Roti, pastinya masuk daftar makanan favorit kita selain nasi. Hadiah peninggalan kolonialisme untuk negeri kita ini tentunya sudah menjadi makanan yang familiar di setiap golongan masyarakat. Dan seiring dengan majunya jaman dan canggihnya teknologi, maka roti pun berkembang pesat dengan macam-macam variasinya. Dari roti yang terbuat dari tepung terigu putih, sampai roti yang terbuat dari tepung gandum warna coklat atau jagung. Dan menurut tabloid cara hidup yang sehat, maka roti yang terbuat dari tepung gandum warna coklat adalah yang terbaik bagi kesehatan. Saya kira anda semua pasti mengetahui informasi ini. Pilihanlah roti yang berwarna coklat (red; coklat bukan karena bumbu Cacao), karena roti ini mula dari bagaimana anda sadar akan makanan yang sehat.
Nah, bicara soal roti dan kebetulan saya kini berdomisili di negeri yang menu hari-harinya sarat dengan roti. Sarapan pagi; roti, lunch siang; roti, makan malam pun bisa roti menjadi pengganti menu utama makan malam. Roti, bagi masyarakat Eropa adalah menu utama di samping kentang dan pasta. Tidak ada kentang, silahkan makan roti, tidak punya pasta silahkan nyemil roti. Demikian motto roti bagi masyarakat Eropa.
Oleh karena roti ini demikian pentingnya, maka tidak mengherankan mutu / kualitas roti dari waktu ke waktu selalu ketat diperhatikan terkait segi kesehatan manusia, baik bagi mereka yang sehat, pasien diabetes, jantung, cholesterol, hypertensi dan lain-lain penyakit akut, dan HAM / hak azasi manusia. Bahkan sampai Komisi EU pun melindungi hal ini.
Menarik untuk kita ketahui, amankah roti yang kita beli di supermakert sebagai konsumsi makanan kita?
Dewasa ini banyak beredar dipasaran roti yang terkontaminasi bahan kimia L-Cysteine.
Apa itu L-Cysteine, dan mengapa harus ada di dalam bahan makanan roti?
Pertanyaan ini akan lebih ramai kalau kita pertanyakan pada pabrik yang membuat makanan roti. Nah, apakah mereka menggunakan bahan kimia L-Cysteine sebagai bahan pengawet, pelembut struktur untuk roti? Bila kita mengolah sendiri roti di rumah sebagai bahan konsumsi sehari-hari tentunya kita menghindari pemakaian L-Cysteine, namun pada pabrik roti tentunya perhitungan produk yang tahan lama / awet, roti yang lembut dan halus strukturnya merupakan jaminan utama bagian marketing.
Ternyata beberapa roti disupermarket dimana pada etiketnya tertera salah satu ingredientnya adalah L-Cysteine. Bahan kimia ini bahan dasarnya berasal dari bulu binatang, terutama bulu sapi, babi, dan bebek.
Ternyata ketika L-Cysteine dalam pengolahan bukan hanya menggunakan bulu yang berasal dari binatang saja, tetapi juga rambut manusia! Kita semua bertanya, darimana asal produk kimia L-Cysteine sebagai bahan penambah bumbu lezat dan tahan lamanya makanan roti ini ternyata jawabannya dari China.
China pengekspor terbesar untuk Eropa bahan kimia L-Cysteine.
Lalu apa kaitannya rambut manusia yang secara sengaja oleh pabrik di China di masukkan ke dalam olahan senyawa kimia L-Cysteine? jawabannya adalah;
> Dalam senyawa L-Cysteine ternyata 20% berasal dari bahan dasar bulu binatang bebek, dan 80% berasal dari sampah potongan rambut manusia.
> Rambut manusia lebih murah dibandingkan dengan bulu binatang. Sebab itu di China kap salon (tempat gunting rambut) rata-rata menjual hasil sampah potongan rambut manusia ini ke pabrik yang membuat L-Cysteine.
Bagaimana konsumen menghadapi hal ini?
Di jelaskan trik bagaimana kita mengetahui apakah roti yang kita beli dari supermarket itu aman dari bahan kimia L-Cysteine produksi China yang jelas-jelas menggunakan sampah potongan rambut manusia ketimbang binatang adalah;
a. Sebelum membeli roti, silahkan baca etikel yang tertera sebagai susunan bahan-bahan pembuatannya seperti kadar gula, pengawet, tepung, dan lain-lain.
b. Roti yang menggunakan bahan kimia L-Cysteine sebagai pengawet maka struktur roti akan lebih lembut dan halus. Sedangkan roti yang tidak menggunakan L-Cysteine sebagai bahan pengawet strukturnya lebih kasar dan tidak supel.
Nah, yang mana yang lebih anda suka? Yang lembut dan bagus strukturnya serta awet, atau yang tidak supel tetapi tidak mengandung bahan kimia berbahaya bagi kesehatan kita? Semuanya berpulang kepada kearifan kita memilih makanan yang sehat.
0 komentar:
Posting Komentar