Pada tulisan sebelumnya telah diceritakan tentang orang yang dirindui oleh Rasulullah saw. Berikut ini adalah kisah yang terkait dengan keistimewaan ‘ikhwan’ atau saudara-saudara Nabi Muhammad saw. yang dirindukan itu. Keistimewaan itu terkait dengan keimanan.
“Siapakah yang paling ajaib imannya?” tanya Rasulullah. “Malaikat,” jawab sahabat.
“Bagaimana para malaikat tidak beriman kepada Allah sedangkan mereka senantiasa dekat dengan Allah?” jelas Rasulullah.
Para sahabat terdiam sejenak. Kemudian mereka berkata lagi, “Para nabi.”
“Bagaimana para nabi tidak beriman, sedangkan wahyu diturunkan kepada mereka?”
“Mungkin kami,” ujar seorang sahabat.
“Bagaimana kalian tidak beriman sedangkan aku berada ditengah-tengah kalian,” tukas Rasulullah menyanggah hujah jawaban sahabatnya itu.
“Kalau begitu, hanya Allah dan Rasul-Nya saja yang lebih mengetahui,” jawab seorang sahabat lagi, mengakui kelemahan mereka.
“Kalian ingin tahu siapa mereka? Mereka ialah umatku yang hidup selepasku. Mereka membaca Al Quran dan beriman dengan semua isinya. Berbahagialah orang yang dapat berjumpa dan beriman denganku. Dan tujuh kali lebih berbahagia orang yang beriman denganku tetapi tidak pernah berjumpa denganku,” jelas Rasulullah.
“Aku sungguh rindu hendak bertemu dengan mereka,” ucap Rasulullah lagi.
Demikianlah karakter orang yang oleh Nabi disebut memiliki keimanan yang ajaib. Keimanan yang tidak didukung oleh keyakinan melalui pertemuan dan pandangan. Seolah Nabi ingin menyatakan, kok bisa ada orang-orang yang mempercayai sesuatu padahal ia tidak melihat dan tidak pernah menyaksikan sesuatu tersebut dengan mata kepala mereka sendiri.
Itulah keistimewaan orang-orang yang beriman di akhir jaman, yang lebih ajaib daripada keimanan para sahabat, para nabi, dan malaikat sekalipun.
Dari Ibnu Muhairiz ia berkata; Aku bertanya kepada Abu Jumu’ah, ia adalah seorang sahabat: “Ceritakan sebuah hadits kepadaku yang engkau dengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” Ia mengatakan, “Baik, aku akan menceritakan kepadamu sebuah hadits yang bagus. Kami pernah makan siang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kami bersama Abu Ubaidah bin Al Jarrah. Ketika itu Abu Ubaidah berkata: ‘Wahai Rasulullah, adakah orang yang lebih baik dari kami yang telah masuk Islam dan berjihad bersama engkau?’ Beliau bersabda: ‘Iya [ada], yaitu orang-orang yang hidup setelah kalian. Mereka beriman kepadaku padahal mereka tidak pernah melihatku.’” [Hadits dalam Sunan Ad Darimi: 2626]
Semoga kita bisa termasuk orang-orang yang paling ajaib imannya.
0 komentar:
Posting Komentar