Latest News
Jumat, 23 Januari 2015

Kartel Perbankan : Penyebab Riba, Perang dan Hancurnya Peradaban

 “Saya yakin institusi perbankan adalah lebih berbahaya untuk kebebasan kita daripada para tentara yang siap siaga untuk menyerang.”
(Thomas Jaferson)

Rasulullah saw bersabda, “Jauhilah tujuh dosa besar yang membawa kepada kehancuran,” lalu beliau sebutkan salah satunya adalah memakan riba.
(HR. al-Bukhari dan Muslim).

Pada November 1949, Eustace Mullins, merupakan seorang peneliti di Washington DC ketika teman-temannya mengajaknya untuk menjenguk sastrawan ternama Amerika Ezra Pound yang dirawat di rumah sakit jiwa Elisabeth's Mental Hospital sebagai seorang tahanan politik.

Seorang kritikus dan sastrawan ternama, Pound, memperkenalkan dunia kepada James Joyce, W.B Yeats, dan T.S. Eliot Selama Perang Dunia Dua, ia dituduh berkhianat karena melalui siaran radio ia mempertanyakan motif perang Amerika.

Pound menugaskan Mullin untuk mempelajari kekuatan perbankan Amerika. Mullin menghabiskan setiap pagi selama dua tahun di Perpustakaan Kongres dan bertemu dengan Pound setiap sore. Karya tulis yang dihasilkan "The Secret of Federal Reserve" (Federal Reserve adalah Bank Sentral Swasta Amerika) terbukti terlalu panas bagi penerbit Amerika manapun untuk diterbitkan. Sembilan belas penerbit menolaknya. Satu mengatakan, "Anda tidak akan pernah dapat membuat ini diterbitkan di New York." Ketika ia akhirnya muncul di Jerman pada tahun 1955, Pemerintah Militer Amerika merampas seluruhnya sebanyak 10.000 eksemplar dan membakarnya.
  Mengapa demikian?

la menggambarkan Amerika dengan perspekrif yang benar-benar berbeda, "Meskipun kita telah berperang untuk mendapatkan kemerdekaan melawan Inggris," tulis Mullins, "Kita tetap menjadi koloni perekonomian dan keuangan Britania Raya. Ia mengatakan bahwa antara tahun 1865 dan 1913, para bank Rothschild yang bermarkas di London menggunakan agen-agen seperti J.P Morgan dan J. D. Rockefeller untuk mendapatkan kendali atas perindustrian Amerika dan mengorganisasinya menjadi kartel-kartel.

Dari mana para bankir ini mendapatkan uang? Lebih dari dua ratus tahun, para bankir Eropa telah mampu memberikan kredit kepada negara mereka dan mendapatkan hak untuk mencetak uang negara tersebut sehingga mereka mendapatkan keuntungan yang demikian besar.

Pada abad ke tujuh belas, para pemberi pinjaman uang dan para aristokrat membuat perjanjian. Jika raja akan membuat mata uang kertas sebagai liabilitas (kewajiban atau utang) negara, maka para pemberi pinjaman uang akan mencetak sebanyak yang ia sukai. Oleh karenanya, Bank of England (Inggris), Bank of Franch (Prancis), dan Reichbank (Jerman) datang memenuhi hal tersebut, namun mereka semua merupakan perusahaan swasta.

Oleh karena itu, para pemberi pinjaman uang tersebut mengenakan "bunga riba" pada aset yang mereka buat dari angin. Para aristokrat seluruhnya memiliki saham pada semua bank sentral tersebut, ditambah lagi mereka memberikan pendanaan kepada pemerintah yang sedang berkembang, untuk membiayai perang yang memakan biaya besar, Kelompok kecil ini membeli kekayaan dunia dengan menggunakan kredit kita, Bentuk penipuan ini adalah inti dari penyakit kemanusiaan.

Para bankir memiliki kepentingan pribadi agar negara (yaitu masyarakat) memiliki uang sebanyak mungkin. Mereka yang berada di balik Marxis, Sosialis, dan gerakan Liberal, mendorong pengeluaran pemerintah dan sosial yang besar. Mereka berada di balik perang dunia yang menghancurkan pada abad lalu.

Umumnya, jika Anda dapat membuat uang dari angin, terdapat insentif yang amat kuat untuk menggunakan utang untuk mengendalikan populasi dan mengambil alih real estate. Ini merupakan esensi dari "krisis utang dunia ketiga". Didedikasikan untuk memiliki seluruh kekayaan dan memperbudak manusia, vampir yang tidak pernah merasa kenyang telah dilepaskan ke dunia.

Sebagian besar buku Mullin mengungkap faktor-faktor yang membuat A.S. dan dunia terlibat dalam permainan mematikan ini. Pada 1913, Owen Glass Bill (undang-undang mengenai keuangan) memberikan hak kepada bank-bank yang sebagian besar dikontrol asing untuk membuat uang bedasarkan kredit pemerintah Amerika Serikat dan mengenakan bunga atasnya.

Untuk memenuhi ini, para bankir tersebut harus mencurangi pemilihan agar calon Presiden dari partai Demokrat, yaitu Woodrow Wilson terpilih. (Mereka mengalahkan calon terkuat W.H. Taft dengan membuat pembantu mereka Theodore Roosevalt memecah suara Republikan.) Kemudian, kaki tangan mereka di kongres meloloskan aturan perbankan baru pada 22 Desember setelah lawan-lawan mereka cuti untuk merayakan Natal.

"Undang-undang ini menciptakan perserikatan (kartel) terbesar di dunia," ucap anggota kongres Charles Lindberg ketika itu. "Ketika Presiden menandatangani undang-undang tersebut, pemerintahan tak kasat mata yang dikendalikan oleh Kekuatan Moneter akan dilegalkan. Masyarakat mungkin tidak akan mengetahuinya dalam waktu dekat. Namun, tidak lama lagi hari pembalasan akan datang."

Mullin menjelaskan bahwa undang-undang tersebut disahkannya beberapa saat sebelum masyarakat Amerika harus mendanai Perang Dunia Pertama. Kekuatan masyarakat Eropa tidak lagi mampu mendanai kemewahan perang berikutnya. Namun, Amerika relatif tidak memiliki utang dan itu membuat segalanya menjadi dapat dilakukan.

 Mullin memberikan contoh yang meyakinkan bahwa setiap Presiden A.S. sejak T.R. Roosevelt merupakan kaki-tangan para bankir. Pada tahun 2006, masyarakat Amerika membayar lebih dari $400 miliar atas bunga utang nasional, sebagian besar kepada bank sentral. Untuk menjaga penipuan besar ini, para bankir memperkuat gerigi baja pada organ politik dan budaya bangsa. Menurut Mullins, New York Times dimiliki oleh Kuhn Loeb, sementara Washington Post dimiliki oleh Lazard Freres. Di Eropa, Rothschild memiliki Reuters dan juga layanan berita Jerman dan Prancis.

Penerbit-penerbit A.S., jaringan televisi, dan produser film juga memiliki posisi yang sama. Rockefeller, Carnegies, dan Ford menguasai perpustakaan dan universitas-universitas nasional. Para jurnalis dan profesor dengan taat menuruti fantasi mengenai demokrasi dan kebebasan. Laboratorium pengendali pikiran yang dijalankan oleh CIA dan Tavistock Institute mengimpikan cara untuk mengendalikan masyarakat. Sterilisasi psikologis untuk wanita (feminisme) adalah salah satu contoh.
Akhirnya, peperangan kosmis antara baik dan jahat telah terjadi.

Melalui artikel ini, saya ingin membantu para pembaca sekalian memahami dunia yang kita tinggali saat ini, mengapa dunia ini menjadi semakin aman untuk para bankir dan semakin ganjil bagi setiap orang yang ingin mengkajinya?

Simaklah pernyataan Henry Makow Ph. D berikut ini....

Pertama, orang-orang yang memiliki mesin uang cenderung untuk memiliki banyak teman. Para bankir membantu teman-teman mereka untuk menciptakan monopoli dalam minyak, kimia, farmasi, transportasi, media, dan sebagainya. Mereka juga mengambil langkah aman. Sebagaimana yang dapat Anda bayangkan, orang-orang ini sama liciknya dengan pencuri. Para pengacara, jurnalis, dan para intelektual seluruhnya beriomba-lomba untuk menjalankan perintah mereka, (Melayani kartel ini adalah sarana untuk "sukses").

Langkah pertama para bankir ini adalah dengan membeli seluruh politisi. Kedua adalah membeli saluran media utama dalam rangka untuk mempromosikan ilusi bahwa para politisi membuat keputusan dan mewakili kepentingan kita. Langkah ketiga adalah mengontrol sistem pendidikan, memastikan bahwa masyarakat berhenti berpikir sejak masa-masa dini.

Kemudian, para bankir tersebut menggunakan pemerintah dan media untuk meyakinkan kita bahwa agama, nasionalisme, dan keluarga inti adalah tidak populer, dan kita menginginkan apa yang mereka inginkan. Kebijakan-kebijakan ini tidak pernah didebat atau di-vote. Mereka tampak datang begitu saja dan seakan-akan mewakili keinginan masyarakat umum.

Negara manapun termasuk Indonesia, tidak diperbolehkan untuk memelihara identitas nasional atau tradisi mereka. Para bankir merasa perlu menghilangkan negara bangsa, kebebasan, dan kemerdekaan dengan tujuan untuk melancarkan bisnis mereka dan mengonsolidasikan kekuasaan mereka. PBB, NAU, Uni Eropa, IMF, dan Bank Dunia, mengagungkan pinjaman dan tagihan besar yang akan membuat hukum.

 Planet ini telah dibajak. Para pemimpin kita adalah penipu, oportunis, pengkhianat, atau ketiga-tiganya. Hampir segala sesuatu mengenai sejarah modern adalah kebohongan. Perusak moral berlalu-lalang dalam kehidupan budaya dan publik kita, Segala sesuatu yang dipromosikan oleh media, pendidikan, dan pemerintah memiliki niat terselubung. Ini adalah apa yang disebut menolak Tatanan Moral, yaitu Tuhan.

Inilah dunia yang akan kita wariskan kepada anak cucu yang aman... bagi para bankir internasional.

Sumber :

  1.     Review terhadap The Secrets of the Federal Reserve oleh Eustace Mullins
  2.     Henry Makow Ph. D, ILLUMINATI, Dunia Dalam Gengaman Perkumpulan Setan, hal 44-52, Ufuk Publishing House.

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Kartel Perbankan : Penyebab Riba, Perang dan Hancurnya Peradaban Rating: 5 Reviewed By: Muslimina