan di atas. Tetapi paling tidak semua cukup mewakili untuk menunjukkan bahwa suatu saat nanti Nabi Isa AS akan turun kembali ke bumi ini untuk tugas-tugas khusus yang diberikan oleh Allah kepadanya, seperti pada hadits-hadits di atas. Beliau tidak akan membawa syariat baru, karena syariat Islam sudah disempurnakan oleh Allah. Beliau akan berhukum dengan hukum Islam dan mengikuti ajaran Rasulullah SAW, bahkan sebelum wafatnya kelak dikisahkan dalam beberapa hadits bahwa beliau akan menunaikan ibadah haji ke Mekkah bersama kaum muslimin saat itu.
Sebagaimana diketahui bahwa Nabi Isa AS dilahirkan dan diangkat sebagai Rasul 600 tahun sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW jika kita melihat dari hadits riwayat Bukhari, maka jelaslah di sini bahwa kemunculannya di akhir zaman bukan berarti munculnya seorang Nabi lagi setelah Rasulullah SAW. Nabi Isa Al Masih hanyalah seorang Nabi yang masih hidup sampai sekarang dan akan diwafatkan setelah lewat masa Nabi Muhammad SAW 1400an tahun yang lalu.
Ø Nabi Isa AS hidup di 2 dimensi ruang dan waktu
Dari paparan di atas sudah cukup jelas bagi kita bahwa sampai saat ini Nabi Isa AS masih hidup dan sedang berada di langit menunggu perintah Allah untuk kembali turun ke bumi. Setelah sebelumnya beliau sempat berdakwah di kalangan kaumnya, yaitu Bani Israel dan Allah menyelamatkannya dari tangan-tangan orang Yahudi yang hendak membunuhnya.
Berapa usia Nabiyullah Isa bin Maryam ketika diangkat ke langit oleh Allah ? ada cukup banyak hadits shaheh yang menceritakan tentang usia beliau ketika itu, salah satunya akan kami paparkan berikut ini :
Hadits riwayat Ibnu Abu Dunya dari sahabat Nabi, Anas bin Malik RA yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Penghuni surga masuk surga dengan ketinggian Adam, enam puluh hasta dengan ukuran hasta orang besar, dengan wajah tampan setampan Yusuf, seusia Isa, tiga puluh tiga tahun, lidahnya sefasih Muhammad, belum berjenggot dan berambut pendek.”
Banyak ulama ahli tafsir yang mengatakan bahwa usia Nabi Isa ketika diangkat ke langit itu adalah 33 tahun, karena tidak mungkin itu adalah usia kematiannya, karena usia kematiannya pun telah ada hadits yang lain yang menerangkannya. Jadi Jelaslah dari sini bahwasanya Nabi Isa AS telah berusia 33 tahun saat Allah mengangkatnya ke langit.
Sekarang sejak kapan Nabi Isa diangkat oleh Allah ke langit itu ? Hadits Bukhari di bawah ini akan menjelaskannya.
Imam Bukhari telah meriwayatkan dari Yahya bin Hamad dari Abu Awanah dari Ashim Al Ahwal dari Abu Utsman An Nahdi dari Salman Al Farisi yang telah berkata,”Jarak antara Nabi Isa dan Nabi Muhammad SAW adalah enam ratus tahun.”
Riwayat yang masyhur jarak antara Nabi Isa dengan Rasulullah SAW menurut jumhur ulama adalah 600 tahun. Akan tetapi ada juga yang berpendapat bahwa jarak keduanya adalah 620 tahun menurut tahun qamariyah atau 600 tahun menurut hitungan tahun syamsiah.
Jika saat ini adalah di tahun 1428 Hijriyah, yaitu sekitar 1428 tahun yang lalu Nabi Muhammad berhijrah dari Mekah ke Madinah menurut kalender qamariyah, sedangkan pada saat itu Nabi SAW telah berusia sekitar 53 tahun, maka mungkin Nabi Isa AS telah berada di langit selama kurang lebih 2100an tahun menurut perhitungan kita di bumi ini.
Tetapi dimensi ruang dan waktu yang dihadapi oleh Nabi Isa Al Masih saat ini bukanlah dimensi dunia, melainkan dimensi langit, yaitu dimensi ruang dan waktu malaikat-Nya. Telah kita ketahui bersama dalam pembahasan di bab 2 yang lalu, bahwa pada dimensi langit akan berlaku 1 harinya adalah 1000 tahun menurut perhitungan di bumi. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa beliau saat ini baru saja menunggu selama kurang lebih 2 hari saja sejak pengangkatannya ke langit sampai hari ini. Dua hari tentunya bukanlah waktu yang lama, karena itulah ketika diturunkannya nanti di akhir zaman beliau masih nampak muda sama seperti ketika usia pengangkatannya ke langit, yaitu 33 tahun.
Begitulah dimensi langit, waktu terasa sangatlah lambat di sana. Sedangkan Nabi Isa AS telah hidup pada dimensi itu sekarang dan dalam kondisi masih hidup. Beliau adalah salah satu dari 2 orang manusia yang telah cukup lama tinggal di dimensi itu, sedangkan yang seorang lagi ialah Nabi Adam AS. Beliau mampu menembus batas ruang dan waktu yang tidak bisa dicapai oleh manusia biasa kecuali dengan pertolongan dari Allah SWT semata. Jadi selama hidup sampai wafatnya kelak Nabi Isa AS akan hidup di dimensi dunia ini selama 2 kali, yang pertama ketika dilahirkan sampai diangkat ke langit dan kedua ialah ketika diturunkan ke bumi kembali sampai akhir hayatnya dan 1 kali di dimensi langit yaitu sejak diangkatnya ke langit sampai waktu yang ditentukan oleh Allah kelak.
Berapa lama beliau akan tinggal di bumi ini setelah diturunkan kelak ? Imam Ahmad meriwayatkan sebuah hadits dari Affan, Affan telah menerimanya dari Hammam, Hammam telah mendengarnya dari Qatadah, Qatadah telah mendengarnya dari Abdul Rahman, Abdul Rahman menerimanya dari Abu Hurairah dan Abu Hurairah berkata,”Isa AS menetap di bumi selama 40 tahun. Ketika ia wafat, kaum muslimin menyalati dan menguburkannya.”
Nabi Isa AS ketika diturunkan telah berumur 33 tahun dan ia akan wafat pada saat berumur 40 tahun, maka ia akan tinggal di bumi ini selama sekitar 7 tahun setelah diturunkan dari langit, Wallahua’lam. Hanya Allahlah yang menggenggam jiwa seseorang dan hanya Dialah Yang Maha Tahu.
"Sampai di saat sebelum Allah mengangkat beliau ke langit, Nabi Isa hanya memiliki pengikut sekitar 13 orang saja, yang disebut Hawariyyun."
BalasHapusApakah mungkin Kaisar Rum memerintahkan sebuah pasukan HANYA untuk menangkap dan membunuh satu orang Isa as dengan tuduhan MAKAR meski pun Isa as berpengikut 13 orang saja?