Latest News
Kamis, 12 Februari 2015

Malam Lailatul Qadar Dalam Sisi Ilmiah

Tidak banyak orang yang peduli dengan bukti ilmiah tentang (malam) Lailatul Qadr. Setelah mencari di mesin Google, penulis menemukan sebuah tweet dari akun BasongStil dengan ungkapan:

“Orang=orang yang bekerja di NASA mungkin merasa ada yang fenomena beda saat malam Lailatul Qadar, tapi mereka bingung dan heran, fenomena apa itu?”

Selebihnya tidak ada yang membahas kaitan malam Lailatul Qadar dengan NASA.

Kepala Lembaga Mukjizat Ilmiah Al-Quran dan Sunnah di Mesir, Dr. Abdul Basith As-Sayyid menegaskan, Badan Nasional Antariksa Amerika (NASA) telah menyembunyikan kepada dunia bukti empiris ilmiah tentang (malam) Lailatul Qadar.

Ia menyayangkan kelompok jutawan Arab yang kurang perhatian dengan masalah ini sehingga dunia tidak mengetahuinya. Menurutnya, sesuai dengan hadits Nabi bahwa malam Lailatul Qadar adalah “baljah” (بَÙ„ْجَØ©); (tingkat suhunya sedang), tidak ada bintang atau meteor jatuh ke (atmosfer) bumi, dan pagi harinya matahari keluar dengan tanpa radiasi cahaya.”

Sayyid menegaskan, terbukti secara ilmiah bahwa setiap hari (hari-hari biasa) ada sekitar 20 ribu meteorit yang jatuh ke atmosfer bumi, kecuali malam Lailatul Qadar dimana tidak ada radiasi cahaya sekalipun.

Hal ini sudah pernah ditemukan Badan Antariksa NASA 10 tahun lalu. Namun mereka enggan mempublikasikannya dengan alasan agar non Muslim tidak tertarik masuk Islam. Statemen ini mengutip ucapan seorang pakar di NASA Carner, seperti yang dikutip oleh harian Al-Wafd Mesir.

Dalam Islam kita mengenal adanya 4 bulan suci, yaitu Dzulka’idah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Ramadhan yang berarti panas pun tidak termasuk sebagai bulan suci. Mengapa Ramadhan dipilih untuk puasa sebulan penuh?

Dalam ilmu astronomi, Radiasi Matahari memiliki siklus 11 tahunan. Di tahun 2007 sendiri merupakan akhir dari siklus ke 23 sejak pengamatan pertama pada abad 18.
Tahun 2007 merupakan akhir dari siklus ke 23 sejak pengamatan pertama pada abad 18.
Bumi dilindungi Magnestosphere, sehingga dampak badai radiasi bukan terjadi pada sisi bumi yang menghadap matahari (siang hari).

Saat badai radiasi matahari datang, dampaknya justru terasa pada bagian bumi yang membelakangi matahari (malam hari). Radiasi dimalam hari itu akan mempengaruhi tingkat getaran otak.
Bumi dilindungi Magnestosphere, sehingga dampak badai radiasi bukan terjadi pada sisi bumi yang menghadap matahari (siang hari).
Saat badai radiasi matahari datang, dampaknya justru terasa pada bagian bumi yang membelakangi matahari (malam hari).
Radiasi dan gravitasi bulan purnama juga meningkatkan permukaan air laut dan kehidupan makhluk laut di malam hari. Selain itu Radiasi dan gravitasi bulan purnama juga dapat menarik air dalam membran otak dan lebih menggetarkan sel-sel otak.

Getaran sel otak menggambarkan tingkat kesadaran dan aktivitas otak.

Umat muslim dianjurkan puasa sunnah 3 hari “shaumul biidh” pada saat terang bulan setiap tanggal 13, 14, dan 15 bulan-bulan Hijriyah dan menghidupkan malam-malamnya.

Tingkat radiasi bervariasi 0-100,000 dan di skala S1-S5 oleh NOAA.

Berdasarkan pengamatan, radiasi sebesar 1000 MeV particles s-1 ster-1 cm-2 terjadi 10 kali dalam satu siklus 11 tahunan, atau terjadi setiap 13 bulan sekali.

Radiasi sebesar 1000 MeV particles s-1 ster-1 cm-2 ini digolongkan dalam skala S3, dan mulai berbahaya bagi manusia sebesar 1 chest x-ray.

Radiasi dengan siklus 11,7 bulan (1 tahun hijriyah) adalah sebesar 800 MeV particles s-1 ster-1 cm-2
Tingkat radiasi bervariasi 0-100,000 dan di skala S1-S5 oleh NOAA.
Radiasi dengan siklus 11,7 bulan (1 tahun hijriyah) adalah sebesar 800 MeV particles s-1 ster-1 cm-2
Seperti umat Islam ketahui, bahwa malam kemuliaan Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, yang mengutip dari surah ke 97 ayat 3 pada Surah Al Qadr dalam kitab suci Al-Qur’an. Berikut isi Surah tersebut:



al qadr


Mengarah pada hipotesa malam Lailatul Qadar.

• Siklus satu tahunan (hijriyah) bernilai 1000 x bulan purnama

• Malam yang nilainya 1000 bulan purnama adalah Lailatul Qadr

• Lailatul Qadr terjadi di bulan Ramadhan

• Jadi siklus badai matahari yang berulang setiap satu tahunan (hijriyah) terjadi setiap bulan Ramadhan

Itulah sebabnya…

• Sejarah para nabi menunjukkan bahwa mereka senang merenungkan hakekat kehidupan, bertapa, pada setiap bulan Ramadhan.

• Secara umum wahyu-wahyu tentang ajaran agama yang membutuhkan tingkat pemahaman yang tinggi, banyak yang diturunkan di malam-malam bulan Ramadhan.

• Penataan ayat-ayat Al Quran ke dalam surat-surat seperti yang tersaji saat ini, dilakukan Nabi Muhammad pada malam-malam bulan Ramadhan.

• Umat muslim diajak untuk menghidupkan malam-malam di bulan Ramadhan

• Lebih utama adalah i’tiqaf di masjid pada 10 malam terakhir, pada malam-malam sebelum dan setelah Lailatul Qadr

“Three in One” di bulan Ramadhan.

• Untuk bisa mengaji malam Ramadhan dibutuhkan energi ekstra

• Kenyataannya puasa siang hari bukanlah menyebabkan tubuh kekurangan / kehabisan energi

• Justru puasa menghemat energi tubuh 10% karena tidak digunakan untuk mencerna makanan

• Energi yang dihemat ini sangat membantu pemahaman pelajaran di malam hari

• Three in One di bulan Ramadhan

1. Efektif memahami Al Quran di malam hari
2. Detoksifikasi dan Manajemen Energi di siang hari
3. Kembali fitrah setelah berpuasa 28 hari berturut-turut

Manfaatkan malam-malam Ramadhan

• Untuk dapat dengan mudah memahami makna kehidupan secara komprehensif dan benar, manfaatkan keenceran otak di kesunyian malam Lailatul Qadr

• Untuk mendapat pemahaman lebih luas, malam-malam di sekitar Lailatul Qadr juga oke (10 malam terakhir Ramadhan)

• Lebih oke lagi kalau dimulai malam pertama Ramadhan, mumpung siangnya berpuasa

• Hasil renungan malam ini harus dapat kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari

• Nikmat hidup akan diperoleh jika kita berkontribusi positif kepada kehidupan dunia dengan berserah diri kepadaNya

• Nikmat kehidupan akhirat akan diperoleh bila kita mampu selalu menikmati dan mensyukuri kehidupan dunia

Andai ada kekurangan, semata karena kedangkalan ilmu.
Andai ada yang kurang berkenan, semata karena awam berkomunikasi.
Mohon maaf atas segala kelemahan. Semoga bermanfaat.

Wallahu ‘alam bissawab
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Malam Lailatul Qadar Dalam Sisi Ilmiah Rating: 5 Reviewed By: Muslimina