Mereka dapat dibandingkan dengan tornado karena keduanya adalah fenomena cuaca yang berupa kolom udara yang berputar dan berorientasi vertikal. Umumnya tornado berhubungan dengan sirkulasi induk yang lebih besar, mesocyclone di belakang badai supercell. Sedangkan Dust Devil membentuk updraft (aliran udara naik) berputar-putar dalam kondisi cuaca cerah, dan jarang mendekati intensitas tornado.
Istilah bahasa Inggris Australia "willy-willy" atau "whirly-whirly" diduga berasal dari Yindjibarndi atau bahasa tetangga.
Di Arab Saudi, Kuwait, Kazakhstan, dan Yordania, dust devil sering mencapai ratusan meter tingginya dan biasanya dianggap sebagai Djin ("jin" atau "setan").
Mesir memiliki fasset el 'afreet, atau "angin hantu". Di Iran, jenis angin ini biasanya disebut "Gerd baad", atau "angin berputar".
Di Kikuyu, Kenya, dust devil dikenal sebagai Ngoma cia, yang berarti "setan perempuan".
Di Brazil, dust devil disebut redemoinho. Juga di Portugal dikenal secara lokal sebagai remoinho (diterjemahkan sebagai rotasi yang kontinu).
Di AS, ketika mereka terjadi di kota-kota atau di daerah urban, mereka biasanya disebut "tornado Nevada" atau "tornado Chicago" karena Chicago terkenal dengan anginnya, meskipun dust devil sebenarnya langka terjadi di Chicago.
Efek berputar, bersama dengan gesekan permukaan, biasanya akan menghasilkan momentum ke depan. Dust devil mampu menopang dirinya sendiri dengan bergerak diatas sumber permukaan udara panas.
Begitu udara panas yang tersedia didekat permukaan semuanya telah disalurkan ke dust devil, udara dingin disekitarnya akhirnya akan tersedot masuk Saat ini terjadi, efeknya dramatis, dust devil akan menghilang dalam hitungan detik. Biasanya ini terjadi ketika dust devil tidak bergerak cukup cepat (deplesi) atau mulai memasuki daerah dimana suhu permukaannya lebih dingin, menyebabkan ketidakseimbangan.
Kondisi tertentu meningkatkan kemungkinan pembentukan dust devil ;
~Dataran tandus, padang pasir atau aspal: kondisi datar meningkatkan kemungkinan "bahan bakar" udara panas hampir konstan. Kondisi berdebu atau berpasir akan menyebabkan partikel terjebak dalam pusaran, membuat dust devil mudah terlihat.
~Langit cerah atau kondisi berawan ringan: permukaan perlu menyerap sejumlah besar energi matahari untuk memanaskan udara dekat permukaan dan menciptakan kondisi dust devil yang ideal.
~Terang atau tidak ada angin dan suhu atmosfer dingin: Faktor yang mendasari untuk keberlanjutan dust devil adalah perbedaan temperatur yang ekstrim antara udara dekat-permukaan dan atmosfer. Kondisi berangin akan mengacaukan efek berputar dari dust devil.
Di Bumi, dust devil yang paling kecil dan lemah, diameternya sering kurang dari 3 kaki (0,9 m) dengan angin maksimum rata-rata sekitar 45 mil per jam (70 km / jam), dan mereka sering menghilang kurang dari satu menit setelah pembentukan. Pada kesempatan langka, dust devil dapat tumbuh sangat besar dan intens, kadang-kadang mencapai diameter sampai 300 kaki (90 m) dengan kecepatan angin lebih dari 60 mph (100 km / jam) dan dapat bertahan selama lebih dari 20 menit sebelum menghilang.
Kelistrikan
Medan listrik membantu vortisitas dalam mengangkat material dari tanah dan ke udara. Percobaan lapangan menunjukkan bahwa dust devil dapat mengangkat 1 gram debu per detik dari setiap meter persegi tanah yang dilewati. Dust devil berukuran besar, diameter sekitar 100 meter (330 kaki) pada dasarnya dapat mengangkat sekitar 15 ton metrik (17 ton singkat) debu ke udara dalam 30 menit. Raksasa badai debu yang menyapu seluruh gurun di dunia memberikan kontribusi 8% debu mineral ke dalam atmosfer setiap tahun selama beberapa badai yang terjadi. Sebagai perbandingan, dust devil (yang secara signifikan lebih kecil) yang terjadi di padang pasir selama musim panas, mengangkat debu tiga kali lebih banyak, sehingga memiliki dampak total yang lebih besar pada kandungan debu di atmosfer. Ketika ini terjadi, mereka sering disebut pilar pasir.
0 komentar:
Posting Komentar