Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Zootaxa memperoleh hasil temuan terbaru tentang katak panah beracun.
Ukurannya memang hanya 12,7 milimeter—mungkin pula sebesar kuku jari kelingking Anda—ini mempunyai racun cukup berbahaya.
Dalam jurnal Zootaxa, peneliti menemukan amfibi berwarna jingga cerah ini di daerah perbukitan dekat Pantai Karibia dengan racun berbahaya, bernama Andinobates geminisae.
Menurut Andrew Crawford, dari University of the Andes di Kolombia, amfibi mini ini tampaknya tidak mempunyai kerabat dekat di sekitar wilayah ditemukannya.
“Namun, spesies baru Andinobates geminisae ini justru mirip dengan Oophaga pumilio,” ujar Crawford. Kedua spesies kata beracun ini memang sudah diamati sebelumnya, tapi untuk kasus Oophaga masih menyimpan beberapa misteri belum terpecahkan.
Katak beracun ini melindungi diri serangan predator besar menggunakan sistem yang dikenal bernama mimikri Müllerian. Dengan cara inilah mereka menghindari predator yang ingin memangsanya.
“Tapi semua ini masih spekulasi, masih perlu penelitian lanjut,” Crawford menambahkan.
Hingga saat ini masih sedikit informasi tentang perilaku katak ini. Namun diketahui katak beracun ini ‘menggendong’ kecebong dan merupakan hewan yang peduli dengan anaknya.
Peneliti menduga A. geminisae membawa anak-anaknya pada cekungan pohon maupun daun untuk perlindungan dari predator.
Menurut Crawford, walau diberi nama katak panah beracun, racun yang dimilikinya tidak mengandung senyawa yang membahayakan.
0 komentar:
Posting Komentar