Aneh bin ajaib, meski tiap hari dibunuhi tentara Israel, pejuang- pejuang Palestina tak pernah habis. Ibarat hilang satu tumbuh seribu, begitu seterusnya. Mereka juga tak pernah surut semangat juangnya, meski hampir hari dijatuhi bom dan rudal.
Kota Jenin menjadi saksinya. Kota yang terletak di Tepi Barat itu dibombadir Israel sebulan lalu. Ratusan rudal yang dilepaskan pesawat-pesawat tempur dan tank-tank Zionis, menghantam kota yang menjadi penampungan pengungsi rakyat Palestina itu. Hanya bersenjata AK 47 dan M 16, para pejuang Palestina memberikan perlawanan sengit.
Ratusan warga sipil dan anak- anak menjadi korban sesuatu yang sebenarnya dilarang PBB akibat serangan brutal itu. Tetapi di pihak Israel bukan tidak ada yang mati. Tidak kurang dari 24 orang pasukan Israel tewas, dan 130 lainnya cedera. Itu yang diakui Israel. Tentu jumlah sebenarnya jauh lebih besar.
Israel tidak mau menyebutkan jumlah korban pastinya, karena akan menjatuhkan moral tempur pasukannya. Buktinya, Panglima Perang Zionis, Shaol Mofaz akhirnya harus mencopot perwira yang memimpin penyerangan Jenin, karena dianggap gagal.
Rupanya, ada kejadian-kejadian aneh di Palestina, yang menyebabkan perlawanan mereka tidak pernah mengendor. Situs nurkeimanan.wordpress.com menjelaskan keanehan itu, diantaranya dituturkan Abu al Barraa, salah seorang pimpinan Hamas.
“Wahai saudaraku yang aku cintai,” katanya, “demi Allah sesungguhnya kami telah menyaksikan pasukan Zionis Israel meninggalkan persenjataan mereka, lari terbirit-birit ketakutan. Banyak dari mereka yang terbunuh dari peluru para mujahidin yang keluar tanpa ditembakkan.” Salah seorang tentara Israel yang lari itu, kepada pers mengaku ketakutan. Mereka menyaksikan postur pasukan yang buas luar biasa bukan dari bangsa manusia. Beberapa sumber Israel mengungkapkan, rasa takut itu menyelimuti setiap pasukan saat hendak memasuki Jenin.
Salah seorang pasukan cadangan Israel mengatakan, “Kami melaksanakan tugas ini karena memang wajib, tidak ada yang senang berperang di sini. Kondisi di sana memang menyeramkan sekali.” Bahkan ia berharap, dunia internasional menekan pemerintahan Ariel Sharon. “Apakah tekanan terhadap pemerintahan (Sharon) telah dilakukan, agar menarik mundur pasukannya? Berapa hari lagi kita harus bertahan di sini?” kata tentara itu ketakutan.
Apakah keanehan-keanehan itu pertanda Allah telah menurunkan bala tentaranya, seperti apa yang tercantum pada al-Qur’an Surat At Taubah 26: “Dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir.”
Meski sudah demikian banyak kerusakan terjadi, para Mujahidin di Gaza menyatakan tidak akan meminta gencatan senjata.
Jubir Hamas, Sami Abu Zuhri, menantang Zionis ‘Israel’ dan mengatakan: “Di belakang kami hanya ada tembok – kami tidak akan lari ke mana pun. We have nothing to lose. Kami siap berjihad sampai penghabisan.”
Yang jelas ketika tentara Israel yang brutal itu dilanda ketakutan, keadaan sebaliknya justru dialami para mujahidin. Meski melawan musuh yang didukung Amerika Serikat, semangat tempur para mujahidin tak pernah kendor. Tak lain, karena mereka berperang di atas lambaran tauhid, ala at tauhid `isynaa wa min ajli at tauhiid namuut (di atas rel tauhid kami hidup dan untuk tauhid kami mati).
0 komentar:
Posting Komentar