Android memang Ajaib. Sistem operasi berbasis Linux yang awalnya dirancang untuk kamera, kini menjadi primadona perangkat seluler. Bahkan, kini Android juga hadir untuk sistem operasi berbagai perangkat lainnya seperti jam tangan pintar, televisi, kacamata pintar, dan banyak lagi.
Dengan dukungan penuh Google, sistem operasi ini mampu menyaingi sistem operasi sejenis yang lebih dulu hadir seperti iOS, Symbian,BlackBerry OS, dan Windows Mobile (sekarang menjadi Windows Phone).
Dibalik suksesnya Android tak lepas dari tangan dingin dan ide cemerlangnya seorang "gila" teknologi yang bernama Andy Rubin. Tak pelak, media massa pun menjulukinya "Bapak Android".
Salah satu hobinya adalah main helikopter mini dengan remote control. Saking “gila” gadget-nya, di rumahnya dipasangi pintu dengan pemindai retina mata. Jika ada tamu datang, pemindai retina itu akan mencocokkan dengan pusat data. Bila cocok, pintu akan terbuka dan selamat datang di rumah pencinta robot yang ada di bukit dekat Lembah Silikon. Yakinlah, “Ini cara ampuh untuk mengusir mantan pacar,” kata Rubin bercanda.
Rubin sudah terbiasa melihat banyak gadget baru sejak kecil. Ini karena ayahnya, seorang psikolog yang banting setir ke bisnis direct marketing, menyimpan produk elektronik yang akan dijualnya di kamar Rubin. Obsesinya tentang perangkat canggih, terutama robot, semakin menjadi-jadi semenjak kuliah Utica College, Utica, New York,
Di Carl Zeiss AG, tempat kali pertama ia bekerja setelah lulus kuliah, Rubin berada di sebuah divisi robotika, tepatnya pada komunikasi digital antara jaringan serta perangkat pengukuran dan manufaktur. Kemudian ia pindah ke sebuah perusahaan Swiss.
Di tempatnya bekerja, Rubin sangat antusias dan bergairah, karena hobinya terhadap hal-hal yang berbau robot sesuai dengan pekerjaannya. Selain itu, masa depan robotika memang cerah dan menjanjikan.
Namun ada satu momen, hal yang sebenarnya sepele, merubah masa depan si gila teknologi ini. Suatu hari, saat sedang mengunjungi kepulauan tropis di Jamaika itu, Rubin tak sengaja bertemu dengan seorang yang sedang tidur di tepi pantai, terusir dari sebuah cottage setelah bertengkar dengan pacarnya. Andy menawarkan pria itu tempat tinggal. Nama pria itu Bill Caswell. Percakapan diantara mereka pun terjadi, dan pada akhirnya Caswell menawarkannya pekerjaan. Kebetulan, pria itu bekerja di Apple.
Rubin mengenang bahwa bekerja di Aple adalah saat-saat terbaik bagi dirinya untuk bekerja dan belajar. Konsep teknologi digital yang dibuat oleh para insinyur Apple, menular pada dirinya. Rubin dan para insinyur lainnya, berhasil mengembangkan sebuah peranti lunak bernama Magic Cap. Namun, karena produknya kurang diminati pasar. Akhirnya General Magic pun gulung tikar.
Sisi kreatif Rubin tak berhenti ketika perusahaan yang mengembangkan produknya bangkrut. Bersama rekannya dia mendirikan perusahaan yang bergerak dalam perangkat teknologi. Perusahaan itu dinamai Sidekick Hiptop, tapi orang mengenalnya dengan sebutan Sidekick saja.
Yang menarik, pada masa itu, produk Sidekick yang diberi nama T-Mobile Sidekick merupakan perangkat kecil dan sederhana namun canggih. Perangkat ini bukan ponsel biasa ataupun PDA, namun seperti kata Rubin,"perangkat ponsel yang dijadikan platform untuk pengembang pihak ketiga."
Namun, untuk keduakalinya, perangkat ciptaan Rubin ini belum bisa diterima pasar, karena pada waktu itu orang-orang masih berpikir untuk mengembangkan aplikasi berbasis desktop. Walaupun dari sisi pasar kurang hangat, dari sisi teknologi, perangkat ini menjadi sebuah prototipe yang hebat untuk dikembangkan lebih lanjut.
Ide-ide liar Rubin dalam teknologi membuatnya selalu ingin membuat hal baru. Di antaranya mencoba memasuki bisnis kamera digital sebelum akhirnya ia mendirikan Android. Android berawal dari satu ide sederhana: sediakan platform mobile yang tangguh dan terbuka sehingga bisa mendorong inovasi lebih cepat demi keuntungan pelanggan.
Awalnya, Android dignakan untuk perangkat elektronik sejenis kamera digital. Tapi, karena permintaan konsumen terhadap perangkat itu tidak terlalu banyak, akhirnya mereka mengalihkannya ke ponsel smartphone yang sudah diketahui besarnya peluang jika dapat diterapkan pada perangkat ini.
Pada tahun 2005, Rubin mempresentasikan perangkat berbasis Android kepada pendiri Google, dengan harapan mereka bisa ikut dalam pengembangan Android. Sebenarnya, waktu itu bukan pertam bagi Rubin bertemu dengan para petinggi Google. Pada awal tahun 2002, Rubin memberi ceramah tentang pengembangan Sidekick di universitas Stanford. Kebetulan, dua pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin, hadir dalam acara itu. Ketika Page melihat dan mencoba T-Mobile Sidekick, dia berketa, "keren."
Melihat kehebatan Android dan masa depan smartphone, akhirnya Google tak hanya ikut berpartisipasi dalam pengembangan, mereka membeli Android seharga 50 juta dolar, dan seluruh karyawannya diangkut menjadi pegawai Google.
Android sendiri merupakan sistem operasi dengan sumber terbuka, dan Google merilis kodenya di bawah lisensi Apache. Kode dengan sumber terbuka dan lisensi perizinan pada Android memungkinkan perangkat lunak untuk dimodifikasi secara bebas dan didistribusikan oleh para pembuat perangkat, operator nirkabel, dan pengembang aplikasi.
Ponsel Android pertama mulai dijual pada bulan Oktober 2008. Perkembangan selanjutnya, memperlihatkan bahwa Android merupakan penguasa sistem operasi pada perangkat mobile. Hingga bulan akhir 2013, total satu miliar perangkat Android telah diaktifkan di seluruh dunia, dan 48 miliar aplikasi telah dipasang dari Google Play, toko aplikasi utama Android. Sebuah survey pada bulan April-Mei 2013 menemukan bahwa Android adalah platform paling populer bagi para pengembang, digunakan oleh 71% pengembang aplikasi seluler.
Android menjadi pilihan bagi perusahaan teknologi yang menginginkan sistem operasi berbiaya rendah, bisa dikustomisasi, dan ringan untuk perangkat berteknologi tinggi tanpa harus mengembangkannya dari awal. Akibatnya, meskipun sistem operasi ini dirancang khusus untuk telepon pintar dan tablet, Android juga dikembangkan menjadi aplikasi tambahan di televisi, konsol permainan, kamera digital, dan perangkat elektronik lainnya.
Mungkin karena Android sudah sedemikian pesat dan matang, Rubin merasa bahwa tantangan untuk mengembangkan Android secara mendasar sudah berkurang. Sebagai insinyur yang menggilai sesuatu yang baru, tantangan untuk mengembangkan perangkat baru dalam teknologi menjadi hasratnya yang paling besar.
Pada bulan Maret 2013 Rubin secara resmi mengundurkan diri dari jabatan kepala sistem operasi Android. Beberapa bulan kemudian namanya terpampang sebagai kepala divisi Robotika Google. Sebuah pekerjaan tentang perangkat yang digandrunginya sejak kecil.
Sumber: Cnet, The Verge, Kompas, Okezone
0 komentar:
Posting Komentar