Aminah al-Muthawwi’,mengisahkan perjalanan hidupnya yang ajaib dan luar biasa,mencengangkan dan menakjubkan .Ia adalah seorang wanita yang mendapatkan cobaan berupa penyakit mematikan.Namun,keadaan itu tidak menghalanginya untuk menghafalkan Al-Qur’an ,sampai kemudian ia berhasil menghafalnya secara sempurna dan Allah menghendaki penyakitnya sirna.Kisah perjalananya dalam menghafalkan Al-Qur’an itu dimuat oleh Muna Sa’id Ulaiwah dalam bukunya,Qishati fi Hifzhil Qur’an(kisahku dalam meghafalkan Al-Qur’an ).Aminah menceritakan.
Aku adalah wanita yang jauh sebelumnya menduga bahwa diriku sudah meninggal dunia sejak dahulu.Hal ini karena menghadapi beragam musibah dalam hidupku,sesuatu yang tidak pernah terbayangkan dalam benak pikiranku.Namun,Alhamdulillah ,keyakinanku kepada Allah semakin kuat.disaat itu aku sedang bingung memaknai kehidupan sekitarku,aku berserah kepadaNya.Aku dahulu adalah seorang yang mengidap tumor otak.Mungkin keadaanku tidak terlalu buruk,tetapi walau bagaimanapun hal itu cukup mengerikan.Meskipun penanganan dilakukan secara terus menerus dan teratur,tetapi tidak ada tanda-tanda akan membaik.Padahal penangan itu telah berjalan selama empat tahun.Meskipun demikian ,dalam hati aku yakin bahwa Allah tidak akan menimpakan kepadaku dengan suatu penyakit melainkan untuk memberikan sesuatu yang sangat agung,selain mengampuni dosa-dosaku.Selalu saja dalam ujian itu terdapat pelajaran yang tidak kita ketahui hikmahnya.
Saat terakhir kali mengunjungi dokter,mataku merasakan dunia tampak gelap disebabkan oleh vonis akhir atas penyakit yang selama ini aku idap.Ini adalah kabar yang sangat tidak menyenangkan.Akan tetapi,kemudian aku putuskan menggunakan sisa usiaku untuk menghafalkan Al-Qur’an .Mulanya ,bukan untuk memohon kesembuhan bagi penyakitku ini,melainkan hanya berniat menghafalnya sebelum aku mati.Aku merasa ajalku sudah dekat.
aku pun memulai hafaln sendiri.Terkadang aku bersemangat sekali dan terkadang semangatku mengendur karena menyadari bahwa memaksakan otak dengan hafalan bisa makin memperparah penyakitku.Namun,aku tetap terus menghafal.Aku memuji Allah siang dan malam karena berhasil menghafal surat al-Baqarh.Sunguh ,demi Allah ,perasaan senangku ketika itu tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Aku teramat senag karena dapat menyelesaikan surat terpanjang ini.Rasa senang yang ada di dalam hatiku pun mampu meluapkan penyakitku.
Berawal dari keberhasilan ini,aku mulai meghafal dengan lebih semangat.Namun,rasa kantuk berat dan keinginan untuk tidur selalu menyerangku akibat penyakit yang hinggap di otakku.Setidaknya,aku menghabiskan waktu untuk tidur hingga 16 jam setiap hari.Aku khawatir waktuku habis percuma.Aku pun berserah diri kepada Allah untuk melawan kantukku ini dan yakin bahwa Allah akan menjauhkan diriku dari setan.Aku lawan terus kantuk ini dan aku kalahkan dengan memperbanyak wudhu.Memang wudhu merupakan pemancing yang sangat mengagumkan.Aku terus bergerak pantang mundur.Aku terus menghafal dan menghafal dengan meminta bantuan kepada Allah SWT melalui shalat dan istigfar.
Ketika aku membaca firman Allah SWT,”Musa berkat,’itulah mereka yang menyusulku dan aku bersegera kepada-Mu,ya Rabbi,agar Engkau rida kepadaku.'”(Qs.Thaha(20);84),air mataku tiba-tiba mengucur deras.Aku menangis.Aku merasa bahwa tidak lama lagi aku akan segera mati.Oleh karena itu,aku harus menghafal Al-Qur’an sampai bertemu dengan Allah dengan membawa hafalan (kitab)Nya.Mudah-mudahan Dia sudi memberikan ampunan kepadaku.
Aku lanjutkan perjalananku dalam menghafalkan Al-Qur’an.Aku berhasil melewati baris demi baris hingga halaman demi halaman ,Pada saat yang sama ,aku harus melawan sakit dan sekaligus melawan bisikan setan dan bisikan nafsuku sendiri.Namun,dengan modal apa nanti aku menghadap kepada Allah ,Rabb semesta alam ?Aku berharap ada penolong dan ingin punya penghibur di alam kubur nanti.Kubur itu sangat sunyi,pikirku.
Ketika semangatku melemah ,aku sering berpikir :Dengan cara apa aku dapat berbakti kepada kedua orang tuaku.Aku ingin sekali memuliakan mereka di hari Kiamat nanti dengan sebuah mahkota.Bukankah mereka sangat memperhatiku dengan penyakit yang aku derita?Selain itu ,sebagai penyemangat,aku selalu mengingat perkataan malaikat kepada ahlul qur’an(dan aku berharap menjadi bagian dari mereka),”Bacalah dan terus naiklah (ke derajat yang lebih tinggi)”dengan begitu,semangatku kembali menggelora.
Aku sebenarnya senantiasa berada dalam pertarungan yang belum juga berakhir.Terkadang,aku melemah hingga dunia terasa begitu gelap.Pada saat seperti itu ,aku mersasa tidak mungkin menghafalkan Al-Qur’an .Hampir-hampir aku meninggalkan amalan mulia ini .Namun ,aku berpikir ,bagaimana aku bisa membantu kedua orang tuaku? Dengan apa aku akan memuliakan mereka kalau bukan dengan Al-Qur’an?Aku menangis panjang di keheningan malam,lalu terus membaca Al-Qur’an sampai aku berjumpa dengan ayat yang sangat menyentuh jiwaku dan mataku pun terus tertuju padanya.Allah SWT berfirman yang artinya:”Sesungguhnya Kami telah memudahkan Al-Qur’an untuk diingat,maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (Q.S al-Qamar (54):17)
Demi Allah ,seakan aku baru kali pertama membaca ayat ini.Ternyata ,Allah telah memberikan jaminan kepadaku untuk mudah menghafalkan Kitab-Nya.Lalu,mengapa aku tidak segera memohon pertolongan-Nya dan memperbaharui tekadku?Demi Allah,aku tidak akan menghadap kepada Allah,kecuali Kitab-Nya telah ada dalam hatiku.
Aku lanjutkan perjalananku menghafalkan Al-Qur’an .Hari demi hari aku lalui ,sementara aku terus menghafal ayat demi ayat dengan penuh kesungguhan.Akhirnya,datang malam terakhir aku menyelesaikan hafalan Al-Qur’an .Aku putuskan untuk tidak tidur sebelum berhasi menamatkan hafalan.Aku pun berwudhu,lalu shalat dua rakaat,kemudian aku menghafalkan ayat demi ayat.Pada malam itu ,berkat karunia-Nya ,pintu hatiku terbuka lebar-lebar.Aku menghafal dengan konsentrasi klimaks dan dengan penuh suka hati.Ternyata ,puncak itu akan segera aku taklukkan.
Surat terakhir (an-Nas) sudah ada di depan mata ,pertanda bahwa beberapa kalimat lagi aku berhasil menamatkan hafalan Al-Qur’an .Benar,akhirnya hafalanku seleseai.Kini,30 juz lengkap sudah berhasil aku lalui.Seketika aku mengucurkan air mata.Begitu manis rasanya,yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.Aku terus menangis karena bahagia yang berasal dari relung hati yang paling dalam.
Setelah itu,kembali terbayang bahwa ajal kian dekat.Namun,dengan khatamnya hafalan ini.aku merasa baru dilahirkan,sebuah kelahiran baru bagiku.Segala puji bagi Allah ,Dzat Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.Jika dia menghendaki sesuati itu terjadi,Dia tinggal berkata ,”jadi!”,lalu jadilah apa yang Dia kehendaki.Memang ,aku merasa bahwa ajalku akan segera tiba.Akan tetapi perasaanku tidak seperti yang dulu lagi.Sekarang aku merasa senang karena ketika hendak bertemu dengan-Nya,aku telah hfal Kitab-Nya.
Selang beberapa hari,aku pergi ke dokter untuk memeriksakan kembali tumor otakku.Saat itu,aku telah benar-benar siap menghadapi segala sesuatunya dan menerima musibah atau segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi.Aku kaget .Sesuatu yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya kini terjadi.Dokter pun tak kalah terkejutnya denganku.Aku hanya diam sambil bergumam di dalam hati,seperti yang difirmankan oleh Allah SWT,”Katakanlah,tidak akan ada musibah yang menimpa kami kecuali yang memang telah Allah tetapkan atas kami….”(Qs at-Taubah (9) ; 51).Menit – menit yang berlalu saat menanti hasil pemeriksaan,yang bagiku terasa bagaikan tahun.Tak lama kemudian ,aku terkejut ketika dokter mengatakan.”Subhanallah,engkau telah sembuh sempurna dengan proporsi 70 %.”
Allahu Akbar,Allah Mahabesar.Betapa ajaib berita ini bagiku.Ini adalah berita besar.Sebelumnya ,aku berharap mendapatkan kemajuan 1 % ,ternyata yang terjadi sungguh luar biasa.Aku pun menangis bahagia ,yang belum pernah aku rasakan selama hidupku.Maha benar Allah yang berfirman ,” ….Di dalam Al-Qur’an itu terdapat penawar bagi manusia….”(QS.an-Nahl [16]:69).Oleh karena itu,kita tidak boleh berputus asa meraih rahmat-Nya.Setiap yang ditetapkan oleh-Nya atas kita adalah rahmat dan kasih sayang-Nya .Kita hanyalah seorang hamba yang lemah dan fakir(sangat membutuhkan pertolongan-Nya).Aku pun memuji Allah atas nikmat dan anugrah Al-Qur’an yang aku dapatkan
0 komentar:
Posting Komentar