Latest News
Jumat, 13 Maret 2015

Tulisan “Kafir” Di Darah Si Anak

Tulisan “Kafir” Di Darah Si Anak

Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U.

Peminat Sains Qur’an/Dosen Pasca Sarjana Magister Teknik Sipil UIR

Mari kita simak informasi Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-Kahfi: “Akhirnya saat berpisah, nabi Khidir menjelaskan alasannya, “Dan adapun anak itu, adalah anak dari ibu bapaknya adalah mu’min. maka kami khawatir bahwa dia akan menjerumuskan keduanya kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki agar Tuhan mereka mengganti dengan anak lain yang lebih suci dan sayang pada mereka.” (Q.S. Al-Kahfi 18:80-81)

Kisah nabi Musa berguru ilmu kepada nabi Khidir sangat menarik untuk dibahas, karena banyak sekali nilai yang tidak normal di dalamnya. Di sana diceritakan bahwa Nabi Khidir meminta Musa agar tidak mengkritik ketika Nabi Khidir membunuh seorang anak yang tidak berdosa. Namun Nabi Musa tetap bertanya, “mengapa engkau bunuh anak yang suci, padahal anak itu tidak melakukan pembunuhan sehingga harus dibalas bunuh ?

Rupanya nabi Khidir mempunyai info mengenai masa depan anak tadi, yang kelak akan menjadi orang jahat dan mengancam orangtuanya akan menjadi sesat dan kafir. Mumpung masih kecil dibunuh saja, lalu dimintakan kepada Allah mengganti dengan bibit yang baru yang kelak menjadi anak yang saleh. Aneh bukan ? Logika nabi Khidir yang ganjil tadi sempat merepotkan para Ahli Tafsir Al-Qur’an. Ada yang mengatakn bahwa tindakan itu adalah pengecualian khusus untuk nabi Khidir saja karena punya ilmu rahasia. Ahli tafsir lain menghindari pembahasan tentang hal itu dan hanya membahas tentang makna Ghulam (anak) yang dibunuh, apakah sudah mimpi basah atau belum ? Al-Kalbi dan Ad-Dihak memperdebatkan nama si anak, apakah Syam’un atau Khaisun ? Wahab dan Suhail memperdebatkan nama Bapak dan Ibunya, apakah Salas dan Ruhma atau Kazir dan Sahwin ? Imam Al-Qurthuby sendiri berdalil bahwa bagi Allah sah-sah saja membunuh sang anak tanpa dosa, sebab -Allah yaf’alu liman yurid- Dia berbuat sekehendaknya-titik. Tafsir seperti ini pasti tidak menghentikan inti masalah tentunya.

Tafsir seperti ini tentu tidak menjawab inti masalah. Ada tafsiran lain yang mengisahkan bahwa ketika Nabi Musa menegur soal pembunuhan anak itu, Nabi Khidir marah lalu memotong bahu kiri mayat si anak, ternyata di urat darahnya ada tulisan “kafir tidak akan beriman selamanya!” Konon sang ibu akhirnya hamil lagi dan melahirkan anak perempuan yang salihah yang menurunkan 70 nabi-nabi. Kini, peristiwa membunuh anak berbakat buruk supaya di ganti dengan yang lebih baik sudah mulai bisa di jelaskan oleh ilmu pengetahuan. Pengetahuan Nabi Khidir tentang masa depan si anak kelak kalau sudah dewasa, bisa jadi berhubungan dengan kode genetika. Setiap mahluk hidup, termasuk manusia, mempunyai gen pembawa faktor keturunan yang tertulis dalam rantai molekul DNA (Deoxyribo-Nucleic-Acid) yang terdapat dalam kromosom. DNA berisi kode, intruksi kepada sel-sel dalam membelah diri dan tumbuh dengan fungsi masing-masing. Segala hal sudah ‘ditulis’ di situ, batas pertumbuhan kuku, warna kulit,rambut, tinggi badan, sampai kelemahan dan bakat penyakit setiap orang. Kode ini di wariskan turun-temurun.

Teknologi modern (fmipauncen.com, yang bersumber dari Kompas) memberikan jawaban yang lebih lengkap. Di masa depan, dengan hanya mengambil sedikit sampel darah ibu hamil untuk pemeriksaan DNA, akan dapat diketahui beragam kondisi dan kelainan calon bayi. Bukan hanya penyakit down syndrome, tapi juga warna mata, tinggi badan, risiko depresi dan penyakit kanker, hingga risiko si anak kelak akan menjadi gay atau heteroseksual. Memang semua kemajuan itu masih dalam tahap riset. Tetapi para ilmuwan bersemangat mendalami hal ini, dan diperkirakan dalam waktu tidak lama lagi hal itu akan terwujud. Kini, para ahli tengah membicarakan aspek etika dari temuan baru ini. Melakukan pemeriksaan DNA janin dari sampel darah ibu hamil tak diragukan lagi menjadi kemajuan besar dalam dunia kedokteran dan penanganan kehamilan. “Tetapi mewujudkan hal itu dalam praktik sehari-hari sangat berisiko pada aspek legal, etikal dan sosial,” kata Jaime King, dari UC Hastings College of Law yang mendalami bidang pemeriksaan genetik.

Isu etika dan sosial ini mengemuka karena adanya kekhawatiran para calon orangtua akan memilih melakukan aborsi setelah hasil tes DNA menunjukkan calon bayi mereka ternyata “tidak cukup baik” untuk dilahirkan. Sudah sejak lama dunia kedokteran mengetahui prosedur pengambilan contoh DNA janin dengan risiko keguguran yang minimal. Tetapi dengan mengambil contoh darah ibu, risiko keguguran itu hampir tidak ada. Kemajuan ini membuat banyak ibu hamil tertarik melakukan pemeriksaan DNA untuk mengetahui berbagai hal seputar kondisi janinnya. Hasil tes ini bahkan bisa diketahui sejak kehamilan masih dini sehingga ditakutkan membuka kesempatan untuk dilakukannya aborsi. Dalam sejumlah penelitian yang dipublikasikan akhir tahun lalu, para ilmuwan yang tertarik pada teknologi DNA telah mampu merekonstruksi genetik bayi dengan memperbaiki bagian dari DNA janin yang berasal dari sirkulasi darah ibu. Kemajuan ini, ditambah dengan turunnya harga analisa DNA akan membuka pintu pada pemeriksaan gen individual. Hasilnya akan jauh lebih akurat dari pemeriksaan yang ada sekarang ini. Hank Greely, profesor hukum dari Stanford University mengungkapkan, dalam 5-10 tahun lagi dokter akan bisa mengungkap 100-200 jenis penyakit hanya dari pemeriksaan DNA. “Pemeriksaan kehamilan akan memberi banyak informasi tentang genetik anak,” katanya. Informasi tersebut di satu sisi berguna, tapi pada saat yang sama menimbulkan pertanyaan mengenai tanggung jawab para calon orangtua yang melakukan rekayasa genetik. Belum lagi kesiapan mental para orangtua. Bila anak lahir dengan kondisi yang sudah diketahui sejak awal, keberadaan tes ini akan mengubah “dari sesuatu yang terjadi”, pada sesuatu yang sudah diantisipasi.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Tulisan “Kafir” Di Darah Si Anak Rating: 5 Reviewed By: Muslimina