Dewasa ini karantina dianggap sebagai sarana terpenting dalam mencegah penyebaran penyakit menular. Ketika karantina diberlakukan di sebuah ilayah yang terserang epidemic, maka setiap orang dilarang keluar masuk wilayah tersebut.
Kedokteran modern membuktikan baha seseorang yang sehat di negeri yang berwabah kadang menjadi carrier (pembawa) mikroba. Banyak wabah yang menyerang manusia, tetapi tida setiap orang yang tubuhnya dimasuki mikroba akan terserang penyakit. Mungkin hanya terkontaminasi saja
Wabah
Wabah adalah istilah umum untuk menyebutkan kejadian tersebarnya penyakit pada derah yang luas dan banyak orang, maupun untuk menyebut penyakit yang menyebar tersebut. WAbah dipelajari dalam epidemologi.
Contoh wabah yang sangat terkenal adalah wabah pes yang terjadi di Eropa pada zaman pertengahan yang terkenal dengan
The Black Death. Al-Waqidi menuturkan pada peristiwa baah amwas, sebanyak 25.000 muslim di Syam meninggal dunia. Bahkan ada yang menyatakan 30.000 orang, sebagaimana disebutkan Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wa an- Nihayah.
Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad disebutkan bahwa Rasullulah bersabda,“ umatku tidak akan musnah kecuali oleh dua perkara: tha’n (penghiatan) dan tha’un (wabah).”Aisyah berkata, “wahai rasulullah, kalau tha’un kami sudah tahu itu. Tetapi apa yang dimaksud dengan tha’un. Ia adalah penyakit yang seperti unta. Orang yang tetap bermukmin disana, ia setara dengan orang yang mati syahid. Dan orang yang lari dari sana, sama dengan orang yang lari dari peperangan.
Hadist ini menjadi dasar prinsip karantina medis yang hikmahnya tidak diketahui kecuali setelah abad ke-20. Jika terjadi wabah yang menular di satu negeri, maka harus ditetapkan system karantina medis. Sehingga tak satupun orang boleh masuk kesana. Penduduk negeri itu pun dilarang keluar dari negerinya karena dikhawatirkan dapat menularkan wabah tersebut ke tempat lain
0 komentar:
Posting Komentar