Kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Saba’ telah terkenal dan seringkali diceritakan orangtua atau guru-guru TK kepada anak-anaknya. Kisah ini terpampang dengan sangat jelas di surat An Naml mulai ayat 20 sampai 44. Kisah ini bermula ketika Nabi Sulaiman yang memiliki kerajaan yang besar di daerah Palestina dekat Masjidil Aqsa sekarang sedang mengadakan rapat dengan perwakilan dari seluruh pasukannya, mulai dari hewan-hewan, manusia dan juga bangsa jin yang ditundukkan oleh Allah untuknya. Kemudian ia berkata seperti yang termaktub di dalam Surat An Naml ayat 20-21 :
" Mengapa Aku tidak melihat Hud - hud , apakah dia termasuk yang tidak hadir ? Sungguh Aku benar - benar akan mengazabnya dengan azab yang keras , atau kusembelih dia kecuali jika dia datang kepadaku dengan alasan yang terang ".
Selanjutnya terjadilah dialog antara Hud – hud dengannya seperti yang terdapat pada ayat-ayat selanjutnya :
Maka tidak lama kemudian ( datanglah Hud - hud ) , lalu ia berkata : " Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya ; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini .
Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka , dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar .
Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari , selain Allah ; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan - perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan ( Allah ) , sehingga mereka tidak dapat petunjuk .
Agar mereka tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan . Allah , tiada Tuhan yang disembah kecuali Dia , Tuhan yang mempunyai arasy yang besar .
Burung Hud-hud akhirnya menjelaskan kepada Nabi Sulaiman bahwa keterlambatannya datang pada rapat itu disebabkan oleh karena ia masih mengamati sebuah negeri yang cukup makmur di daerah Arab Selatan yang bernama negeri Saba’ yaitu daerah Yaman sekarang. Negeri itu diperintah oleh seorang ratu, yang bernama Balqis menurut cerita yang masyhur. Menurut ahli sejarah, tidak dijumpai seorang ratu bernama Balqis yang memerintah negeri Saba’ di zaman dahulu, sehingga mereka mengambil kesimpulan bahwa mungkin Balqis adalah nama gelar untuk Ratu negeri Saba’ seperti Fir’aun untuk gelar Raja Mesir.
Negeri ini sangat makmur rakyatnya dari segi ekonomi, terutama perdagangan gaharu dan rempah-rempah serta pertaniannya yang tumbuh pesat disebabkan lahan tanahnya yang subur. Karena kemakmurannya inilah mengakibatkan masyarakatnya terlena dan digelincirkan oleh syaitan untuk menyembah matahari. Selain itu banyak pula terjadi pelanggaran-pelanggaran dari syariat yang dibawa oleh Nabi Sulaiman yang mereka lakukan karena syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan - perbuatan mereka itu lalu menghalangi mereka dari jalan Allah, sehingga mereka tidak dapat petunjuk. Satu hal lagi yang disampaikan oleh Hud-hud bahwa Ratu mereka memiliki singgasana yang besar dan pastinya sangat mewah yang mungkin bertaburan intan permata dan berlapis emas dan perak.
Untuk melihat kejujuran burung Hud-hud tentang berita yang dibawanya, maka Nabi Sulaiman berkata : " Akan kami lihat , apa kamu benar ataukah kamu termasuk orang - orang yang berdusta. Pergilah dengan membawa suratku ini , lalu jatuhkanlah kepada mereka kemudian berpalinglah dari mereka , lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan ". Maka pergilah Hud-hud dengan membawa surat dari Nabi Sulaiman dari Palestina untuk Ratu Balqis di Yaman kemudian menjatuhkannya di kamar tidur Ratu.
Surat itu ditemukan oleh Ratu Balqis, kemudian ia mengumpulkan pembesar-pembesar negerinya dan berkata : " Hai pembesar - pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat itu dari sulaiman dan sesungguhnya isinya : " Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (Bismillahirrahmairrahim). Janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang - orang yang berserah diri " .
Kemudian ia melanjutkan : " Hai para pembesar berilah Aku pertimbangan dalam urusanku ini, aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelisku " .
Mereka menjawab : " Kita adalah orang - orang yang memiliki kekuatan dan ( juga ) memiliki keberanian yang sangat ( dalam peperangan ) , dan keputusan berada di tanganmu ; maka pertimbangknalah apa yang akan kamu perintahkan " .
Dia berkata : " Sesungguhnya raja - raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya , dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina ; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat . Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan membawa hadiah , dan aku akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan - utusan itu.
Setelah mendapatkan surat dari Nabi Sulaiman dan mendiskusikannya dengan para pembesar-pembesarnya, Ratu Saba memutuskan untuk mengirim seorang utusan kepada Nabi Sulaiman yang disertai pengawal-pengawal yang banyak, yang membawa berbagai macam hadiah yang sangat mahal dan sangat indah. Keputusannya ini diambil dengan sangat bijaksana oleh sang Ratu, karena ia memikirkan akan nasib rakyatnya jika terjadi peperangan dengan kerajaan Sulaiman yang telah dikenal saat itu sebagai salah satu kerajaan terbesar dan terkuat di dunia. Setelah mengetahui apa yang akan dilakukan oleh Ratu Balqis tersebut, maka pergilah burung Hud-hud untuk menyampaikan berita itu kepada Nabi Sulaiman.
Beberapa waktu berlalu, maka datanglah rombongan yang diutus oleh Ratu Saba tersebut dan menyerahkan hadiah-hadiah yang sangat menggiurkan, mutiara, emas, perak,permata dan lain sebagainya. Hadiah itu sangatlah mahal, jikalau Sulaiman hanyalah Raja biasa saja dan bukanlah seorang Nabi, maka pastilah ia akan menerimanya. Tetapi, Sulaiman adalah seorang manusia pilihan Allah yang Dia telah mengangkatnya sebagai seorang Nabi sekaligus Rasul. Allah pun telah mengaruniakannya kerajaan yang sangat indah yang tidak akan pernah dimiliki Raja manapun sebelum dan sesudahnya.
Maka ketika para utusan itu datang kepadanya ia malah berkata : " Apakah patut kamu menolong aku dengan harta ? Maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan - Nya kepadamu ; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu. Kembalilah kepada mereka, sungguh kami akan mendatangi mereka dengan balatentara yang mereka tidak kuasa melawannya , dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu dengan terhina dan mereka menjadi tawanan - tawanan yang hina dina”.
Oleh karena itu para utusan itu kembali lagi ke negeri Saba beserta hadiah-hadiah mereka. Setelah itu mereka mengabarkankan peristiwa yang telah mereka alami di kerajaan Sulaiman kepada Ratu Balqis dan para pembesarnya. Rupanya Ratu Balqis sangat takjub atas apa yang dilakukan oleh Nabi Sulaiman, karena ia bukanlah seorang Raja yang biasa-biasa saja. Agar ancaman yang diberikan oleh Sulaiman tidak jadi dilakukannya, maka ia memutuskan untuk bernegosiasi langsung dengan Raja Negeri Palestina itu. Maka segeralah ia menyiapkan diri dan sejumlah pembesar-pembesarnya untuk pergi dari negeri Saba ke Palestina setelah kedatangan utusan itu.
Berita akan datangnya Ratu Balqis dan para pembesarnya ternyata telah diketahui lebih dahulu oleh Nabi Sulaiman. Ia ingin menyiapkan “kejutan” untuk mereka agar mengimaninya sebagai Nabi utusan Allah. Maka dikumpulkannyalah para pembesar-pembesarnya dalam suatu majelis, kemudian ia berkata kepada mereka : “ Hai pembesar - pembesar , siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang - orang yang berserah diri ?" .
Berkata Ifrit dari golongan jin : " Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu, sesungguhnya aku benar - benar kuat untuk membawanya dan dapat dipercaya " .
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab : " Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip ".
Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak dihadapannya , iapun berkata : " Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari akan nikmat - Nya ". Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar , maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia .
Salah satu kejutan yang akan diberikan kepada Ratu Balqis dan rombongannya yang akan datang ke kerajaannya ialah dengan cara membawa singgasana Sang Ratu ke negerinya. Karena itulah ia meminta kepada para pembesarnya yang terdiri dari golongan manusia dan jin yang kuat dan pintar untuk mengambil singgasana yang merupakan simbol kebesaran Sang Ratu untuk dibawa ke kerajaannya.
Ada 2 orang pembesarnya yang mengajukan diri untuk mengambilnya, pertama ialah Ifrit yaitu seorang jin yang memiliki kekuatan dan kecepatan yang luar biasa sehingga bisa mengangkat singgasana yang besar itu sebelum Nabi Sulaiman berdiri dari tempat duduknya. Kedua, adalah seorang manusia yang memiliki pengetahuan dari kitab Allah yang ternyata mampu lebih cepat lagi membawa singgasana tersebut yaitu hanya sekejap mata.
Bila kita melihat di peta, maka jarak tercepat yang ditempuh dari Palestina ke Saba’ di Yaman sekitar 2.800 km. Maka jarak tempuhnya bolak-balik Palesina-Saba’ kemudian Saba’-Palestina akan menempuh jarak sekitar 5.600 km. Kira-kira jarak ini dapat ditempuh berapa lama dengan menggunakan pesawat teknologi manusia sekarang ? bisa dipastikan waktu tempuhnya dapat berlangsung selama berjam-jam lamanya. Tetapi ada seorang manusia di zaman Nabi Sulaiman yang ia memiliki ilmu pengetahuan yang lebih tinggi daripada kita di zaman modern ini yang dapat melakukan perjalanan sejauh itu hanya dalam waktu beberapa detik saja. Ilmu yang ia miliki itu berasal dari kitab Allah sebelumnya yaitu Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa As dan juga Zabur yang diturunkan kepada Daud As serta mungkin juga dari kitab yang lainnya. Kemampuan yang ia miliki ini tentu lebih hebat daripada Ifrit dari golongan Jin yang paling kuat. Karena itulah manusia memiliki keutamaan yang ternyata lebih tinggi daripada Jin apabila ia mampu mengambil pelajaran yang terdapat dalam kitab-kitab Allah.
Beberapa ahli sejarah muslim dan ulama ahli tafsir mengatakan bahwa yang populer nama orang yang dimaksud di dalam surat An Naml ayat 40 di atas adalah bernama Asyif bin Barkhiya, begitu pula yang dikatakan oleh Ibnu Katsir dalam bukunya “Kisah-Kisah Para Nabi (Qishash Al Anbiya’) ”. Ia adalah termasuk orang yang dekat dengan Nabi Sulaiman karena ia adalah perdana menterinya. Asyif adalah seorang yang jenius dan ilmuwan yang menggali dan mempelajari ilmu pengetahuan yang berasal dari kitab-kitab terdahulu. Dengan pertolongan Allah kemungkinan ia telah mengetahui tentang fisika partikel dan hakekat hubungan antara materi dengan energi. Padahal, ilmu pengetahuan modern sekarang ini baru saja mengetahui tentang ilmu itu di awal abad 20. Einstein adalah salah seorang ilmuwan yang berperan penting dalam memahami hakekat hubungan antara materi dengan energi. Setelah ia mengeluarkan rumusnya yang sangat terkenal, yaitu E = m.c² (Energi = massa benda dikali kuadrat kecepatan cahaya (300.000 km/detik)), maka tahulah kita bahwa sebenarnya energi bisa menjadi materi dan begitu pula sebaliknya. Hal ini telah kami bahas di dalam bab II sebelumnya.
Jin Ifrit mampu mengangkat singgasana Ratu Balqis dalam hitungan menit, sedangkan Asyif bin Barkhiya mampu membawanya dalam hitungan detik saja. Sebagaimana yang dinyatakan di dalam 39 surat An Naml di atas bahwa Ifrit adalah seorang jin yang kuat, maka pastilah ia akan mengangkat singgasana yang besar itu dengan tangannya sendiri jika ia jadi diperintahkan untuk membawanya. Sedangkan Asyif hanyalah manusia biasa, yang tidak mungkin membawa atau mengangkat singgasana besar itu sendirian apalagi dengan jarak yang begitu jauh kecuali dengan ilmu pengetahuan yang dikaruniakan Allah kepadanya. Bagaimana mungkin seandainya Asyif saat itu hanya mengendarai wahana pesawat terbang menuju ke negeri Saba’ kemudian dia harus masuk ke dalam kerajaanya lalu harus mengangkat singgasana itu sendirian dan baru pulang ke Palestina ? butuh waktu berapa lama ? pasti tidak mungkin dalam hitungan detik bukan ?.
Bagaimanakah ilmu fisika menjelaskan hal ini ?. Pendekatan fenomena fisika yang sangat mungkin untuk menjelaskan kejadian tersebut hanyalah jika saat itu Asyif telah mengetahui dengan pasti ilmu ekivalensi antara materi dan energi. Bagaimana ia bisa masuk ke dalam kerajaan Saba’ tanpa melalui pintu gerbang bahkan mampu menembus dindingnya dan langsung sampai di depan singgasana sang Ratu ?. Fenomena ini terjadi hanyalah jika ia dapat mengubah materi tubuhnya menjadi energi yang kemudian bersatu kembali menjadi materi tubuh dalam hitungan detik di lokasi yang dituju dengan koordinat yang tepat sekali. Sepertinya Asyif sudah mengetahui dengan pasti koordinat lokasi singgasana itu, sehingga dengan mudah ia langsung pergi ke sana begitu ia diperintahkan oleh Nabi Sulaiman. Setelah sampai di depan singgasana sang ratu, maka ia mengubah materi singgasana itu dan juga materi tubuhnya sendiri menjadi energi lagi kemudian berpindah ke kerajaan Nabi Sulaiman dan bersatu lagi materi-materi tubuhnya dan materi penyusun singgasana itu dengan tepat sekali.
Alat apakah yang telah diciptakan oleh Asyif itu ? alat itu adalah semacam alat pemindah materi dari satu tempat ke tempat yang lainnya seperti yang sering kita jumpai di film – film fiksi ilmiah seperti Star Trek. Mungkin saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi modern manusia masih belum bisa menjangkau ilmu itu, tetapi riset-riset yang menjurus ke sana masih terus dikembangkan sampai sekarang. Perkembangan ilmu fisika partikel pun sampai saat ini sangat pesat sekali, karena itulah mungkin saja alat itu akan bisa ditemukan di kemudian hari. Asyif mampu menggapai ilmu itu lebih dahulu daripada manusia di zaman ini karena ketakwaannya serta kecerdasannya dalam mengungkap ilmu pengetahuan yang terdapat di dalam kitab-kitab Allah sebelumnya. Tetapi sekali lagi, hal ini tidak dapat dipastikan 100% karena bisa jadi Asyif memiliki ilmu yang berbeda bahkan lebih canggih daripada yang dapat kita pahami saat ini. Hanya Allah sajalah yang memberikan ilmu itu kepadanya karena ketaqwaannya serta penelitian dan pengamalannya yang serius terhadap kitabullah.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Al Qur’an adalah mukjizat terbesar Rasulullah Muhammad SAW berisi pula ilmu pengetahuan. Jika kita mampu untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan yang terdapat di dalam Al Qur’an itu dan melakukan berbagai riset ilmiah maka tidak menutup kemungkinan teknologi kita akan jauh lebih maju daripada saat ini.
Asyif bin Barkhiya ternyata telah terbukti melalui firman Allah yang tidak diragukan lagi kebenarannya mampu menembus ruang dan waktu yang tidak bisa ditempuh oleh manusia dan jin saat itu, yaitu sekitar 3000 tahun yang lalu. Ilmu pengetahuan yang dimilikinya itupun bahkan sampai sekarang masih belum bisa dikuasai oleh manusia di zaman ini. Ruang dan waktu itu baginya hanyalah ditempuh dalam hitungan detik, seberapa pun jauh jaraknya. Tidak perlu lagi wahana pesawat terbang untuk mengarungi ruang dan waktu, cukup sebuah alat pemindah materi, maka ruang dan waktu itu sudah tidak menjadi masalah yang berarti. Allah telah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi kita untuk menguasai ilmu-Nya yang tidak terbatas itu, seperti Asyif yang telah mendapatkan sebagian dari ilmu pengetahuan itu.
Begitulah kisah Asyif bin Barkhiya, seorang Ahli Kitab yang telah diberikan kemuliaan oleh Allah sebagai perdana menteri kerajaan Nabi Sulaiman dan ilmuwannya. Kemudian bagaimana kisah ratu Saba’ selanjutnya?. Sesampainya di kerajaan Sulaiman, Ratu Saba beserta rombongannya pun terkagum-kagum melihat keindahan istana Sulaiman yaitu istana kaca yang lantainya adalah air yang ditutup dengan kaca mengkilap tembus pandang. Selain itu pula Ratu Balqis juga kaget dengan adanya singgasana yang sangat mirip dengan singgasananya, karena itu sebenarnya adalah benar-benar singgasananya yang dibawa oleh Asyif, hanya saja dirubah sedikit atas perintah Nabi Sulaiman. Karena tertegun akan kebesaran Nabi Sulaiman maka Ratu Balqis pun beriman dengan ucapannya yang diabadikan di dalam Al Qur’an surat An Naml ayat 44 “ ya Tuhanku sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah , Tuhan semesta alam "
0 komentar:
Posting Komentar