Latest News
Selasa, 10 Maret 2015

Adnan Menderes Pemimpin Turki Yang Dihukum Mati


Berjuang dari Keajaiban

Masyhur di kalangan masyarakat Turki tersebar kisah bahwa Adnan Menderes menaiki sebuah pesawat terbang. Saat di angkasa, salah satu mesin pesawat mati. Pilot pesawat sudah mengumumkan keadaan emergency. Menderes mengikrarkan diri, jika Tuhan menyelamatkan dirinya, ia berjanji untuk mengembalikan kejayaan Islam di Turki. Pesawat pun terbakar. Satu-satunya penumpang yang selamat, hanya dirinya.


Ali Adnan Ertekin Menderes (lahir di Aydin tahun 1899) adalah seorang Perdana Menteri Turki yang berkuasa pada era lima puluhan, muncul dari bawah pengaruh Ataturk untuk kemudian menantang sekularisme legislatif pemerintahan, meskipun ia memasukan Turki dalam keanggotaan NATO dan membuatnya sebagai ujung tombak Barat melawan Uni Soviet, itu tidak membantu dia ketika tentara bergerak melawannya dalam kudeta militer pertama dalam sejarah Turki modern, ia dijatuhi hukuman gantung bersama sejumlah rekan-rekannya setelah satu dekade berkuasa dipemerintahan Turki.

Menderes bukanlah orang yang menganut paham Islamis Fundamental, tetapi dia adalah seorang anggota dari Partai Republik Rakyat, yang didirikan oleh Ataturk dan merupakan salah satu wakil partai di Parlemen Turki. Namun pada tahun 1945 bersama tiga legislator lainnya ia berdiri menentang pemimpin partai dan Perdana Menteri Ismet Inonu sang penerus Ataturk yang juga pewaris paham Sekuler Turki. Pergerakannya itu kemudian berlanjut dengan membentuk Partai Demokrat yang ia pimpin sendiri bersama empat wakil lainnya dari Partai Republik Rakyat.

Pada Pemilu tahun 1946 Partai Demokrat pimpinan Menderes mendapatkan jatah 62 kursi di Parlemen Turki. Namun dalam pemilu selanjutnya yang dilaksanakan pada tahun 1950, Partai Demokrat mendapatkan suara mayoritas sehingga ia bisa membentuk pemerintahan baru dengan berdasarkan paham yang diusung oleh partai Demokrat yg dipimpinnya itu, kepemimpinannya ini membatasi pengaruh sekulerisme Partai Republik Rakyat yang berkuasa sejak tahun 1923.

Dalam kampanyenya, Menderes sering menyuarakan untuk  menutup segala prosedur ketat Sekularisme di Pemerintahan yang dilakukan pendahulunya, diantaranya adalah mensahkan Shalat, Teks Al-qur’an dan Adzan dalam Bahasa Turki serta menutup Sekolah dan Lembaga Agama .

Ketika Menderes meraih kemenangan mutlak pada Pemilu 1950, ia menepati janjinya untuk membatalkan prosedur dan aturan sekuler tersebut, dimana Shalat dan Adzan yang dikumandangkan kembali dalam bahasa Arab, mengaktifkan kembali Sekolah dan Lembaga Agama juga membangun Pusat Pendidikan Tinggi Agama yang terbuka bagi Kaum Religius Turki. Selain itu, ia juga melakukan perbaikan dan pembangunan yang komprehensif di Turki, termasuk membangun kualitas Pertanian, pembukaan Pabrik dan Pembangunan Jalan, Jembatan, Sekolah dan Universitas.

Reformasi Menderes yang Komprehensif memberikan kontribusi pada pengembangan kehidupan ekonomi di Turki, di mana pengangguran dapat berkurang, perdagangan bebas serta menciptakan kehidupan masyarakat dalam periode stabilitas politik dan juga meringankan ketegangan yang sudah umum terjadi di kalangan penduduk dan negara karena tindakan anti-Islam dan manifestasi agama dan ibadah.

Menderes tidak langsung mengumumkan bahwa turki berada dalam prosedur pemerintahan yang Islamis atau pro-Islam, tetapi sebaliknya, ia menempatkan Turki di jantung dunia Barat ketika Turki bergabung dalam pakta pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan memajukan barikade dan dukungan Turki ke arah politik Barat selama Perang Dingin, mendirikan hubungan kuat dengan Amerika Serikat dan mendukung rencana di kawasan dan di luar termasuk pengiriman pasukan Turki ke Korea serta menempatkan Turki dalam menghadapi gerakan Nasionalis Arab yang dipimpin oleh Gamal Abdel Nasser.

Dalam pemilihan tahun 1954 ia memenangkan suara mayoritas secara mutlak dari Partai Demokrat yang meneruskan Menderes sebagai perdana menteri, tetapi ia tidak berhasil dalam menyelamatkan ekonomi Turki yang kian memburuk yang mengakibatkannya kehilangan sebagian kursi parlemen dalam pemilu 1957.

Dengan berakhirnya dekade limapuluhan pemerintahan internal Menderes telah memprovokasi kekuatan sekuler yang diam-diam juga mampu memobilisasi kekuatan sosial terutama di universitas-universitas dan tentara untuk menentang kebijakan pemerintah, kerusuhan dan demonstrasi besar-besaran pecah di jalan-jalan Istanbul dan Ankara. para siswa dari Akademi Angkatan Darat Turki melakukan mobilisasi masa menuju gedung parlemen di Ankara untuk memprotes beberapa kebijakan Menderes.

Pada pagi hari tanggal 27 Mei 1960 tentara Turki menggerakan kudeta militer pertama selama era Republik, dimana 38 perwira yang dipimpin oleh jendral Gorsel Jamal merebut kekuasaan dari tangan pemerintah yang dipimpin oleh Menderes, kudeta itu juga menyebutkan 235 jenderal dan sekitar lima ribu perwira termasuk kepala staf telah dipensiunkan, menutup segala aktifitas Partai Demokrat sekaligus menangkap Perdana Menteri Adnan Menderes dan Presiden Jalal Bayar dengan sejumlah Menteri dalam kabinet untuk kemudian dikirim ke penjara di Pulau Ada Asa.

Setelah persidangan palsu yang dilaksanakan oleh Majelis Tinggi Militer Turki, petinggi militer memutuskan hukuman penjara seumur hidup untuk Presiden Jalal Bayar, dan hukuman gantung untuk perdana mentri Menderes dan dua mentrinya yaitu Menteri Luar Negeri Fatin Rüştü Zorlu dan menteri keuangan Hasan Polatkan, atas tuduhan “hanya” niat mereka untuk menggulingkan paham Sekulerisme Negara dan pembentukan Negara Agamis.


Hasil Perjuangannya

Banyak pejuang yang selalu mengatakan, "Tugas kita berjuang. Hasil urusan Allah." Maka bisa dipastikan, perjuangan yang hanya berorientasi proses, akan mudah goyah, putus asa, jalan di tempat, dan membabi buta.

Setelah era runtuhnya Khilafah Utsmaniyah di Turki, 87 tahun lalu, pejuang-pejuang yang tidak berorientasi hasil mundur terlalu jauh ke belakang. Sibuk mencaci maki keadaan. Mengkafir-kafirkan saudara muslim yang tidak sejalan. Bangga dengan kumpulan manusia yang tak dikenalkan jihad, karena jihad ditiadakan. Kumpulan manusia yang tidak berpengelaman mengurus organisasi, karena yayasan dan lembaga kebajikan ditiadakan. Lalu output apa yang akan dilahirkan? Tidak ada, kecuali generasi pendengki, pencaci, pemaki, dan peratap keadaan dengan jampi-jampi melankolis, sambil menunggu mukjizat turun dari langit tanpa setetes darah yang dikorbankan.

Sedangkan seorang Adnan Menderes, hanya dalam 10 tahun perjuangannya, sekolah-sekolah Islam yang ia buka, lembaga-lembaga tahfizh yang ia gerakkan, masjid-masjid yang ia bangun, adzan yang ia kembalikan dengan bahasa Arab, ternyata sejak tahun 1996 bermunculan Necmettin Erbakan, hingga penghujung tahun 2006, benih-benih dakwah Menderes bermunculan seperti: Abdullah Gull, Recep Tayip Erdogan, dan generasi terbaik Turki saat ini.

Adnan Menderes bagi dunia Islam, tak terlalu banyak orang yang mendengar. Karena ia tak pandai menulis buku-buku, hingga tak ada yang menjulukinya Allamah Mujtahid Mutlaq Syaikh. Tapi pengorbanannya menjadi teladan bagi generasi muda Turki, sejajar dengan Imam Syahid Hasan Al-Banna, Sayyid Quthb, Raja Faisal, yang tinta darahnya melegenda, tidak sekedar buku-buku kecil yang membingungkan generasi di kemudian hari. Tentu kita bisa memilah-memilih, mana pejuang Syariah sejati dan mana yang sekedar ilusi. Wallahu A'lam
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Adnan Menderes Pemimpin Turki Yang Dihukum Mati Rating: 5 Reviewed By: Muslimina