Oleh : Ir.H.Bambang Pranggono, MBA.
“Katakan, ‘Andaikan lautan menjadi tinta untuk kalimat Tuhanku, niscaya keringlah lautan itu sebelum habis kalimat Tuhanku, walaupun ditambahkan lagi sebanyak itu.’” (Q.S. Al-Kahfi [18]: 109)
Kalau dalam ayat tersebut Allah Swt. mengibaratkan laut seperti tinta, maka grup musik Koes Plus mengibaratkan laut di negeri ini seperti kolam susu. “Bukan lautan hanya kolam susu.” Demikian sepenggal lirik lagu Koes Plus tersebut yang terinspirasi dari sebuah telaga bernama Kolam Susu di Atambua, Nusa Tenggara Timur. Apakah air di telaga Atambua tersebut terasa manis dan berwarna putih seperti susu? Tentu saja tidak. Tapi, lautan putih bagaikan susu memang benar adanya. Selama berabad-abad, para pelaut menceritakan pengalaman melayari lautan bercahaya putih misterius di waktu malam, terutama ketika berlayar di samudra Hindia dan kepulauan Indonesia. Kini, penelitian telah membuktikan bahwa kisah para pelaut tersebut bukan dongeng semata.
Di suatu malam pada 1995, sebuah kapal bernama S.S.Lima melapor tengah melayari lautan berwarna putih di lepas pantai Somalia. Steve Miller, ahli meteorologi kelautan di laboratorium Angkatan Laut Amerika di Monterey (California), mendeteksi rute kapal pada tanggal kejadian dalam rekaman foto satelit. Hasilnya, memang ditemukan area putih seluas 15.400 km2 mengelilingi kapal tersebut. Steve Haddock dari pusat riset Teluk Monterey mengatakan bahwa cahaya ajaib itu berasal dari empat miliar triliun bakteri bioluminescence yang terapung di tempat itu dan hanya berlangsung beberapa hari saja.
Ketika tersentuh suatu reaksi kimia, elektron pada bakteri itu melompat ke level yang lebih tinggi lalu jatuh lagi sambil mengeluarkan energi sisa dalam bentuk partikel cahaya. Cahaya tadi disebut “cold light” dan berwarna biru, yakni warna yang mampu menembus jarak terjauh dalam air. Di tengah malam yang gelap, mata manusia tidak bisa membedakan antara biru dan putih. Maka, cahaya lautan bakteri tersebut nampak seputih susu. Sungguh suatu pemandangan langka yang membuat bulu roma merinding.
Memang, lautan penuh keajaiban. Ada 41 kata laut (bahr, bahran, bahrain, bihar, dan abhur) dalam Al-Quran. Dalam surat Al-Kahfi ayat ke-109 tersebut dinyatakan bahwa lautan tidak akan cukup untuk menuliskan kalimat Allah. Para mufassir mengatakan bahwa itu adalah kalimat kiasan. Tetapi Az-Zamakhsyary dalam tafsirnya mengajak kita menalar bahwa pada setiap tetes air laut ada kalimat Allah yang harus diungkap karena mengandung rahasia tak terbatas. Dan, fenomena “bukan lautan tapi kolam susu” ini hanya satu rahasia laut yang telah terungkap. Di laut, tentu masih ada jutaan bahkan miliaran (untuk menyebutkan jumlah definitif, meski penulis yakin rahasia Allah itu tidak terbatas jumlahnya) rahasia lain yang menunggu untuk kita singkap dengan ilmu pengetahuan. Wallahu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar