Dan, bukan sampai di situ saja! Tanpa kita sadari ada yang lebih berbahaya lagi, yakni adanya simbol seks di balik sajadah tersebut. Nah sekarang, entah sengaja atau memang tidak tahu, ada gambar yang menampakkan pesan seks pada gambar sajadah, karpet alas untuk shalat di masjid-masjid.
Sajadah jenis ini sudah tersebar di masjid-masjid, namun sayang masyarakat/jama’ah masjid tidak menyadari bahwa karpet/sajadah yang mereka pakai tiap hari bergambar porno.
Mungkin sepintas itu tidak terlihat jelas dan pastinya tidak menyadari bahwa sebenarnya gambar yang kita tahu adalah sebuah mozaik, ternyata kalau kita perhatikan dengan teliti akan menyerupai (maaf) seperti sepasang orang melakukan adegan seks.
Sajadah Bergambar Babi
Seperti yang anda semua lihat, pada gambar dibawah, sebuah paparan gambaran bercorak di sajadah yang merupai wajah BABI di sehelai sejadah. Corak seakan babi di sejadah ini bermula disebarkan melalui media sosial untuk umum dan berwaspadalah terhadap produk ini.
Persoalannya telah berapa lamakah paparan bergambar babi ini telah dikeluarkan dan sudah berapa lama umat Islam kita sujud dan mencium babi di tikar shalat?
Sangat halus mainan dan agenda mereka sehingga dalam keadaan tidak sedar, bukan saja mereka masuk dalam kehidupan umat Islam melalui media elektronik, media konvensional, mubaligh, pakaian dan sebagainya, malah mereka juga ingin menembus doktrinisasi mereka sewaktu umat Islam sedang mengadap Allah swt.
Oleh itu, jika ini adalah satu agenda yang disengajakan, kita sangat berharap agar pihak terkait mengambil pendekatan untuk bersama sama mengatasinya.
Cobalah untuk mamperhatikan kembali gambar sajadah atau karpet masjid disekitar anda. Ini sepertinya sudah didesain sedemikian rapi oleh si pembuat dipabrik pembuat sajadah atau karpet masjid.
Inilah perancangan jahat Yahudi dan Nasrani yang banyak di antara kita tidak mengetahui dan sadar. Mereka akan menjadikan KITA SESAT DALAM KEADAAN BERIMAN.
Dibolehkan shalat dengan memakai alas, baik berupa tikar, sajadah, kain, atau yang lainnya selama alas tersebut tidak akan mengganggu orang yang shalat. Misalnya sajadahnya bergambar dan berwarna-warni, yang tentunya dapat menarik perhatian orang yang shalat.
Di saat shalat, mungkin ia akan menoleh ke gambar-gambarnya lalu mengamatinya, terus memperhatikannya hingga ia lupa dari shalatnya, apa yang sedang dibacanya dan berapa rakaat yang telah dikerjakannya.
“Karena itu tidak sepantasnya memakai sajadah yang padanya ada gambar masjid, karena bisa jadi akan mengganggu orang yang shalat dan membuatnya menoleh ke gambar tersebut sehingga bisa mencacati shalatnya,” (Majmu’ Fatawa wa Rasa’il Fadhilatusy Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, 12/ 362).
Walaupun dengan perkara sekecil ini, mereka tetap menjalankan rancangan jahat mereka. Diharapkan di dalam kehidupan sehari hari, kita semua lebih berhati-hati dan lebih peka setelah membaca artikel ini
“Sebagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran…,” (QS Al-Baqarah: 109).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Man tasyabbaha bi qaumin fahuwa minhum.” (Barangsiapa yang menyerupai sesuatu kaum, maka ia termasuk ke dalam golongan mereka).
Bagi mereka yang beranggapan yang penting shalatnya, bukan sajadahnya, itu sah-sah saja, tapi yang harus diwaspadai, tujuan dari gambar ini ada di sajadah kita adalah karena Zionis Yahudi ingin menyimpan dalam otak kita akan simbol mereka.
Secara tidak lngsung otak kita akan merekam simbol itu, dan perlahan kita akan terus ingat simbol itu, lalu ajaran yang mereka bawa akan sangat mudah meresap di otak ini karena sebelumnya kita sudah merekam simbol-simbol Zionis Yahudi itu dari sajadah yang kita gunakan setiap hari.
Dari Aisyah ra ia berkata:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri untuk shalat di kain yang ada ukirannya. Tatkala selesai shalat beliau bersabda, ‘Pergilah kalian dengan kain ini kepada Abi Jahm bin Hudzaifah dan datangkanlah kepadaku dengan kain tebal yang tidak ada ukirannya (anbijansyah), karena sesungguhnya kain yang ada ukirannya itu telah menggagguku dalam shalat’.”
Jika ingin membeli sajadah, belilah sajadah yang polos atau setidaknya tidak memiliki banyak gambar-gambar. Atau jika sudah terlanjur memiliki sajadah yang bergambar, bisa juga di sajadah itu di alasi dengan kain putih, seperti yang mungkin pernah kita lihat saat shalat di masjid.
Sajadahnya penuh gambar, kemungkinan ta’mir masjid tahu kalau sajadah bergambar ini akan mengganggu kekhsyusukan dalam beribadah, maka dialasilah dengan kain putih bersih di bagian ujung-ujung sajadah.
Selain itu, pilihlah sajadah yang berukuran kecil, jangan yang lebar, kenapa? Karena dengan sajadah yang lebar itu, menyebabkan shaf-shafnya tidak merapatkan, lantaran lebar, yang hanya untuk dia sendiri. Walhasil, shaf pun tidak rapat. Semoga Allah selalu melindungi kita, di mana pun kita berada. Wallahu a’lam. (salam-online/ blogspot.com).
0 komentar:
Posting Komentar