Mukjizat Al-Qur’an – Peristiwa tidur panjang yang pernah dialami oleh Ashabul Kahfi merupakan mukjizat sekaligus fenomena ilmiah yang sangat menakjubkan. Bagi sebagian orang, mungkin merasa sulit untuk memercayai dan menganggap peristiwa yang melegenda ini hanya mengada-ada atau sebatas cerita rekaan belaka. Padahal, Alquran tidak membutuhkan pembenaran karena merupakan kitab suci yang penuh hikmah dan tidak ada keragu-raguan di dalamnya.
Di awal ayat Al-Qur’an, dengan tegas Allah Swt menegaskan :
“Alif laam miim. Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (QS. Al-Baqoroh 2: 1-2)
Kisah Ashabul Kahfi sendiri telah diterangkan dengan begitu jelas dalam Alquran Surat Al-Kahfi. Tujuan Allah menurunkan Surat Al-Kahfi adalah untuk menjawab tantangan kaum kafir terhadap Nabi Muhammad Saw. tentang ‘manusia gua’ yang hidup selama ratusan tahun sebelum Nabi dilahirkan dan menjadi legenda bagi kaum Yunani dan Yahudi.
Kisah tidur panjang tujuh pemuda dan seekor anjing ini dimulai ketika mereka lari untuk menyelamatkan diri ke dalam sebuah gua setelah dikejar pasukan tentara yang ingin membunuh mereka disebabkan keteguhan hati mereka yang tidak mau menyeru kepada Tuhan lain selain Allah. Lantas Allah pun menunjukkan kebesarannya dengan menidurkan mereka selama 309 tahun, lalu kemudian Allah membangunkannya.
Mungkinkah itu terjadi? Masuk akalkah?. Bagi orang yang minim ilmu pasti menganggap kisah ini tidak lebih dari sekedar dongeng seperti kisah Lampu Aladin. Meskipun kisah ini diluar batas kewajaran, Allah Swt justru berfirman menepis anggapan salah dari fikiran kita :
“Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) anjing itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan (QS. Al-Kahfi 18 : 9)
Ingat, dalam keajaiban lembaran alam ini, masih ada ciptaan yang melebihi keajaiban pada kisah ini. Ibnu Katsir mengatakan :
“Apa yang terjadi pada Ashabul Kahfi, bukanlah hal yang mengherankan bila kita menilik kekuasaan Allah yang lain. Seperti, penciptaan langit, bumi, pergantian siang dan malam, penundukan bulan dan bintang dan yang lainnya. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang istimewa pada kisah Ashabul Kahfi, sehingga Allah tidak sanggup melakukannya.
Pengbuktian Ilmiah Kisah Ashabul Kahfi
Ashabul Kahfi bisa dengan tenang dan tetap sehat tidur selama kurun waktu yang lama tanpa mengalami sakit dan terluka. Tempat ini pun tidak ada penghuninya, sehingga tempat ini sesuai untuk kehidupan mereka. Allah Swt telah memenuhi semua kebutuhan mereka.
Semua itu disebabkan beberapa faktor berikut :
a. Penonaktifan fungsi indra pendengar. Suara dari luar bisa membangunkan orang yang sedang tidur. Ini seperti dijelaskan dalam ayat:
“Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu” (QS.Al-Kahfi 18:11)
Yang dimaksud dengan “tutup telinga” disini adalah dengan menonaktifkan fungsi telinga. Indra pendengar adalah satu-satunya indra yang bekerja terus menerus dalam semua kondisi yang juga menghubungkan seseorang dengan sesuatu yang berasal dari luar. Sistem penting ini bertanggung jawab atas kondisi bangun dan sadar, juga pengaktifan operasionalisasi sistem tubuh secara menyeluruh.
Dalam kondisi penonaktifan, seperti dalam kasus pembiusan, seseorang bisa masuk ke dalam tidur yang dalam. Semua sistem operasional yang utama dan sistem panas tubuhnya juga menurun seperti dalam kondisi tidur dan terputus dengan dunia luar.
Allah berfirman : “Kami jadikan tidurmu untuk istirahat” (Qs. An-Naba’ 78 : 9 )
Kondisi ini menyebabkan dua hal :
Pertama : Menjaga sistem tubuh mereka dari kehilangan fungsinya agar tetap hidup dan bekerja secara minimal. Bagi mereka, jarum waktu berhenti selama mereka berada di dalam gua. Padahal, jarum waktu masih berputar di luar gua. Ini seperti terjadi pada sel dan kulit luar yang terjaga pada kadar panas yang rendah. Sel dan kulit itu berhenti berkembang, meskipun masih hidup.
Kedua : penonaktifan katalisator bagian dalam yang bisa membangunkan orang yang sedang tidur normal dengan perantara sistem yang telah disebutkan diatas, seperti sakit, lapar, haus atau mimpi yang mengejutkan.
b. Allah Swt juga menjaga tubuh mereka dalam keadaan sehat secara medis dan melindunginya baik dari dalam maupun luar, dengan cara berikut :
Pertama : Membolak-balikkan badan secara terus menerus selama tidur.
Seperti dalam bunyi ayat :
“Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal mereka tidur; dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, (QS. Al-Kahfi 18:18)
Cara ini dilakukan agar tanah tidak memakan tubuh mereka saat tikar membusuk di kulit mereka, juga saat pembuluh darah dan paru-paru menggumpal. Hal inilah yang disarankan oleh kedokteran modern dalam memberikan terapi pasien yang kehilangan kesadaran atau orang-orang yang tidak mampu bergerak karena lumpuh dan yang lain.
Kedua : Tubuh Ashabul Kahfi dan halaman gua menghadap sinar matahari dengan kadar yang seimbang dan memadai di awal dan akhir siang hari untuk melindungi tubuh mereka dari kadar basah dan keracunan di dalam gua yang gelap.
Seperti dijelaskan dalam ayat ini :
“Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan,dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri, (QS. Al-Kahfi 18 : 17)
Seperti diketahui secara medis, matahari itu penting seklai untuk pembersihan, penguatan tulang dan kulit manusia dengan pembentukan vitamin D melalui kulit dan manfaat lainnya.
Al-Qurthubi dalam tafsirnya berkata tentang ayat : “Bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri” maksudny adalah bagian kiri mereka terkena sengatan matahari.
Ketiga : Ada celah di atas atap gua yang menghubungkan halaman gua dengan dunia luar. Celah dan halaman itu memungkinkan gua mendapat cukup ventilasi dan cahaya. Ini terlihat dalam firman Allah Swt berikut :
“… mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapat seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya. (QS. Al-Kahfi 18:17)
Keempat : Allah Swt melengkapi mereka dengan keamanan dari gangguan apapun. Mereka seakan tidak mati dan tidak tidur karena tubuh mereka selalu bergerak ke kanan dan ke kiri. Ditambah dengan adanya anjing yang berada di pintu halaman gua sebagai security ala zaman sekarang.
Allah berfirman :
“Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal mereka tidur; dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka. (QS. Al-Kahfi 18:18).
Kelima : Allah menjaga kesehatan mata mereka dengan kondisi tidur. Seperti diketahui dalam ilmu medis, mata yang tertidur akan lebih terjaga kerusakannya dibandingkan jika mata selalu dalam kondisi terjaga. Karena jika kondisi mata terbuka di dalam goa yang gelap gulita pada waktu yang lama, akan mengalami kerusakan mata yang berakibat kebutaan. Sehingga kondisi tidurlah yang paling tepat untuk menjaga tubuh dan terutama mata.
Allah berfirman : “Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal mereka tidur; (Qs. Al-Kahfi : 18)
Dalam ayat ini seakan Allah mengatakan bahwa kondisi tidur mereka seperti orang bangun. Selain ditandai dengan bergerak-geraknya tubuh mereka, juga bisa tersirat bahwa mata mereka sesekali terbuka (berkedip) untuk menjaga mata mereka dari kebutaan.
Kesimpulan
Bahwa Allah Swt ingin menunjukkan dengan kisah ini kepada seluruh umat manusia, keajaiban secara ilmiah bagi mereka yang mau berfikir dan meneliti. Padahal sekiranya Allah berkehendak, tanpa perlu dengan proses ilmiah untuk menjaga Ashabul Kahfi inipun bisa saja terjadi. Dan itu sangat mudah bagi Allah.
Seakan Allah juga ingin menunjukkan bahwa Al-Qur’an yang seharusnya diyakini oleh seluruh manusia, adalah benar-benar Kitab yang tidak hanya mengajarkan ibadah pada Allah saja, tapi juga mengajarkan ilmu pengetahuan yang luar biasa.
Subhaanallah.. laa haula walaa kuata illa billah. (Alquin/BaitulMaqdis.com)
0 komentar:
Posting Komentar